Jurus Perajin Monel Khas Jepara Bertahan di Tengah Pandemi

Jurus Perajin Monel Khas Jepara Bertahan di Tengah Pandemi

Dian Utoro Aji - detikJateng
Selasa, 18 Jan 2022 15:05 WIB
Andi perajin monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022).
Andi perajin monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jepara -

Perajin monel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tetap bertahan di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19. Resepnya, kini para perajin memilih memasarkan kerajinan baja putih itu melalui online.

Salah satu perajin monel yang masih eksis adalah Andi Supriyanto (41) warga Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan, Jepara. Andi, begitu sapaannya tengah sibuk membuat pesanan nama yang terbuat dari monel di rumahnya.

Terlihat Andi tengah membuat pesanan gelang, nama, hingga cincin dari monel. Tangannya pun terlihat lincah memainkan alatnya untuk membuat barang yang memiliki nilai tinggi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andi mengatakan usaha monelnya tetap bertahan meski di tengah pandemi virus Corona. Menurut Andi, perajin memilih untuk memasarkan barang dagangannya melalui media sosial agar tetap bertahan.

"Pandemi, saat pandemi ya untuk monel tidak terdampak, monel sendiri kita waktu pandemi kebanyakan online. Kita kirim seluruh Indonesia, Asia, Malaysia, Singapura, yang luar negeri lapis emas," kata Andi ditemui wartawan di lokasi, Selasa (18/1/2022).

ADVERTISEMENT

Andi perajin monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022).Andi perajin monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)

Andi menyebut, ada berbagai macam aksesori yang dibuat dari monel. Di antaranya gelang, ukiran nama, cincin, dan kalung.

Adapun proses pembuatannya meliputi beberapa cara. Pertama mulai dari membuat desain, proses gergaji, penghalusan, hingga penyelesaian. Dalam sehari Andi mengaku bisa membuat 50 buah aksesoris terbuat dari monel.

"Terus proses mulai dari didesain, proses geraji, penghalusan sampai proses penyelesaian itu proses pembuatan dari monel, sedangkan untuk proses kuningan sendiri itu terakhir sampai sepuh," jelas Andi.

"Kita sendiri buat nama, gelang, cincin, kalung, semua custom sesuai pesanan. Yang bukan pesanan itu cincin batu, terus sama gelang," sambung dia.

Andi mematok harga beragam untuk aksesoris monel buatannya. Mulai dari Rp 20 ribu sampai dengan Rp 150 ribu. Tergantung motif atau model yang dipesan oleh pembeli.

"Harga mulai Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Untuk yang tidak kustom mulai Rp 20 ribu sampai Rp 100 ribu. Sehari bisa membuat 50 pieces, kalung, cincin sama kalung," ungkap Andi.

Andi memilih pemasaran melalui offline dan online. Sebulan dia mampu mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 5 jutaan.

"Pemasarannya kita offline sama online. Sebulan omzet keuntungan dari Rp 5 juta per bulan," jelasnya.

Andi perajin monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022).Hasil kerajinan monel di Desa Kriyan, Kalinyamatan, Jepara, Selasa (18/1/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)

Dituturkan Andi, perajin monel di Jepara kini mulai berkurang. Bahkan di setiap desa hanya ada dua sampai lima pengrajin saja.

"Perajin monel sendiri kebanyakan di Kriyan custom nama, kalau perajin kayak batu cincin, akik itu sudah jarang banget. Satu desa kisaran 2 hingga 5 orang perajin monel," terang Andi.

Andi sendiri mengaku bisa membuat aksesoris dari monel semenjak delapan tahun lalu. Dia awalnya ikut bekerja di perajin monel. Hingga akhirnya dia memilih untuk mendirikan usaha sendiri di rumahnya.

"Kerajinan ini sudah berjalan dari saya sendiri sudah delapan tahun. Ikut orang terus akhirnya pengin berkembang sehingga membuat usaha monel sendiri, ada enam pekerja, dibuat di rumah," pungkasnya.

(aku/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads