Sederet Fenomena Astronomi Desember 2025: Supermoon hingga Hujan Meteor Ursid

Sederet Fenomena Astronomi Desember 2025: Supermoon hingga Hujan Meteor Ursid

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Rabu, 03 Des 2025 14:35 WIB
Sederet Fenomena Astronomi Desember 2025: Supermoon hingga Hujan Meteor Ursid
Hujan meteor. (Foto: Dai Jianfeng/IAU OAE/Jeff Dai/Wikimedia Commons/CC BY 4.0)
Solo -

Langit Desember 2025 menyimpan banyak kejutan, dari bulan purnama raksasa hingga hujan meteor yang siap menghiasi malam. Bagi pencinta astronomi atau sekadar penikmat langit malam, ini salah satu bulan yang sibuk dalam kalender astronomi.

Sejumlah peristiwa besar akan terjadi dalam rentang waktu berdekatan, mulai dari Cold Supermoon, hujan meteor Geminid yang selalu menjadi primadona, kunjungan komet antarbintang 3I/ATLAS, hingga winter solstice yang menandai malam terpanjang di belahan bumi utara. Sederet fenomena astronomi Desember 2025 ini memiliki karakter dan daya tariknya sendiri, sehingga membuat Desember tampak seperti festival langit yang berlangsung sepanjang bulan.

Agar tidak melewatkan apa pun, rangkuman ini menyajikan urutannya dengan jelas, lengkap dengan waktu terbaik pengamatan dan konteksnya. detikers bisa memilih fenomena mana yang ingin dinikmati dan catat jadwalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Desember 2025 menghadirkan serangkaian fenomena besar, mulai dari Cold Supermoon, dua hujan meteor, fase bulan baru, hingga perlintasan komet antarbintang.
  • Hujan Meteor Geminid menjadi sorotan utama dengan ZHR sekitar 120 meteor/jam dan kondisi langit gelap yang sangat ideal.
  • Komet 3I/ATLAS menjadi salah satu peristiwa paling langka karena berasal dari luar tata surya dan mencapai titik terdekatnya pada 19 Desember 2025.

ADVERTISEMENT

Fenomena Astronomi Desember 2025

Penasaran ada fenomena astronomi apa saja di bulan Desember 2025, detikers? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!

1. Cold Supermoon

Fenomena pertama datang dari Cold Supermoon, purnama besar terakhir dalam rangkaian Moonfest '25. Menurut Almanac dan Popular Science, fase purnama terjadi pada 4 Desember pukul 23.15 UTC atau 5 Desember pukul 06.15 WIB. BBC menambahkan bahwa bulan ini menjadi 'perigee full moon', karena waktu purnama terjadi sekitar 12 jam setelah bulan berada di titik terdekat dari bumi.

Cold Moon yang juga dikenal sebagai Long Nights Moon atau Moon Before Yule menandai awal masuknya malam-malam panjang dan udara yang menusuk. Pada malam purnama, bulan akan membentuk segitiga indah dengan gugus bintang Pleiades dan bintang Aldebaran di rasi Taurus.

Jupiter juga terlihat dekat dengan piringan purnama. Kamu bisa menikmatinya tanpa alat apa pun. Namun, untuk mengamati detail permukaan, teleskop atau binokuler tetap memberi pengalaman lebih. Peristiwa ini aman diamati dari mana pun, termasuk Indonesia, karena merupakan fase bulan yang terlihat secara global. Yang berbeda hanya jam terbit dan posisinya di langit.

2. Hujan Meteor Geminid

Hujan meteor paling dinantikan di bulan Desember adalah Geminid, yang menurut BBC dan Almanac berlangsung pada 4-17 Desember. Puncak terbaik diperkirakan terjadi pada 14 Desember pukul 08.00 UTC (14.00 WIB) menurut BBC. Untuk Indonesia, waktu terbaik adalah malam 13 Desember hingga menjelang subuh 14 Desember 2025.

BBC menyebutkan bahwa Geminid memiliki Zenithal Hourly Rate (ZHR) sekitar 120 meteor per jam, membuatnya salah satu hujan meteor terkaya dan paling bisa diandalkan. Almanac menambahkan bahwa tahun 2025 sangat ideal untuk mengamati hujan meteor Geminid karena bulan hanya berupa sabit tipis sehingga cahayanya tidak mengganggu.

Meteor Geminid tampak berasal dari rasi Gemini, dekat bintang kembar Castor dan Pollux, tetapi meteor dapat terlihat di seluruh langit. Geminid dikenal bergerak lebih lambat dan lebih terang daripada meteor lain, sehingga mudah dinikmati oleh pengamat pemula sekalipun.

