Bulog-TPID Solo Sidak Minyak Goreng di Pasar, Apa Hasilnya?

Bulog-TPID Solo Sidak Minyak Goreng di Pasar, Apa Hasilnya?

Ari Purnomo - detikJateng
Senin, 07 Feb 2022 13:20 WIB
Bulog dan TPID Solo sidak minyak goreng di Pasar Gede Solo, Senin (7/2/2022)
Bulog dan TPID Solo sidak minyak goreng di Pasar Gede Solo (Foto: Ari Purnomo/detikcom)
Solo -

Bulog bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo melakukan sidak ke sejumlah agen minyak goreng curah dan kemasan di beberapa pasar tradisional hari ini. Dari hasil sidak ditemukan penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng curah di pasar tradisional karena harganya yang tinggi.

Pimpinan Cabang Bulog Solo Sri Muniati menjelaskan, pihaknya bersama TPID Solo kegiatan ini untuk pendataan terhadap distributor dan pengecer minyak goreng di Solo.

"Tentu kami membutuhkan data berapa banyak sarana yang dimiliki distributor maupun pengecer. Sehingga kita bisa mengukur kapasitas mereka berapa, kapasitas distribusi kita berapa," ujarnya kepada wartawan ditemui di Pasar Gede, Senin (7/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil dari sidak, Sri menyampaikan, harga minyak goreng curah di pasar tradisional masih tinggi yakni berkisar antara Rp 17.000 hingga Rp 18.000 per kemasan berisi 1 liter atau 1 kilogram.

"Sesuai dengan sasaran pemerintah kalau kita menggunakan harga per liter itu maka harganya Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah kemasan sederhana," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selain tingginya harga, Sri juga menyampaikan, di pasar juga terjadi kelangkaan minyak goreng. Tingginya harga menjadi salah satu penyebabnya.

"Ya mungkin karena ketersediaan pasokan ya. Saya pikir pemerintah pusat nanti akan memikirkan kebutuhan," paparnya.

"Minimal dari kami cukup terbantu dari distributor dan grosir lokal telah memberikan informasi berapa kapasitas yang tersedia, minimal memberikan informasi pendataan awal," imbuhnya.

Salah seorang pedagang minyak goreng curah di Pasar Gede, Yuswito (50) mengatakan, dalam tiga hari ini dirinya tidak bisa menjual minyak goreng curah. Hal ini disebabkan, harganya masih tinggi dan barang juga langka atau terbatas.

"Ini kita beli di grosir besar, sementara ini saya tidak punya minyak, habis, karena dari distributor besar langka. Sudah tiga hari ini saya tidak jualan minyak goreng curah," ucap Yuswito.

Hal yang sama diungkapkan pedagang minyak di Pasar Legi, Wanti (55). Dia juga tidak bisa berjualan minyak goreng curah dalam tiga hari ini gara-gara sulitnya barang.

"Minyak goreng curah harganya Rp 16.500-Rp 17.000 per liternya, tetapi tiga hari ini barangnya susah," tuturnya.

Wanti pun menjual minyak goreng premium dari pemerintah dengan harga Rp 16.000 per liter. Harga ini lebih tinggi dari harga yang dipatok pemerintah yakni Rp 14.000 per liternya.

"Antrenya sampai jam 5 sore, saya jual Rp 16.000 per liternya," ungkapnya.




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads