TKI Temanggung Korban Eksploitasi 20 Tahun di Malaysia Dijenguk Anaknya

TKI Temanggung Korban Eksploitasi 20 Tahun di Malaysia Dijenguk Anaknya

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 06 Des 2025 11:01 WIB
TKI Temanggung Korban Eksploitasi 20 Tahun di Malaysia Dijenguk Anaknya
Anak TKI Temanggung, Riki Alfian, dan saudaranya akan ke Malaysia untuk menjenguk ibunya yang jadi korban eksploitasi-penganiayaan, Sabtu (6/12/2025). Foto: Dok. Prokompim Temanggung
Temanggung -

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Temanggung yang menjadi korban eksploitasi dan penganiayaan oleh majikannya di Malaysia, Seni (47), akan dijenguk putranya, Riki Alfian (26). Seni ke Malaysia saat Riki masih 3 tahun. Sejak itu Seni putus kontak dan dianggap telah meninggal.

Riki yang tinggal di Dusun Letih, Desa Mergowati, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, hari ini akan terbang ke Malaysia. Riki berangkat bersama salah satu keponakan ibunya, yaitu Lilin Triyana. Keberangkatan mereka difasilitasi oleh Pemkab Temanggung.

Riki dan Lilin hari ini akan menjenguk Seni setelah mendapat lampu hijau dari Kedutaan Besar Malaysia. Istri Bupati Temanggung, Panca Dewi, mengantar keduanya ke Malaysia menggunakan biaya pribadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rabu tanggal 3 Desember 2025, Kedutaan Besar Malaysia memberikan kabar bahwa Ibu Seni sudah boleh dijenguk puteranya," kata Bupati Temanggung, Agus Setyawan, yang akrab disapa Agus Gondrong dalam keterangan tertulis diterima detikJateng, Sabtu (6/12/2025).

Anak TKI Temanggung, Riki Alfian, dan saudaranya akan ke Malaysia untuk menjenguk ibunya yang jadi korban eksploitasi-penganiayaan, Sabtu (6/12/2025).Anak TKI Temanggung, Riki Alfian, dan saudaranya akan ke Malaysia untuk menjenguk ibunya yang jadi korban eksploitasi-penganiayaan, Sabtu (6/12/2025). Foto: Dok. Prokompim Temanggung

"Setelah menyelesaikan berbagai dokumen persyaratan, kami fasilitasi keberangkatan pihak keluarga dengan didampingi istri saya dengan sendiri. Karena izin ke luar negeri saya tidak keluar," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Riki, Lilin, dan Panca Dewi, akan terbang ke Malaysia dari Bandara YIA di Kulon Progo, DIY. Agus berharap pertemuan di Malaysia itu bisa menjadi pelepas rindu Seni dengan keluarganya setelah terpisah selama sekitar 20 tahun lebih.

"Semoga pertemuan antara Ibu Seni dan keluarga dapat membuka memori lama. Karena 21 tahun lamanya mereka tidak pernah bertemu," ucap Agus.

Menjelang keberangkatannya ke Malaysia, Riki mengaku bahagia dan terharu. Ia juga berharap agar kasus yang menimpa ibunya segera selesai.

"Meski sempat berkomunikasi (video call), tetapi saya masih memiliki sedikit rasa canggung kalau nanti ketemu ibu. Apalagi sudah 21 tahun lamanya tidak berjumpa. Semoga semuanya berjalan penuh kelancaran," ujar Riki.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Malaysia menangkap suami istri bernama Azhar Mat Taib (59) dan Zuzian Mahmud (59) terkait dugaan perdagangan manusia terhadap seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Seni (47). Keduanya disebut melakukan eksploitasi, kerja paksa, dan mengakibatkan luka serius terhadap korban.

Dilansir The Star, New Straits Times, dan Antara, Minggu (23/11), Azhar dan Zuzian Mahmud dijerat Pasal 13 (a) Undang-Undang Anti-Perdagangan Orang dan Anti-Penyelundupan Migran Tahun 2007 yang dibacakan bersama dengan Pasal 34 KUHP.

Polisi mengungkap pelapor kasus ini merupakan anak dari pasangan suami istri itu. Dia menyebutkan pelapor memberi tahu tentang dugaan penganiayaan terhadap Seni oleh Zuzian yang merupakan ibu tirinya.

"Pria itu diberi tahu melalui pesan teks bahwa pembantunya telah tersiram air panas ketika air panas dituangkan ke dalam mulutnya setelah dia menggunakan kecap tanpa izin," ujar Asisten Komisaris Kepolisian Serdang, Muhamad Farid Ahmad.

Seni diduga telah bekerja lebih dari 20 tahun sebagai pekerja rumah tangga dengan jam kerja berlebihan, tanpa menerima gaji dan istirahat yang cukup dari pemberi kerja.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads