Kepala Basarnas RI, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi tim SAR dalam operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap. Luas area terdampak yang mencapai lebih dari 12 hektar membuat pencarian berjalan sangat sulit. Meski begitu, pencarian terus dilakukan dengan mengerahkan 1.000 personel gabungan.
"Pada saat bencana longsor terjadi di Desa Cibenying ini, kita tahu bahwa luas longsoran atau daerah terdampak lebih dari 12 hektare," kata Syafii kepada wartawan usai apel di lokasi bencana, Kamis (20/11/2025).
Menurutnya, hasil penelusuran di lapangan menunjukkan material longsor menyeret bangunan dan warga hingga puluhan meter dari titik awal. Hal ini membuat perkiraan lokasi korban menjadi bergeser jauh dari dugaan awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kita mencari korban, kita kemarin mendapatkan bukti bahwa titik kediaman warga yang terdampak ternyata berada lebih dari 15 meter dari lokasi awal. Artinya, material longsoran bisa menyeret korban jauh dari titik yang ditentukan," jelasnya.
Syafii mengatakan kondisi tersebut menjadi salah satu kendala utama dalam operasi SAR. Hingga kini, tiga warga masih dilaporkan hilang dan terus dalam pencarian.
"Saat ini kita ingin segera menemukan tiga korban yang masih dilaporkan dalam pencarian. Tapi kalau kita lihat, luas wilayah ini menjadi faktor kesulitan tersendiri," katanya.
Basarnas sudah mengerahkan berbagai teknologi pendukung, termasuk K9 (anjing pelacak), serta pemantauan menggunakan peralatan khusus. Namun medan yang berat membuat proses tak bisa dilakukan dengan cepat.
"Kita sudah menggunakan teknologi, memberdayakan K9, dan teman-teman bisa monitor kemarin. Tapi itu bukan sesuatu yang mudah," ungkap Syafii.
Lebih dari 1.000 personel diterjunkan dalam operasi SAR ini. Pembagian sektor pencarian dilakukan ketat agar tidak ada area yang terlewat.
"Pola operasi sudah jelas. Kita menggunakan tenaga manusia dengan lebih dari 1.000 personel, ditambah peralatan yang ada, untuk menyisir seluruh sektor sesuai konsep operasi yang sudah direncanakan. Harapannya tidak ada sektor yang tersisa," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tiga faktor utama membuat proses pencarian berjalan lambat diantaranya luas wilayah, ketebalan material longsor, dan beban material yang menyeret korban.
"Kesulitannya antara luas wilayah, ketebalan longsoran, dan beban material longsor yang membuat posisi korban kemungkinan bergeser," pungkasnya.
Seperti diketahui, hingga saat ini tim SAR gabungan telah mengevakuasi total 20 korban longsor dalam kondisi tewas. Sementara 3 korban longsor masih dalam pencarian intensif.
(afn/apu)











































