Sebuah warung bakso Gading, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo, ramai di media sosial setelah diduga mengandung bahan nonhalal. Berikut fakta-faktanya.
Kabar itu diunggah akun Instagram @info_solo_utara. Dalam unggahannya, terdapat tangkap layar unggahan surat dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Solo.
"info terbaru,bakso remaja di gading, ternyata menambahkan bahan non halal,,, Monggo buat yang muslim harap berhati-hati," tulis dalam postingan itu, seperti yang dilihat detikJateng, Senin (3/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Lembar Viral adalah Berita Acara
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo, Wahyu Kristina, mengungkap lembar yang viral itu merupakan berita acara pernyataan pemilik tempat usaha kepada tim monitoring.
"Itu berita acara berdasarkan self declare atas pertanyaan dari tim monitoring ke pelaku usahanya. Waktu itu ditanya jawabnya sesuai berita acara. Pertanyaan, mengaku mengandung bahan nonhalal," kata Kristina kepada awak media, Senin (3/11).
Namun untuk memastikan hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo melakukan uji laboratorium atas sempel makanan tersebut.
Dia belum mengetahui bahan makanan apa yang terkandung, sehingga disebut nonhalal. Pihaknya akan menanti hasil laboratorium.
"Kita ada uji sampel. Belum jadi (belum keluar hasil laboratoriumnya), minggu ini insyaallah keluar," ucapnya.
2. Ditutup Sementara
Wahyu melanjutkan, Bakso Remaja tersebut kini ditutup sementara. Penutupan sampai batas waktu yang belum bisa dipastikan.
"Supaya tidak resah, sementara ditutup dulu. Awalnya kita tempel stiker nonhalal sambil menunggu uji lab. Ditutup hari ini oleh Satpol PP, kami sebatas pemeriksaan di bahan pangan," ujarnya.
3. Bantahan Anak Pemilik
Dimintai konfirmasi terpisah, anak pemilik warung bakso, Thirthania Laura Damayanthie, mengklarifikasi. Ia membantah bahwa warung bakso keluarganya nonhalal.
Ia lantas menjelaskan bahwa sang ayah saat itu salah omong. Sebab, ketika didatangi tim gabungan yang menggelar sidak, kondisinya kurang sehat.
"Bapak waktu ditanyai itu, bapak salah ngomong. Bapak nggak tahu bedanya halal dan nonhalal, karena bapak lagi sakit. Kemarin habis libur seminggu jadi masih nge-blank. Bapak jawabnya nonhalal," kata Thirthania saat ditemui di kediamannya di kawasan Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Senin (3/11).
"Padahal sebenarnya bahan yang kita pakai halal semua, sapi semua, tidak ada B2 (babi). Kita bikin sertifikat halal tapi belum keluar," imbuhnya.
Thirthania menerangkan, saat tim gabungan datang bulan lalu, ayahnya baru saja pulih dari sakit lambung. Sehingga masih lemas dan belum bisa berpikir jernih.
4. Urus Sertifikat Halal ke KUA
Selain itu, Thirthania memaparkan bahwa warung Bakso Remaja sudah mengurus sertifikat halal beberapa waktu lalu. Begitu kasus tersebut mencuat, keluarganya kembali mengajukan sertifikasi halal ke KUA Solo.
Produk makanan di Warung Bakso Remaja Gading juga sudah diuji sempel makanannya di laboratorium. Saat ini, hasil laboratorium masih menunggu. Selagi menunggu itu, warung yang sudah buka sejak tahun 1996 itu tutup sementara.
"Ditutup sampai kita dapat sertifikat halal, sekalian nunggu halal. Per hari ini. Tadi sempat buka sampai jam 2, dari dinas menyarankan tutup antisipasi ada pihak yang tidak terima," jelasnya.
5. Ngaku Sedih atas Kesalahpahaman yang Terjadi
Thirthania pun mengaku sedih atas kejadian itu. Sebab, warung yang sudah berdiri hampir 30 tahun itu sudah mempunyai pelanggan.
"Sedih banget. Saya takutnya karena warung saya sudah dari dulu banyak pelanggan lama, takutnya karena viral ini merusak kepercayaan mereka. Tadi ada yang datang ke warung minta penjelasan, karena dia hampir setiap hari datang," pungkasnya.
(apu/afn)











































