Cerita Adik PB XIII Pilih Walk Out Saat Rapat Kerabat Keraton Solo soal Suksesi

Cerita Adik PB XIII Pilih Walk Out Saat Rapat Kerabat Keraton Solo soal Suksesi

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 14 Nov 2025 11:55 WIB
Foto KGPH Mangkubumi dinobatkan sebagai PB XIV
Foto KGPH Mangkubumi dinobatkan sebagai PB XIV. Foto: Dok. Keluarga Keraton Solo
Solo -

Delapan putra-putri PB XII dan PB XIII hadir pertemuan kerabat Keraton Solo yang berujung pada penobatan Penobatan KGPH Mangkubumi atau KGPH Hangabehi sebagai Paku Buwono (PB) XIV. Dari 8 itu, 6 putra-putri PB XII dan dua putra-putri PB XIII.

Juru bicara Maha Menteri Panembahan Agung Tedjowulan, Kanjeng Pakoenegoro mengatakan ada 8 putra-putri PB XII dan PB XIII yang hadir pertemuan kerabat Keraton Solo. Dari 8 itu, 6 putra-putri PB XII dan dua putra-putri PB XIII.

"Banyak yang hadir, sekitar 200 orang. Saya nggak hafal satu per satu sebut saja sentana dalem dan abdi salem," ujarnya saat di lokasi Kamis (13/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2 Walk Out

Namun pertemuan itu juga sempat diwarnai walk out oleh salah satu putra dari Paku Buwono (PB) XII, yakni GPH Surya Wicaksana alias Gusti Nenok. Ia memutuskan keluar karena acara tersebut tidak sesuai agenda awal.

"Iya, sebelum acara selesai saya keluar. Tepatnya tidak mau mendengar dan melihat keributan dan acara tidak sesuai dengan agenda undangan yang isinya musyawarah, bukan deklarasi PB XIV," katanya dihubungi detikJateng, Jumat (14/11/2025).

ADVERTISEMENT

Gusti Nenok mengaku sudah mempunyai firasat bahwa penobatan Mangkubumi sebagai PB XIV akan menuai penolakan dan keributan. Ia mengaku sempat melihat prosesi Mangkubumi berikrar sebagai Paku Buwono XIV.

"Menyaksikan, saya menyaksikan. Jadi menyaksikan penobatan. Ini saya memikirkan ini pasti ribut, benar, nggak ada dua atautiga detik langsung teriak-teriak kan, makanya saya memilih keluar," ungkapnya.

Sebagai adik Paku Buwono XIII, ia mengaku kaget dengan agenda penobatan tersebut. Pasalnya, yang ia tahu pertemuan itu hanya musyawarah yang diinisiasi oleh Maha Menteri KGPA Tedjowulan.

"Kaget, karena agendanya bukan itu (penobatan). Agendanya itu musyawarah. Tetapi tiba-tiba selesai musyawarah tersebut, lalu Mangkubumi itu minta restu kepada Tedjowulan untuk mendeklar, ya. Ini belum jumenengan ini, Sebelumnya mendeklar, meminta restu untuk gelar calon pengganti raja atau Adipati," terangnya.

"Ya, minta restunya itu, tetapi kemudian dia berpidato mendeklar sebagai PB XIV. Gitu. Itu di luar agenda rapat, makanya begitu mendeklar, enggak lama kemudian ada keributan, saya keluar," sambungnya.

Gusti Nenok menyebut, KGPH Puger juga ikut keluar saat terjadi perselisihan. Hanya saja ia tidak melihat arah keluar Gusti Puger.

"Walk out itu Gusti Puger, saya tidak melihat. Ya keluar gitu, lho, tapi keluar bareng setelah ribut,ribut, langsung keluar. Sama dengan saya, enggak ada, apa, enggak ada satu menit terus keluar," ungkapnya.

Menyikapi adanya dualisme di Keraton Solo, Gusti Nenok mengaku lebih mendukung keputusan Menteri Kebudayaan untuk membahas terlebih dahulu Suksesi PB XIV. Ia juga mendukung Maha Menteri KGPA Tedjowulan sebagai Ad intern PB XIV.

"Saya mendukung Kepmenbud yang menunjuk Maha Menteri sebagai , Panembahan, intern yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengajak komunikasi. Itu saja, saya mendukung pemerintah," terangnya.

Dirinya sendiri sudah menduga akan ada dua raja di Keraton Solo sepeninggal PV XIII. Dengan begitu, ia berharap pemerintah bisa menengahi konflik Keraton.

"Karena sudah yakin saya pasti dua raja. Enggak seperti dulu. Yang bisa menengahi kalau ada dua belah pihak yang bersengketa ya, pemerintah. Itu saja," tegasnya.

Berikut kerabat hadir di Sasana Handrawina, Keraton Surakarta Hadiningrat, 13 November 2025:

Putra-Putri PB XII

1. KGPH Panembahan Agung Tedjowulan
2. ⁠GKR Wandansari
3. ⁠KGPH Puger
4. ⁠KGPH Surya Wicaksono
5. ⁠GKR Ayu
6. ⁠GRAy Koes Suwiyah

Putra-Putri PB XIII

1. KGPH Hangabehi
2. ⁠GRAy Putri Purnaningrum

Saksikan juga Blak-blakan: Eri Cahyadi Galakkan Semangat Gotong Royong Warga Surabaya melalui "Kampung Pancasila"




(afn/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads