Kamis (13/11) malam menjadi momen horor bagi penduduk Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap. Tanah longsor menerpa permukiman, menyebabkan puluhan orang tertimbun.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, mengatakan longsor yang terjadi Kamis sekitar pukul 20.00 WIB WIB buntut hujan deras yang mengguyur Cilacap malam itu. Tim SAR bergerak ke lokasi begitu mendapat laporan.
"Sesampainya di lokasi, tim langsung berkoordinasi dengan aparat setempat dan unsur potensi SAR lainnya. Kami melakukan asesmen dan menyusun rencana pergerakan selanjutnya," ujar Priyo dalam keterangannya, Jumat (14/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. 3 Korban Tewas Ditemukan
Dalam insiden itu, tiga orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dua jenazah, Julia Lestari (20) dan Maya (15), sudah ditemukan sejak Kamis malam.
Sementara jenazah ketiga ditemukan pada Jumat pukul 10.35 WIB di bawah material cor-coran. Alat berat harus dikerahkan untuk menarik material longsor agar jasad korban dapat dievakuasi.
Usai berhasil mengevakuasi korban, tim SAR gabungan harus bahu-membahu mengangkat jasad korban dengan berjalan sejauh kurang lebih 100 meter menuju ambulans. Sebab, akses menuju ke lokasi belum bisa dilewati oleh kendaraan roda empat karena licin dan jalan yang sempit.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ma'tuf, mengungkapkan jenazah korban yang dievakuasi pada Jumat siang bernama Wahyuni. Usianya disebut 50-an tahun.
"Iya, yang disalatkan tadi namanya Wahyuni. Rumahnya di utara sana, sekitar 100 meter dari lokasi ini," ujarnya.
Menurutnya, jenazah Wahyuni dimakamkan di TPU Tarukahan, yang letaknya tidak jauh dari permukiman warga. Ia menjelaskan bahwa seluruh jenazah korban yang ditemukan, baik hari ini maupun sebelumnya, dipusatkan dalam satu lokasi pemulasaraan.
"Iya, semuanya disalatkan di sini, satu kelompok. Makamnya juga berdekatan," katanya.
Dua korban pertama yang ditemukan semalam (13/11) juga telah dimakamkan siang tadi. Ma'tuf juga memaparkan hubungan keluarga para korban dalam satu rumah itu. Wahyuni merupakan ibu dari Maya, sedangkan korban satunya, Julia, merupakan keponakan Wahyuni.
"Maya itu anaknya Bu Wahyuni. Yang Julia itu keponakannya," jelasnya.
Pencarian korban longsor di Cilacap Foto: dok. Polda Jateng |
2. 20 Orang Masih Tertimbun
Berdasarkan data yang dirilis BPBD Cilacap, berikut data 20 orang yang masih dalam pencarian
6 Orang Warga Dusun Tarukahan
- Nina
- Fani
- Fatin
- Lilis (Ibu)
- Danu (anak Lilis)
- Balita anak Lilis
14 Warga Dusun Cibuyut
- Rastum
- Rahma
- Aca
- Cahyanto
- Kasri
- Zahra
- Nilna
- Asmanto
- Isna
- Anak Isna
- Dani
- Istri Dani
- Anak Dani
- Anak Dani
3. Kades Sempat Ungkap Tanda-tanda Sebelum Longsor
Kepala Desa (Kades) Cibeunying, Lili Warli, menuturkan tanda-tanda pergerakan tanah sudah muncul sejak dua hari sebelumnya.
"Memang dari kemarin dengan intensitas hujan terus-menerus mulai dari hari Selasa dan Rabu, sudah ada tanda-tanda. Di perbatasan Dusun Cibuyut-Nagari itu jalan sudah amblas, dan setiap hari makin turun," paparnya di lokasi.
Menurut Lili, longsor terjadi setelah kondisi jalan yang terus menurun akhirnya tak mampu menahan tekanan tanah yang jenuh oleh air hujan.
"Tadi malam tepatnya kurang lebih pukul 20.00 WIB terjadi tanah longsor," katanya.
Lili menyebutkan bahwa warga di bagian atas desa sebenarnya sudah diingatkan untuk mengungsi. Namun, untuk warga di kawasan Tarukahan, peringatan belum sempat diberikan karena sebelumnya dianggap relatif aman.
"Untuk yang di atas (Dusun Cibuyut) kita sudah ingatkan. Tapi untuk lokasi Tarukahan menurut prediksi kami tidak terjadi, sehingga kami belum sempat mengingatkan," jelasnya.
"Total ada dua dusun yang terdampak berat. Dusun Tarukahan itu 65 KK, Dusun Cibuyut kurang lebih 250 KK. Yang tertimbun rumahnya delapan di Tarukahan dan delapan di Cipuyut," kata Lili.
Dari kejadian tersebut, 46 warga berhasil dievakuasi pada malam kejadian.
"Dua ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan satu selamat. Yang dalam pencarian sekarang ada 20 orang. Sisanya alhamdulillah selamat," ujarnya.
Ia menegaskan rumah-rumah di sekitar lokasi longsor kini juga terancam. "Rumah yang di sekitarnya otomatis terancam," katanya.
Menurut Lili, sebagian warga yang selamat mengungsi ke rumah saudara, sementara sebagian lainnya berada di balai desa. "Yang di balai desa ada empat orang," ujarnya.
4. Cerita Saksi
Salah satu saksi, Edi, mengungkap detik-detik saat material longsor menghantam permukiman. Menurutnya, kejadian berlangsung sangat cepat dan tanpa tanda-tanda mencurigakan.
"Kejadiannya itu cepat banget. Saya lagi ngopi di tempat tetangga, sekitar jam 19.30 WIB semalam tahu-tahu bunyi gemuruh keras banget. Kayak suara truk nurunin material," ucap Edi.
Edi mengaku langsung berdiri dan melihat ke arah sumber suara. Saat itu ia melihat angin kencang dan material tanah bergerak menghancurkan apa pun di depannya.
Terus kaya ada angin kencang banget dari arah longsoran. Tahu-tahu gelap semua. Saya lihat pohon kelapa itu jalan di atas tanah," ungkapnya.
Di tengah kepanikan, Edi teringat anaknya yang sedang tidur di rumah tidak jauh dari lokasi kejadian. Tanpa pikir panjang, ia berlari pulang meski kondisi gelap dan tanah masih labil.
"Begitu kejadian saya teringat anak lagi tidur. Alhamdulillah kamar anak saya tidak kena longsoran. Tapi rumah saya sudah roboh," katanya dengan suara bergetar.
"Saya gendong anak saya sambil nangis. Syok banget," jelasnya.
Adapun Yayung (62), bercerita dia baru saja pulang dari tahlilan dan tengah mencuci kaki di teras tatkala terdengar suara gemuruh yang sangat keras.
"Saya baru saja pulang tahlilan, masih di teras lagi cuci kaki. Terus kedengeran suara gemuruh kaya pesawat," tuturnya.
Saat itu, ia spontan menoleh ke belakang dan melihat dua anaknya berlari keluar rumah dalam kondisi terlambat menyelamatkan diri.
"Anak saya dua, telat keluarnya dari rumah. Sudah ketiban reruntuhan tapi masih sempat lari. Alhamdulillah selamat terus langsung ambruk rumah saya," kata Yayung.
Anak lelaki Yayung yang berusia 28 tahun dan anak perempuan berusia 11 tahun kini menjalani perawatan di rumah sakit. Keduanya mengalami luka di bagian kaki.
"Sekarang sedang dirawat di rumah sakit, katanya di-pen. Nggak tahu patah atau retak di bagian kaki," ujarnya.
Sang istri juga selamat lantaran saat kejadian tengah berada di teras rumah. Namun seluruh barang berharga milik keluarga itu tak bisa diselamatkan.
"Barang tidak ada yang selamat, tidak sempat. Termasuk ada empat sepeda motor juga tertimbun," ungkapnya.
im SAR gabungan mengevakuasi jasad korban bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jumat (14/11/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng |
5. Evakuasi Dihentikan karena Hujan
Tim SAR gabungan menghentikan operasi pencarian dan evakuasi pada Jumat sore. Pasalnya, hujan mengguyur sejak pukul 15.15 WIB.
Kepala Basarnas Cilacap, M Abdullah, menyatakan hujan berpotensi membahayakan petugas dikarenakan kondisi tanah yang masih labil.
"Operasi SAR di hari kedua pada hari ini pada pencarian korban longsor di Desa Cibeunying pada pukul 15.30 WIB kami hentikan dikarenakan cuaca hujan," di lokasi.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan operasi pencarian dilanjutkan kembali apabila hujan reda. Namun, jika tidak operasi akan dilanjutkan esok pagi.
"Kami tetap akan berupaya semaksimal mungkin dan memaksimalkan pelaksanaan operasi SAR pada hari ini. Namun demikian, tetap kami akan selalu mempertimbangkan dan memprioritaskan keselamatan tim SAR," terangnya.
Abdullah menyebut tidak akan menargetkan waktu pelaksanaan operasi SAR. Pihaknya tetap berkomitmen untuk melakukan operasi pencarian semaksimal mungkin.
"Kami tidak akan menarget untuk berapa lamanya. Namun demikian kami akan memaksimalkan proses pencarian ini," jelasnya.
Simak Video "Video: Longsor di Cilacap Terjang Permukiman Warga, 2 Orang Tewas-21 Hilang"
[Gambas:Video 20detik]
(apu/apu)













































