Polda Jawa Tengah berjanji akan transparan dalam penanganan kasus kematian dosen perempuan yang ditemukan tewas di dalam kamar hotel daerah Gajahmungkur Kota Semarang. Penyelidikan masih terus dilakukan.
Hal itu diungkapkan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto di depan mahasiswa dan alumni Universitas 17 Agustus 1945 Semarang yang mendatangi Polda Jateng terkait kasus kematian salah satu dosennya berinisial D (35) atau yang akrab disapa Levi.
"Kita masih proses pendalaman, pendalaman butuh waktu. Kita melakukan proses penyelidikan dan penyidikan itu sesuai aturan. Kita pastikan bahwasanya kita bekerja sesuai aturan dan sesuai prosedur, tapi membutuhkan waktu, tidak ujug-ujug," kata Artanto di gedung Borobudur Polda Jateng, Rabu (19/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artanto mengatakan, untuk mengusut tuntas kasus tersebut, pihaknya harus melibatkan banyak pihak terkait. Penyidik butuh waktu untuk bekerja maksimal.
"Kita mintakan petunjuk ke ahlinya. Seperti hp kita cek ke forensik, kepolisian juga menunggu hasil autopsi, kita menunggu keterangan ahli pakar pidana, sosiologi, ini butuh waktu, berproses," jelasnya.
"Teman-teman mahasiswa tolong pantau kami, beri masukan kami, saat kami melakukan gelar perkara saat itu akan terang benderang. Apa yang sudah dilakukan Reserse dan Propam, apakah ada tindak pidana, ini akan kita pertanggungjawabkan semua ke publik," sambungnya.
Pantauan detikJateng, puluhan mahasiswa Untag mendatangi Mapolda Jateng mengenakan almamater biru dongker. Mereka membawa poster besar bertulisan 'Justice for Levi'. Mereka berjalan dari halaman Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, menuju Gedung Borobudur Polda Jateng.
Gedung Borobudur pun telah disiapkan untuk menerima audiensi dari mahasiswa. Foto mendiang Levi diletakkan di meja pejabat Polda Jateng. Para mahasiswa duduk berhadapan dengan pejabat Polda Jateng.
Rombongan mahasiswa diterima Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio, dan Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Saiful Anwar.
Dalam audiensi tersebut, mahasiswa melontarkan berbagai pertanyaan terkait hal-hal yang menurut mereka janggal dalam kematian dosennya di salah satu hotel di Gajahmungkur, saat bersama pria yang juga merupakan saksi kunci, AKBP B.
"Ada kejanggalan kematiannya, yang pertama kita mendengar bahwasanya Bu Levi ini ada riwayat penyakit, tapi di TKP korban ini posisi bugil, terus antara hubungan Bu Levi ini dengan saksi kunci kita belum mengetahui," kata perwakilan mahasiswa, Antonius Fransiscus Polu, di Mapolda Jateng, Rabu (19/11/2025).
Ia mengaku selama ini hanya mendengar bahwa dosennya itu mengidap penyakit darah tinggi dan sebelumnya memang darah tingginya sempat kambuh.
"Tapi ada aktivitas ekstra yang menyebabkan jantungnya pecah, yang menjadi kejanggalan ya itu lagi, posisinya tergeletak di lantai, bugil. (Apa aktivitas berlebihnya?) Nggak dijelasin. Makanya kita nggak tahu," ujarnya.
Ia juga menyoroti saksi kunci, yang disebut mengetahui korban tergeletak tak bernyawa pagi tapi baru dilaporkan ke Babinsa pada siang harinya. Tak hanya itu, korban juga berada dalam satu Kartu Keluarga (KK) dengan AKBP B.
"Jeda waktunya cukup lama. Jadi itu kejanggalan juga. Kemudian KK, itu satu alamat juga. Kita nggak tahu sampai saat ini hubungannya itu apa," kata dia.
"Kalau di penginapan itu kita mendapat informasi yang tinggal di situ cuma Bu Levi. Yang saksi kunci ini nggak tahu pengunjung atau nggak, tapi kita dalami nggak ada," lanjutnya.
Selama ini, lanjut Fransiscus, Levi juga dikenal sebagai dosen yang ramah dan tak pernah marah atau mengeluh, sehingga menjadi kabar mengejutkan korban tiba-tiba meninggal di hotel dengan posisi tidak wajar. Ia pun menuntut Polda Jateng untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan transparan.
"Jadi isi dari tuntutan kita lebih ke transparansi atas kronologi yang terjadi gitu. Karena dari teman-teman Untag juga masih minim fakta," katanya.
"Tuntutan kita usut tuntas seterang-terangnya dan seadil-adilnya. Kalau ditanya tindak lanjutnya, pastinya pergerakan ini akan kita rawat, sambil menunggu hasil penyidikan. Apabila hal ini tidak diindahkan, mau nggak mau akan ada aksi-aksi selanjutnya," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, D (35) ditemukan meninggal di salah satu hotel di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang. Korban yang menginap bersama pria dengan inisial B (56) itu diduga meninggal karena sakit.
"Korban perempuan asal Purwokerto, inisial D, umur 35 tahun, diketahuinya itu jam sekitar jam 04.30 WIB," kata Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir saat dihubungi detikJateng, Selasa (18/11/2025).
"(Korban) Berdua dengan seseorang, kan satu kamar, sama laki-laki. (Pacarnya?) Kita belum berani mengatakan itu, pokoknya mereka satu kamar," lanjutnya.
(aap/dil)











































