Berkah Perang Dagang, RI Ekspor Kayu Lapis 4.200 Kontainer ke AS

Berkah Perang Dagang, RI Ekspor Kayu Lapis 4.200 Kontainer ke AS

Bayu Ardi Isnanto - detikJateng
Selasa, 25 Jan 2022 22:00 WIB
Ilustrasi kontainer
Ilustrasi kontainer. (Foto: Shutterstock)
Solo -

Perang dagang antara AS dengan China rupanya membawa dampak positif bagi pengusaha kayu ringan di Indonesia. Tahun ini, sedikitnya ada 4.200 kontainer kayu ringan asal Indonesia yang diekspor tiap bulan ke AS menggantikan produk dari China.

Ketua Umum Indonesian Lightwood Association (ILWA), Setyo Wisnu Broto, mengatakan permintaan tersebut berasal dari dua pembeli raksasa di AS. Masing-masing menyerap 2.500 kontainer dan 1.700 kontainer kayu ringan.

"Dua buyer raksasa ini sekarang meninggalkan Tiongkok dan mencoba masuk ke Indonesia," kata Wisnu usai menggelar rakernas di Solo, Selasa (25/1/2022).

Dengan permintaan yang besar itu, ILWA bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menanam pohon penghasil kayu ringan hingga 14 juta kubik log tiap tahun di seluruh Indonesia. Stok kayu yang tersedia, menurutnya bakal menjaga stabilitas biaya produksi.

"Market kita makin luas. Kalau tidak didukung rantai pasokan yang baik, maka tidak bisa memenuhi permintaan, bahkan harga bahan baku ikut naik," ungkap dia.

Salah satu pihak yang menjalin kerja sama dengan ILWA ialah Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD). Keluarga purnawirawan itu bakal dilatih pembibitan, penanaman hingga memproduksi barang dari kayu ringan.

"Kerja sama ini menyeluruh, dari pembibitan, penanaman, digitalisasi. Nanti ILWA tak hanya membeli, tapi memberi pelatihan supaya mendidik keluarga mereka memiliki jiwa entrepreneur, biar nanti keluar suatu produk. Selanjutnya akan kami hubungkan dengan offtaker kami," ujar Wisnu.

Wisnu menilai hasil penanaman pohon tersebut nantinya bakal bermanfaat besar bagi masyarakat. Sebab saat ini para pengusaha kayu ringan tengah memperluas pasar yang dinilai masih memiliki peluang besar.

"Demand paling besar kita dari Amerika. Tahun 2019, pasar ekspor kayu ringan itu senilai USD 172 miliar. Tapi Indonesia baru mengekspor senilai USD 10,6 miliar, artinya masih punya banyak peluang," kata dia.

Sementara itu, pengurus pusat DPP PPAD, Mayjen TNI Purn Wiyarto, mengatakan pihaknya memiliki jaringan purnawirawan yang kuat di setiap Koramil di Indonesia. Memanfaatkan jaringan tersebut, pihaknya akan melakukan pengembangan pohon penghasil kayu ringan.

"Kita punya potensi jaringan luas. Jadi kita saling mengisi. Mereka punya potensi di bisnis dan pasar, sedangkan kami punya kewilayahan, itu sinergitas yang bagus," tutupnya.




(bai/sip)


Hide Ads