Desa Bungayan Akhirnya Teraliri Listrik, Warga Borong Barang Elektronik

Desa Bungayan Akhirnya Teraliri Listrik, Warga Borong Barang Elektronik

Oktavian Balang - detikKalimantan
Jumat, 04 Jul 2025 15:31 WIB
Antusias warga Krayan Timur menyambut aliran listrik dengan memboyong mesin cuci. Foto: Istimewa
Foto: Antusiasme warga Krayan Timur menyambut aliran listrik dengan memboyong mesin cuci. Foto: Istimewa
Nunukan -

Sudah puluhan tahun warga Desa Bungayan, Kecamatan Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara hidup tanpa listrik. Kini, akhirnya warga setempat dapat menikmati listrik 24 jam, berkat adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Warga desa yang sebelumnya hanya mengandalkan lampu tembok dan lilin, sekarang merasakan perubahan besar. Warga pun begitu gembira dan antusias mendengar kabar desanya sudah teraliri listrik.

Begitu listrik menyala, mereka langsung berlomba-lomba membeli peralatan elektronik. Beberapa barang elektronik yang jadi incaran adalah kulkas dan rice cooker untuk mendukung aktivitas sehari-hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Donal, salah satu warga Desa Bungayan, menceritakan bagaimana istrinya yang berprofesi sebagai penjual elektronik kewalahan melayani pesanan warga.

"Betul-betul kemarin diresmikan, hari ini sudah belanja elektronik. Kulkas setengah pakai laku keras karena pembeli tak sabar menunggu yang baru," ujar Donal, warga Kampung Baru yang rumahnya berada di kecamatan yang sama.

Warga setempat semangat memborong barang-barang elektronik, meskipun pengangkutan kulkas dan barang elektronik besar lainnya harus dilakukan dengan sepeda motor. Sebab, akses jalan ke Desa Bungayan belum memungkinkan untuk dilalui mobil.

"Kulkas berkotak mesin cuci diangkut pakai motor," cerita Donal dengan semringah.

Menurutnya, hadirnya listrik 24 jam tidak hanya meningkatkan kenyamanan hidup, tetapi juga meningkatkan gairah ekonomi lokal.

"Daya beli masyarakat meningkat. Istri saya merasakan gejolak ekonomi dari penjualan ini," tambahnya.

Di lain sisi, Camat Krayan Timur, Lian Toni menjelaskan Peresmian PLTMH yang menggunakan Dana Desa 2024 ini digelar pada 2 Juli 2025. Ia menyampaikan, PLTMH Desa Bungayan diinisiasi untuk mengatasi keterbatasan akses listrik di wilayah yang jauh dari jangkauan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kami sempat usulkan ke PLN, tapi belum terealisasi. Akhirnya, dengan Dana Desa 2024, kami bangun PLTMH ini," ungkap Lian.

Pembangunan PLTMH melibatkan tenaga kerja dari luar Kalimantan Utara, tepatnya dari Jawa, untuk membuat bendungan (dam) dan memasang mesin. Material seperti semen, pasir, batu, dan pipa disediakan melalui gotong royong warga, bahkan dengan bantuan kerbau untuk mengangkutnya.

"Saat ini listrik hanya melayani satu lokasi, yaitu Desa Bungayan. Belum ada tarif, tapi ke depan mungkin akan ada untuk biaya pemeliharaan," jelas Lian.

Ia mengaku belum menghitung jumlah rumah yang teraliri listrik, tetapi menegaskan bahwa seluruh lokasi desa kini telah terang benderang.

"Warga senang, bangga, dan anak-anak bisa belajar malam hari. Mereka merasa seperti hidup di kota," tambahnya dengan penuh semangat.

Desa Wa Yagung Masih Gelap

Meski Desa Bungayan kini telah teraliri listrik, masih ada desa lain di Krayan Timur yang belum seberuntung mereka. Lian menyebutkan Desa Wa Yagung sebagai salah satu desa yang masih belum mendapatkan aliran listrik.

"Sejak berdirinya Krayan, desa-desa seperti Bungayan dan Wa Yagung belum pernah tersentuh listrik. Kami berharap PLTMH ini jadi contoh bagi desa lain yang jauh dari jangkauan PLN," ujarnya.

Keberhasilan PLTMH Desa Bungayan menjadi harapan bagi desa-desa terpencil lainnya. Dengan memanfaatkan tenaga air, PLTMH tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menjadi solusi berkelanjutan untuk wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.

"Ini contoh nyata bagaimana gotong royong dan inisiatif lokal bisa mengubah hidup masyarakat," tutup Lian.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads