Jokowi Bakal Setop Ekspor Bauksit, Timah dan Tembaga Mentah

Jokowi Bakal Setop Ekspor Bauksit, Timah dan Tembaga Mentah

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Jumat, 11 Mar 2022 14:12 WIB
Presiden Jokowi saat hadir di Dies Natalis ke-46 UNS, Juat (11/3/2022).
Presiden Jokowi saat hadir di Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022). (Foto: dok UNS)
Solo -

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan akan secara bertahap menyetop ekspor bahan mentah. Sebab menurutnya, Indonesia selama beratus-ratus tahun hanya mendapatkan keuntungan sedikit dari mengirim bahan mentah.

"Sudah sering kita sampaikan, sudah bertahun-tahun, puluhan tahun, ratusan tahun kita selalu ekspor bahan mentah. Sejak VOC lho kita ini, sampai sekarang masih. Kita tidak mendapatkan nilai tambah," kata Jokowi dalam sidang senat Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jumat (11/3/2022).

Hal ini disampaikan setelah Jokowi memaparkan kondisi perekonomian global yang menghadapi situasi ketidakpastian. Menurutnya, dibutuhkan keberanian untuk meningkatkan perekonomian negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penghentian ekspor bahan mentah, kata Jokowi, sudah dimulai dari komoditas nikel pada 2020 lalu dan menggantinya dengan mengekspor barang setengah jadi dan barang jadi. Dia mengklaim langkah tersebut terbukti menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar.

"Nikel setop, tidak ada lagi yang tanya ekspor bahan mentah nikel, setop. Apa yg terjadi? Tujuh tahun lalu kita kita ekspor bahan mentah nikel USD 1 sampai 1,5 miliar, kira-kira Rp 15-20 triliun," kata dia.

ADVERTISEMENT

"Karena kita setop dan muncul industrial down streaming, hilirisasi, industrialisasi. Tahun 2021 kemarin karena bentuknya sudah berubah setengah jadi dan jadi, naik menjadi USD 20,8 miliar. Artinya dari Rp 15 triliun menjadi kurang lebih Rp 300 triliun. Baru satu barang yang namanya nikel," imbuhnya.

Selanjutnya, Jokowi akan mulai menyetop ekspor bauksit hingga timah dan tembaga. Namun rupanya langkah itu diganjal oleh negara-negara lain dengan menggugat Indonesia.

"Begitu kita bilang setop nikel, setop bahan mentah nikel, kita digugat sama Uni Eropa, belum rampung hingga sekarang. Nggak apa-apa. Belum selesai, saya perintah lagi bauksit, biar digugat lagi. Bauksit setop tahun depan, kemudian timah atau tembaga, biar digugat lagi, nggak apa-apa, belum tentu kita kalah, belum tentu kita menang juga," tegasnya.

Jokowi pun menegaskan cara ini harus dicoba agar keuntungan Indonesia tidak diambil oleh asing. Meski demikian, Jokowi mengatakan Indonesia terbuka dengan kerja sama, namun investasi harus dilakukan di dalam negeri.

"Saya sampaikan saat G20 Italia, Indonesia tidak tertutup tapi industri jangan di tempatmu terus dong. Paling tidak setengahnya bawa di Indonesia, atau semuanya bawa di Indonesia. Bisa kamu bekerja sama dengan BUMN kita, bisa kamu bekerja sama dengan swasta kita, atau kamu sendirian juga nggak apa-apa, tapi di Indonesia," katanya.

"Enak banget kita setori bahan bakunya, nilai tambahnya bisa 14-20 kali lipat. Pajak mereka yang dapat, lapangan kerja mereka yang dapat, terus kita dapat apa? Kita ditakut-takuti terus, gugat di WTO, gugatlah!" katanya.




(ahr/sip)


Hide Ads