Penjelasan Polisi soal CCTV yang Mengarah ke TKP Kecelakaan Iko Juliant

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 11 Nov 2025 19:10 WIB
Momen rekonstruksi kecelakaan Mahasiswa Unnes, Iko Juliant di Jalan Veteran Semarang, Rabu (1/10/2025). Foto: Dok. detikJateng.
Semarang -

Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Artanto mengungkapkan CCTV Polda Jateng yang mengarah ke Jalan Veteran mati saat insiden kecelakaan mahasiswa FH Unnes, Iko Juliant Junior, terjadi.

"Jadi CCTV yang kita miliki pada saat kejadian itu sedang mengalami kerusakan, akibat perbaikan gedung Borobudur yang ada di belakang Polda," kata Artanto di Mapolda Jateng, Kecamatan Semarang Barat, Selasa (11/11/2025).

Ia mengatakan CCTV di gedung Borobudur yang berada di Jalan Veteran, lokasi Iko dan Ilham mengalami kecelakaan pada Minggu (31/8) lalu, mati akibat jaringan yang terputus.

"Jadi jaringannya terputus, sehingga dia off untuk melakukan perekaman atau monitoring. Setelah kejadian itu, kita analisa dan akhirnya kita langsung melakukan perbaikan untuk menyalakan kembali," jelasnya.

"Ada tiga titik di samping kanan itu off semua pada saat kejadian, karena jaringannya terputus. (Tiga CCTV itu satu jaringan listrik?) Ada satu tiang dengan dua arah," lanjutnya.

Meski begitu, ia menyebut masih ada CCTV lain yang merekam kejadian tersebut. Penyidik dikatakan telah mengantongi CCTV yang memperlihatkan adanya kecelakaan.

"Ada, CCTV tetap ada. Bukan yang di Polda, di bangunan lain. Ini kan kita sedang mengambil keterangan dari pengelola situs-situs tersebut. Apakah itu disengaja atau memang akibat dari renovasi bangunan," lanjutnya.

CCTV yang dikantongi polisi itu, kata Artanto, juga telah diperlihatkan kepada pengacara keluarga korban.

"(CCTV jelas?) Jelas, dan hal itu sudah digelar oleh penyidik, dengan disaksikan penasihat hukum maupun dari pihak korban. Baik saudara, keluarga Iko, maupun saksi yang kendaraan di depan," ujarnya.

Sementara itu pengacara keluarga Iko, Naufal Sebastian, mengatakan pihaknya sudah mengetahui bahwa polisi mengatakan CCTV di Polda Jateng tak merekam kejadian tersebut.

"CCTV mati kita sudah tahu karena penyidik Satlantas sempat ngomong begitu, tapi keterangannya bukan keterangan resmi, kayak keseleo ngomong, ditarik lagi. Waktu kami tanya 'CCTV Polda gimana?' Dijawab 'kayaknya rusak, eh rusak nggak ya?' Sehingga kami belum bisa ngomong bahwa CCTV itu rusak atau tidak," kata Naufal saat dihubungi.

Ia mengatakan, terdapat sekitar 6 titik CCTV di Polda yang mengarah ke Jalan Veteran. Saat menanyakan ke penyidik, ia juga mendapat jawaban bahwa CCTV Polda Jateng rusak sejak gedung direnovasi.

"Kecurigaan kami kenapa kemudian CCTV Polda 12 kamera, 6 titik itu bisa mati semua dan tidak di-maintenance? Padahal sehari sebelum rekonstruksi, kami investigasi ke sekitar Jalan Veteran dan CCTV-nya nyala, inframerahnya nyala," ujarnya.

Ia mengatakan, penyidik pun mencari CCTV lainnya. Dari CCTV gedung Perusahaan Tower Bersama, terlihat adanya kecelakaan tersebut. Namun, tim hukum yang melihat tayangan menyebut video di CCTV buram.

"Di CCTV Tower Bersama yang ditunjukkan ke keluarga Iko dan ke PH (penasihat hukum) itu buram, nggak begitu jelas. Tapi menurut Mas Adi (pengacara yang melihat), CCTV itu menunjukkan ada benturan antara motor Supra dan motor Vario. Tapi terbentur karena apa itu yang belum jelas," tuturnya.

"Apakah jatuh atau kecelakaannya karena lemparan seperti keterangan Ilham, itu yang belum didalami, itu mestinya lebih didalami kepolisian. CCTV tidak menggambarkan seperti apa gambar utuh peristiwanya," lanjutnya.

Selain itu, ia juga mengatakan adanya rekaman video yang diambil Ilham dari ponsel Iko sebelum kecelakaan. Dalam rekaman itu, kata Naufal, tidak terlihat adanya pengendara lain di depannya.

"Ternyata Ilham saat bonceng Iko sebelum kejadian itu sempat merekam pakai HP-nya Iko. Itu di depannya nggak ada motor pada saat akan jatuh. Kenapa bisa kecelakaan? CCTV-nya nggak memuat semuanya," terangnya.

"Menurut teman-teman PH yang melihat, (dalam video) di depan (Iko dan Ilham) banyak aparat dan terang, nggak gelap," sambungnya.


Naufal dan tim hukum pun telah meminta rekaman CCTV tersebut, tetapi tidak diperbolehkan. Ia pun mendesak agar dilakukan audit terhadap CCTV yang mati di Polda Jateng.

"Itu kan alasan klasik ya, nanti kita akan minta diaudit itu CCTV-nya. Benar-benar rusak atau nggak," ujarnya.

"CCTV itu penting untuk melihat sebelum dan pascakejadian. Apakah betul langsung ditolong, atau ada pembiaran, atau kemudian ada pemukulan dari orang-orang yang ada di sekitar Iko dan Ilham ketika dia terjatuh," imbuhnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga telah mendatangi saksi di gedung Tower Bersama. Namun para saksi menyebut tak melihat kecelakaan, hanya mendengar suara tabrakan.

"Saksi yang ada di tower bersama saat kami datangi juga nggak melihat adanya kecelakaan. Dia mendengar suara 'brak'," lanjutnya.




(apl/dil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork