Listrik murah, gas gratis, air bersih melimpah, udara sejuk, dan pemandangan asri, itulah definisi Sidomulyo. Desa yang dikelilingi perbukitan di Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, ini dikenal berkat mengolah air sungai lewat Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).
Desa yang berada di ketinggian lebih dari 600 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini bisa dibilang sebagai contoh tentang bagaimana ketekunan warga dapat mengubah kekayaan alam menjadi energi yang berkelanjutan.
Di Sidomulyo, aliran Kali Kumenyep yang menuju Curug Jlaran dikelola menjadi sumber energi lewat PLTMH. Sebelum ada PLTMH, warga di Sidomulyo memang telah memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan listrik dengan menggunakan kincir air.
Kepala Desa Sidomulyo, Suyanto, mengatakan setiap beberapa rumah memiliki satu kincir air yang dijaga bersama. Tidak heran jika di sepanjang aliran sungai desa saat itu banyak kincir air berjejer rapi.
"Kami dulu hanya pakai kincir sederhana (untuk listrik). Tapi kami percaya alam selalu memberi jalan saat kita terus menjaganya" kata Suyanto kepada detikJateng, Rabu (3/12/2025).
Pada tahun 2005, Desa Sidomulyo mendapatkan bantuan solar panel untuk kebutuhan listrik warganya. Namun, sebagian besar warga masih menggunakan kincir air.
Pada tahun 2011, Sidomulyo mendapat bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dari Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo. PLTMH berkapasitas 25 KW itu hingga kini menjadi penerang desa tersebut.
"Sejak Tahun 2011 melalui bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, aliran sungai ini dibendung dan diubah menjadi tenaga listrik bagi warga di satu dusun," ujar Suyanto.
PLTMH itu kini memasok listrik stabil untuk sekitar 50 rumah, sekolah, masjid, mushola, dan untuk penerangan jalan. Penerangan dan alat elektronik di kantor desa juga memanfaatkan PLTMH.
"Warga iuran untuk pemeliharaan, sekitar Rp 25 ribu per bulan. Dari sisa beberapa kali pemeliharaan tersimpan uang kas mencapai lebih dari Rp 60 juta," jelas Suyanto.
Iuran tersebut digunakan untuk pemelihara atau perbaikan bagian-bagian yang rusak.
"Untuk pemakaian listriknya ya bebas sesuai kebutuhan warga, tidak dibatasi untuk apa saja. Ada yang konveksi hingga pertukangan," imbuh Suyanto.
Namun, PLTMH belum bisa menjangkau seluruh desa. Dari lima dusun, baru satu dusun yang terjangkau. Sehingga, warga lain menggunakan Listrik dari PLN
Air bersih di Sidomulyo juga melimpah, dialirkan menggunakan pipa sampai ke depan rumah-rumah warga. Tidak ada iuran untuk air bersih ini.
"Kami menyadari alam telah memberikan segalanya buat kita. Kita wajib menjaganya. Bukan untuk kita, namun untuk anak cucu kita," ucap Suyanto.
(dil/apl)