Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng menyebut perbaikan struktur Jalan Silayur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang membutuhkan anggaran lebih dari Rp 60 miliar. Agustina mengatakan perbaikan belum bisa dilakukan karena nominal itu terlalu besar untuk APBD Kota Semarang.
Kecelakaan di tanjakan Silayur sudah berulang kali terjadi, terutama melibatkan truk melebihi muatan. Agustina menyebut hal itu disebabkan struktur Jalan Silayur yang kerap menyebabkan kecelakaan.
"Kalau truk ya Silayur itu, gimana ngomongnya ya? Itu memang struktur jalannya yang memang sulit, elevasinya tidak sesuai," kata Agustina di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Senin (1/12/2025).
Ia mengaku sempat meminta ruas jalan tersebut dikaji agar lebih landai. Namun, biaya yang dibutuhkan cukup besar.
"Ketika kemarin kita minta untuk dibuat kajian, berapa rupiah yang harus dikeluarkan supaya ini landai, wah nggak kuat itu (APBD,red). (Estimasinya) Lebih dari Rp 60 miliar," ungkapnya.
"Dalam posisi kita masih APBD belum dipotong saja waktu itu kekuatan fiskalnya tidak memungkinkan. Apalagi sekarang," lanjutnya.
Terkait truk yang terguling di Silayur, Agustina menyebut Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang akan memperketat operasi. Namun, ia mengakui pengawasan sulit karena banyak truk berasal dari luar Semarang.
"Yang menjadi solusi supaya itu (kecelakaan) tidak terjadi, harus ada uji petik dari tiap truk yang jalan, tapi kan itu yang di Kota Semarang. Nek truk berasal dari kabupaten lain kan angel (susah)," ujarnya.
Ia juga menginstruksikan truk-truk yang parkir sembarangan atau berhenti di badan jalan segera ditertibkan.
"Operasi harus kembali digalakkan teman-teman di Dishub, supaya truk-truk yang istirahat, parkir, kadang ada di badan jalan itu disingkirin," tegasnya.
Agustina memaparkan sejumlah evaluasi terkait transportasi, termasuk dari bus Trans Semarang hingga truk yang kerap terguling. Menurutnya, ada tiga indikasi utama masalah armada BRT Trans Semarang, kelebihan muatan, kondisi mesin yang tak prima, dan kualitas SDM.
"Driver ini harus diingatkan untuk tidak memasukkan penumpang lagi jika kapasitasnya sudah full. Karena itu berbahaya untuk keselamatan," ujarnya.
Pihak ketiga, lanjut Agustina, juga sudah ditegur untuk kembali melakukan pemeriksaan armada. Untuk armada yang dikontrak Pemkot, ia meminta wajib uji petik dan uji KIR secara ketat sebelum kontrak baru Januari 2026. Ia bahkan meminta melihat langsung proses pengecekan.
"Saya nggak mau tahu. Ini sudah berkali-kali dan membahayakan. Kalau nggak lolos, perbaiki dulu. Kalau tetap nggak lolos ya sudah, harus ganti bis," tegasnya.
Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"
(ams/afn)