Meteor jatuh ke bumi merupakan fenomena luar biasa karena jarang terjadi sehingga bikin heboh orang-orang yang menyaksikannya. Pasalnya, fenomena yang kerap disebut sebagai 'bintang jatuh' ini memberikan dampak kejut tersendiri saat jatuh ke bumi. Kenapa ya meteor bisa jatuh ke bumi?
Waktu kita kecil sering kali terbersit keinginan untuk melihat bintang jatuh agar dapat segera membuat permohonan. Ini dikarenakan terdapat mitos melihat bintang jatuh yang katanya sih bisa mewujudkan permintaan. Padahal istilah 'bintang jatuh' ini bukan berarti bintang yang jatuh ke bumi.
Sebaliknya, 'bintang jatuh' justru dalam ilmu astronomi disebut sebagai meteor. Apa itu meteor? KBBI mendefinisikan meteor sebagai lintasan terang di angkasa yang disebabkan oleh meteoroid yang masuk ke dalam atmosfer planet, terbakar dan menyala karena gesekan udara, pada umumnya habis terbakar sebelum mencapai permukaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu di dalam buku 'Ensiklopedia Anak Hebat: Bumi' karya Erumi, meteor adalah fenomena yang terjadi saat adanya material luar angkasa yang tertarik masuk ke bumi akibat gravitasi bumi. Kemudian material-material tadi akan bergesekan dengan atmosfer yang menimbulkan cahaya. Inilah mengapa meteor jatuh lebih dikenal sebagai 'bintang jatuh'.
Poin Utamanya:
- Meteor jatuh ke bumi terjadi karena tarikan gravitasi yang membuatnya masuk atmosfer dan terbakar akibat gesekan udara, menciptakan cahaya seperti bola api.
- Fenomena meteor di langit Brebes dan Cirebon diduga berukuran besar hingga menimbulkan dentuman atau gelombang kejut di atmosfer sebelum akhirnya diperkirakan jatuh di Laut Jawa.
- Dengan kecepatan mencapai 30 km per detik, sebagian besar meteor terbakar habis di udara, namun yang berukuran besar bisa berdampak pada lingkungan bumi.
Kenapa Meteor Jatuh ke Bumi?
Sebelumnya sudah disinggung sedikit tentang proses meteor bisa jatuh ke bumi akibat tertarik gravitasi bumi. Tak hanya masuk begitu saja di bumi, material-material luar angkasa tadi juga akan bergesekan dengan atmosfer, sehingga menimbulkan adanya cahaya yang menyerupai bola-bola api.
Baru-baru ini masyarakat di Indonesia dihebohkan dengan kemunculan fenomena meteor yang melintas di langit-langit wilayah Cirebon dan Kuningan, Jawa Barat dan Brebes, Jawa Tengah. Mengutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), seorang peneliti ahli utama Pusat Riset Antariksa BRIN bernama Thomas Djamaluddin memberikan informasi seputar fenomena tersebut.
Dikatakan lewat analisis data yang sahih dapat diungkapkan fenomena dentuman yang terjadi saat meteor melintas di langit wilayah Brebes-Cirebon merupakan meteor yang cukup besar dan memasuki atmosfer pada wilayah udara area tersebut. Dentuman ini juga dikenal dengan istilah gelombang kejut yang terjadi di atmosfer bagian bawah.
Beberapa masyarakat sekitar mengaku melihat bola api yang jatuh dari langit. Ternyata hal tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah. Masih dikatakan oleh peneliti ahli utama BRIN, saat meteor memasuki atmosfer dalam kecepatan yang tinggi, maka bisa mengakibatkan adanya gesekan di udara. Inilah yang membuat material tersebut terbakar.
Lebih lanjut, saat meteor mencapai lapisan udara yang lebih padat, tekanan meteor yang jatuh dengan kecepatan tinggi tadi akan menimbulkan gelombang kejut. Inilah yang membuat adanya dentuman keras terdengar di sekitar lokasi kejadian.
Berdasarkan hasil analisis yang ada, belum terdapat adanya laporan tentang meteorit yang jatuh di darat. Untuk diketahui, meteorit adalah sisa meteoroid yang tidak terbakar habis saat memasuki atmosfer planet dan jatuh ke permukaan. Sebaliknya, diperkirakan meteor tersebut jatuh di wilayah Laut Jawa.
Lantas, bagaimana bisa meteor jatuh ke bumi? Menurut buku 'Ensiklopedi Sains Dasar Lebih Dekat dengan Bumi dan Antariksa 6: Gravitasi' oleh Tim Nuansa, benda-benda di luar angkasa sebenarnya melayang bebas. Namun, saat benda-benda tersebut berdekatan dengan atmosfer bumi dan terkena gravitasi yang ada di bumi, maka secara otomatis akan terkena tarikan.
Gravitasi bumi akan menarik benda langit, baik itu asteroid maupun apa pun itu. Benda-benda luar angkasa yang masuk ke lapisan atmosfer bumi akan ditarik oleh kuatnya gravitasi bumi. Kemudian benda tadi akan melewati atmosfer yang dapat memicu adanya gesekan.
Saat gesekan batu meteor dan massa udara serta angin berlangsung di lapisan atmosfer, maka batuan tadi akan menjadi panas lalu mengeluarkan api. Nah, api inilah yang dari permukaan bumi akan terlihat seolah-olah seperti cahaya.
