Presiden Sri Lanka Umumkan Kondisi Darurat Usai Banjir Tewaskan 334 Orang

Internasional

Presiden Sri Lanka Umumkan Kondisi Darurat Usai Banjir Tewaskan 334 Orang

Rita Uli Hutapea - detikJateng
Senin, 01 Des 2025 14:42 WIB
Hujan deras yang mengguyur Sri Lanka sejak Jumat malam menyebabkan sejumlah wilayah di distrik Malwana dan sekitarnya terendam banjir parah. Warga yang tinggal di area rendah terpaksa berkumpul di titik-titik yang masih aman sambil menanti bantuan, sementara aktivitas masyarakat praktis lumpuh total pada Minggu (30/11/2025). REUTERS/Thilina Kaluthotage
Penampakan banjir yang melanda Sri Lanka. Foto: REUTERS/Thilina Kaluthotage
Solo -

Presiden Sri Lanka, Anura Kumara Dissanayake, mengumumkan kondisi darurat usai banjir yang terjadi menewaskan hingga 334 orang. Ratusan orang juga dilaporkan masih hilang dalam bencana yang diakibatkan Siklon Ditwah itu.

"Kita menghadapi bencana alam terbesar dan paling menantang dalam sejarah kita," ujarnya dalam pidato kepada rakyat, dilansir kantor berita AFP via detikNews, Senin (1/12/2025).

"Tentu saja, kita akan membangun bangsa yang lebih baik dari sebelumnya," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pusat Penanggulangan Bencana Sri Lanka atau DMC pada Minggu (30/11) waktu setempat menyatakan, masih ada sekitar 400 orang yang belum diketahui keberadaannya. DMC memeringatkan hujan lebat yang disebabkan Siklon Ditwah diprediksi masih menerjang negara kepulauan di kawasan Asia Selatan itu dalam beberapa hari mendatang.

ADVERTISEMENT

Banjir dan tanah longsor yang terjadi menyebabkan hampir 15.000 rumah di seantero Sri Lanka hancur. DMC berujar sebanyak 44 ribu orang mengungsi ke tempat pengungsian sementara yang dikelola pemerintah.

Pihak berwenang setempat menyebutkan, lebih dari 24 ribu personel kepolisian, tentara, dan angkatan udara dikerahkan untuk menjangkau warga yang masih telantar akibat banjir.

Kerugian dan kerusakan ini merupakan yang terburuk di Sri Lanka sejak tsunami Asia tahun 2004 yang dahsyat, yang menewaskan sekitar 31.000 orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

Minta Bantuan Internasional

Pemerintah Sri Lanka telah meminta bantuan dunia internasional dan mengerahkan helikopter militer untuk menjangkau tempat-tempat yang masih terisolasi akibat banjir dan longsor.

Para pejabat mengatakan tingkat kerusakan di wilayah tengah yang paling parah terdampak, baru terungkap ketika para petugas bantuan membersihkan jalan-jalan yang terhalang pohon tumbang dan tanah longsor.

Pasukan dari angkatan darat, laut, dan udara telah dikerahkan bersama pekerja sipil dan relawan untuk membantu upaya bantuan.

Para pejabat melaporkan bahwa sekitar sepertiga wilayah negara tersebut masih tanpa listrik atau air bersih akibat kabel listrik yang putus dan fasilitas pemurnian air yang terendam. Koneksi internet juga terputus.

Siklon ini telah menjadi bencana alam paling mematikan di Sri Lanka sejak 2017, ketika banjir dan tanah longsor merenggut lebih dari 200 nyawa dan membuat ratusan ribu orang mengungsi.

Banjir terburuk sejak pergantian abad terjadi pada Juni 2003, yang menewaskan 254 orang.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads