Gus Ipul soal Pemakzulan Ketum PBNU: Serahkan ke Para Ulama

Gus Ipul soal Pemakzulan Ketum PBNU: Serahkan ke Para Ulama

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 25 Nov 2025 14:09 WIB
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (25/11/2025).
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf alias Gus Ipul di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (25/11/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul buka suara saat dimintai konfirmasi soal silaturahmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tentang pemakzulan Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf.

"Belum tahu saya belum tahu, terus terang belum tahu (hasilnya)," kata Gus Ipul saat ditemui wartawan di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kecamatan Semarang Selatan, Selasa (25/1/2025).

Gus Ipul mengatakan, dirinya menyerahkan seluruh keputusan tersebut kepada para alim ulama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya, tetap kita serahkan saja kepada para ulama. NU ini kan pimpinannya para ulama, ya kita ikuti aja," jelas dia.

"(Apakah Rais Aam sudah tahu?) Belum tahu, saya belum ketemu Rais Aam. Nanti kita lihat ya, nanti pasti ada tindak lanjutnya," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Dilansir detikNews, silaturahim alim ulama PBNU pada Minggu (23/11) malam menyepakati Yahya Cholil Staquf tidak mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) PBNU.

"Sepakat kepengurusan PBNU harus selesai sampai satu periode yang Muktamar-nya kurang lebih satu tahun lagi. Semuanya, tidak ada pemakzulan, tidak ada pengunduran diri, semua sepakat begitu. Semua gembleng 100 persen ini," kata Katib Aam PBNU, Ahmad Said Asrori, dalam jumpa pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2025), dikutip dari detikNews.

Ahmad Said Asrori memastikan semua kepengurusan di bawah kepemimpinan Yahya Cholil Staquf di PBNU tidak berubah.

"Semua harus, semuanya pengurusan harian PBNU mulai Rais Aam sampai jajaran, Ketua Umum dan jajaran sempurna sampai Muktamar yang akan datang. Kalau ada pergantian itu majelis yang paling tinggi dan terhormat adalah Muktamar Nahdlatul," ujarnya.

Menurut dia, mengubah struktur kepengurusan tidak hanya lewat rapat biasa. Sebab, aturan soal pergantian kepengurusan itu telah diatur dalam AD/ART.

"Itu diatur di dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan perkumpulan," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, belakangan ini beredar Risalah Rapat Harian Syuriah PBNU ramai beredar. Risalah itu berisi keputusan Rais Aam dan Wakil Rais Aam PBNU yang meminta Yahya Cholil Staquf mundur dari jabatan Ketum PBNU.

Rapat Harian Syuriah tersebut digelar pada Kamis (20/11) di Hotel Aston City Jakarta yang diikuti 37 dari 53 orang pengurus harian syuriah PBNU. Risalah rapat ini ditandatangani oleh pimpinan rapat sekaligus Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.

"Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," tulis dalam risalah itu.

Merespons hal tersebut, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengimbau seluruh pengurus NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif.

"Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita yang menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman," kata Gus Ipul, Jumat (21/11).




(dil/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads