Lima warga korban tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Majenang. Mereka mengalami luka setelah tertimbun material longsor yang menerjang dua dusun sekaligus pada Kamis (13/11) malam.
"Kondisi korban luka sudah dirawat di RSUD Majenang. Yang masih dirawat ada lima warga," kata Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman saat ditemui di lokasi, Jumat (14/11/2025).
Bupati Syamsul menyampaikan duka mendalam atas bencana yang menimpa warganya. Ia menjelaskan, retakan tanah di area perbukitan Cibeunying sebenarnya sudah terlihat sejak Kamis sore. Namun, retakan tersebut kemudian runtuh sekitar pukul 19.20 WIB dan menimbun dua dusun yakni Cibuyut dan Tarukahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total semuanya ada 46 korban jiwa terdampak. Tapi 21 korban masih dalam pencarian. Yang sudah ditemukan ada dua korban meninggal dunia (data per 12.00 WIB tiga korban meninggal), dan sudah dibawa ke RSUD Majenang," ujarnya.
Untuk mempercepat pencarian, tim SAR gabungan membagi area menjadi dua sektor. Sektor A memiliki tiga titik pencarian, sementara sektor B terbagi menjadi dua titik. Unsur TNI-Polri, relawan, serta Basarnas dikerahkan untuk melakukan penyisiran manual di antara reruntuhan.
"Pencarian dibagi menjadi dua sektor, A dan B. Tim relawan gabungan yang dibantu TNI-Polri sudah turun semua," jelas Syamsul.
Satu unit alat berat juga diterjunkan ke lokasi, tetapi penggunaannya dilakukan secara bertahap karena medan sulit dan akses jalan masih tertutup material longsor.
"Kita harus buka akses jalannya dulu supaya alat berat bisa bekerja optimal. Tidak bisa semuanya langsung menggunakan alat berat," jelasnya.
Syamsul mengungkapkan bahwa pemerintah sebenarnya sudah melakukan mitigasi awal pada Rabu lalu. Namun, kajian dari tim geologi belum bisa dilakukan segera karena fokus sebelumnya berada di lokasi lain yang juga rawan.
"Rabu kemarin kami sudah ke Majenang memitigasi semuanya. Retakan itu sebenarnya perlu kajian ahli geologi. Tapi belum dilaksanakan karena kemarin fokus di Desa Bener, ternyata yang terjadi justru di Cibeunying," tuturnya.
Ia menegaskan, setelah proses pencarian selesai, pemerintah akan melakukan kajian relokasi bagi warga terdampak bersama BPBD Provinsi dan BNPB.
"Selesai tahapan ini, insyaallah kita akan memitigasi termasuk rumah-rumah yang terdampak. Kajian relokasi nanti akan dibahas," katanya.
Sebagai langkah cepat, pemerintah juga menurunkan pompa air portabel untuk membantu percepatan evakuasi dan penanganan darurat.
"Saat ini yang paling terdekat, alat pompa air portabel akan kita kerahkan semua," ujar Syamsul.
(afn/alg)











