Dampak Meteor Jatuh ke Bumi
Adakah dampak meteor jatuh ke bumi yang berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia di dunia? Masih dijelaskan dalam buku yang sama, batuan meteor yang jatuh ke bumi bisa beragam ukurannya. Mulai dari yang kecil hingga sangat besar sekali pun.
Kendati begitu, batuan meteor yang berukuran sangat besar hingga mencapai puluhan atau bahkan ratusan ton akan mengalami penyusutan. Ini dikarenakan adanya gesekan di lapisan atmosfer itu tadi. Dengan adanya gesekan ini, ukuran batuan yang sangat besar tadi bisa semakin mengecil. Bahkan beberapa di antaranya tidak akan sampai ke bumi alias habis begitu saja di langit.
Serupa dengan apa yang dikatakan oleh peneliti ahli utama BRIN Thomas Djamaluddin, meteor jatuh tidaklah memberikan bahaya bagi manusia asalkan fragmen benda langit tidak sampai di permukaan bumi. Beberapa meteroid akan habis terbakar di atmosfer bumi, sehingga tidak mencapai daratan atau jatuh di pemukiman warga.
Sementara itu, meski dianggap tidak berbahaya karena akan habis terbakar di atmosfer, fenomena meteor jatuh tetap bisa memberikan potensi bahaya dengan kriteria tertentu. Masih dikutip dari laman resmi BRIN, peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN lain bernama Andi Pangerang sempat memberikan penjelasan tentang dampak meteor jatuh.
Dikatakan meteor bisa berpotensi bahaya apabila ukurannya lebih dari 140 meter dengan jarak perpotongan orbit minimal kisaran 5 juta kilometer. Saat melintas dekat bumi dengan jarak kurang dari batas roche (batas saat benda langit berinteraksi dengan gravitasi bumi), maka benda langit bisa hancur dan membentuk cincin di bumi. Sebaliknya, saat jaraknya kurang dari batas roche, justru berpotensi jatuh ke bumi.
Dampak meteor jatuh lainnya juga dijelaskan dalam laman University of California, meteorit yang jatuh ke bumi umumnya berukuran kecil dan cukup rendah dampaknya terhadap bumi. Meteorit berukuran sangat besar bisa dibilang sangat jarang terjadi.
Sejarah mencatat salah satu fenomena meteor jatuh terbesar pernah terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu. Fenomena ini berdampak dengan meninggalkan bekas berupa kawah dengan ukuran yang sangat besar. Kawah inilah yang dapat ditemukan pada Semenanjung Yucatan, Meksiko.
Meteor jatuh yang berlangsung pada saat itu diperkirakan telah memicu adanya kepunahan sejumlah spesies tumbuhan maupun hewan, termasuk seluruh dinosaurus. Tidak hanya itu saja, dampak meteor jatuh juga bisa mempengaruhi sejumlah sistem di bumi pada kriteria tertentu. Berikut beberapa di antaranya:
- Memicu munculnya api di lokasi meteorit yang ditemukan di daratan.
- Memicu kepunahan organisme, sehingga berdampak pada sejarah evolusi kehidupan di bumi.
- Meningkatkan adanya hujan asam yang terjadi karena reaksi air dengan karbon dioksida dan sulfur dioksida saat benturan di atmosfer terjadi.
- Mencairnya bebatuan di lokasi jatuhnya meteorit yang akan melepaskan karbon dioksida di atmosfer, sehingga dapat berdampak pada pemanasan global.
- Suhu yang berpotensi turun karena terbatasnya sinar matahari akibat terhalangnya oleh partikel di udara.
- Berkurangnya biomassa dan produktivitas sinar matahari yang membuat proses fotosintesis terganggu.
- Mengubah bentang alam di lokasi yang terdampak, baik itu akibat gempa bumi besar, tanah longsor, atau tsunami.
Berapa Kecepatan Meteor Jatuh ke Bumi?
Sebagai sebuah fenomena yang cukup jarang terjadi, meteor jatuh sering kali memicu rasa penasaran oleh masyarakat awam maupun penggemar ilmu astronomi. Termasuk tentang seberapa cepat meteor jatuh ke bumi.
Mengenai hal ini, ternyata kecepatan meteor jatuh di bumi benar-benar bisa dibilang luar biasa. Mengapa? Di dalam buku 'Geotoksikologi: Usaha Menjaga Keracunan Akibat Bencana Geologi' oleh Sukandarrumidi, dkk., kecepatan meteor saat jatuh ke bumi diperkirakan bisa mencapai 20-30 kilometer per detik. Apabila dikonversikan dalam ukuran lain sekitar 70.000-100.000 kilometer per jam.
Bahkan Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pernah mengungkapkan perkiraan kecepatan meteor saat memasuki atmosfer di bumi minimal 54.000 kilometer per detik. Kecepatan meteor jatuh ke bumi yang begitu luar biasa inilah bahkan bisa diibaratkan dengan sesuatu yang tak kalah mencengangkan.
Dikatakan dalam buku yang sama, kecepatan jatuh meteor ke bumi bahkan diperkirakan lebih besar dibandingkan kecepatan suara yang ditimbulkan oleh ledakan berupa dentuman sonik. Serupa dengan yang dijelaskan dalam laman Washington University, kecepatan meteoroid memasuki atmosfer bumi diperkirakan relatif pada angka 12-40 kilometer per detik atau 27.000-90.000 mph.
Itulah tadi rangkuman mengenai alasan meteor jatuh ke bumi lengkap dengan dampak dan perkiraan kecepatannya. Semoga menjawab rasa penasaran kamu, ya.
(par/dil)