3. Perlintasan Terdekat Komet 3I/ATLAS dengan Bumi

Salah satu tamu paling langka dalam daftar ini adalah Komet 3I/ATLAS, sebuah objek antarbintang yang berasal dari luar tata surya. Nama '3I' menandakan bahwa ia baru komet interstellar ketiga yang pernah dideteksi manusia. Tak ayal, ini akan menjadi sebuah momen astronomi yang sungguh jarang terjadi.

3I/ATLAS menjadi semakin menarik karena Hubble pernah memotretnya pada Juli 2025, menampilkan selubung debu panjang yang menyerupai tetesan air raksasa. Komet ini mencapai jarak terdekatnya dengan bumi pada 19 Desember 2025, pada jarak sekitar 170 juta mil (sekitar dua kali jarak bumi-matahari). Dalam kalender langit, jarak tersebut sangat jauh, sehingga aman sepenuhnya.

Karena cahayanya sangat redup, komet tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kamu memerlukan teleskop yang cukup kuat, dan lokasi terbaik untuk mencarinya berada di sekitar rasi Virgo dan Leo. Dari Indonesia, komet ini tetap dapat dicoba untuk diamati selama area rasi tersebut berada di atas horizon pada malam hari.

4. Bulan Baru

Bulan akan memasuki fase baru pada tanggal ini, menandakan momen ketika bagian yang menghadap Bumi sama sekali tidak diterangi Matahari. Waktu pastinya adalah pada 20 Desember 2025 pukul 01.45 UTC atau sama dengan 08:45 WIB.

Fase bulan baru merupakan 'jendela emas' untuk mengamati objek-objek redup seperti galaksi, nebula, dan gugus bintang. Tanpa cahaya bulan, langit menjadi gelap maksimal, hanya ditemani titik-titik cahaya dari rasi musim dingin seperti Orion, Taurus, dan Canis Major. Bulan baru juga menjadi latar gelap sempurna menjelang hujan meteor Ursid yang terjadi dua hari setelahnya.

5. Titik Balik Matahari Musim Dingin

Desember bukan hanya soal bulan dan meteor. Pada 21 Desember 2025, bumi mencapai salah satu momen paling penting dalam kalender astronomi, yaitu titik balik matahari musim dingin, atau winter solstice.

BBC dan Popular Science menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi ketika kemiringan sumbu bumi berada pada posisi paling jauh dari matahari bagi belahan bumi utara. Artinya, inilah hari paling pendek dan malam paling panjang tahun 2025. Peristiwa ini akan terjadi pada 21 Desember 2025 pukul 15.02 UTC, setara 22 Desember 2025 pukul 22.02 WIB.

Di belahan bumi selatan, solstice yang sama justru menandai awal musim panas. Tidak ada bentuk visual khusus yang muncul di langit saat solstice berlangsung, tetapi begitu matahari terbenam, malam panjang memberi peluang ideal untuk berburu objek-objek redup seperti gugus bintang dan galaksi.

6. Hujan Meteor Ursid

Setelah malam titik balik matahari, langit kembali menghadirkan pertunjukan lembut dan magis melalui hujan meteor Ursid. Fenomena ini disebut sebagai saudara kecil Geminid karena jumlah meteornya lebih sedikit, tetapi justru sering menghadirkan kejutan.

BBC melaporkan bahwa Ursid aktif sejak 17 hingga 25 Desember, dengan puncak pada 22 Desember 2025 pukul 16.00 UTC atau 23.00 WIB. Almanac pun menegaskan hal yang sama dan menambahkan bahwa tahun 2025 menjadi waktu yang sangat ideal untuk mengamatinya berkat fase bulan baru yang membuat langit benar-benar gelap.

Walau intensitasnya hanya sekitar lima hingga sepuluh meteor per jam, pengamat berpengalaman tahu bahwa Ursid kadang dapat melonjak lebih tinggi dari angka tersebut. Meteor-meteor ini tampak berakar dari rasi Ursa Minor, atau Biduk Kecil.

Namun, seperti biasa pancaran cahaya dapat melintas dari bagian langit mana saja. Inilah yang membuat Ursid tidak dapat diduga, seolah langit menghadiahkan kilatan kejutan di tengah pekatnya malam musim dingin. Untuk pengamat di Indonesia, momen terbaik menikmati Ursid berlangsung setelah lewat tengah malam hingga menjelang fajar pada 22 hingga 23 Desember 2025.

Nah, itulah tadi sejumlah fenomena astronomi yang akan terjadi sepanjang Desember 2025. Peristiwa manakah yang paling kamu nantikan, detikers?




(sto/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads