Pemkab Sragen Bantah Pernah Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan

Pemkab Sragen Bantah Pernah Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 30 Okt 2025 13:49 WIB
YOGYAKARTA, INDONESIA - MAY 06:  People take a photograph near statue of General Soeharto at Soeharto museum on May 06, 2016 in Yogyakarta, Indonesia.  Survivors of Indonesias anti-communist massacres in 1965 called for investigations on the countrys purges, in which hundreds of thousands of people are believed to have been killed by the Indonesian military when the Cold War was escalating in Southeast Asia. Based on human rights groups, half a million people died in 1965 during a massacre carried out by the military and religious groups after an attempted coup by suspected communists, where an officer-led group kidnapped and executed six generals on the night of Septemeber 30, 1965. Known as one of the worst mass atrocities of the 20th century, many among the dead had no connection to Communism, and hundreds of thousands had been held in dentention centers for years during the period. (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Presiden Soeharto. Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti.
Sragen -

Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Hargiyanto, mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen tidak pernah mengusulkan nama Presiden ke-2 RI Seoharto untuk menjadi pahlawan nasional.

Diketahui sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan bahwa usulan Soeharto menjadi pahlawan itu dari Pemkab Sragen tahun 2010.

"(Pemkab Sragen mengusulkan Soeharto jadi Pahlawan?) Usulan itu tidak lewat Pemda," kata Hargiyanto saat dihubungi detikJateng, Kamis (30/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui terpisah di Lapangan Sidodadi, Masaran, Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, enggan berkomentar banyak mengenai usulan tersebut. Ia menegaskan, Pemkab Sragen mengikuti keputusan pemerintah pusat.

"Kita mengikuti keputusan pusat," ucap Sigit.

ADVERTISEMENT


Sigit enggan menjawab lebih lanjut saat ditanya soal apakah pernah mengusulkan itu. Sigit lalu pergi dengan mobil dinas untuk mendampingi kunjungan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul angkat bicara soal usulan Presiden kedua RI, Soeharto, menjadi pahlawan nasional. Gus Ipul menyebut usulan tersebut pertama kali muncul dari Pemkab Sragen di tahun 2010.

Gus Ipul mengatakan, usulan tersebut sudah diproses mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke tim Kementerian Sosial untuk dikaji oleh sejarawan, akademisi, hingga tokoh agama. Sebanyak 40 nama yang dirasa sudah memenuhi syarat itu juga sudah diteruskan kepada Dewan Gelar yang dipimpin Fadli Zon.

"40 nama yang kita usulkan itu kita anggap telah memenuhi syarat untuk diberi gelar pahlawan. Jadi kalau ada perbedaan pendapat kita memahami dengan baik, kita dengarkan, tentu menjadi salah satu pertimbangan," ungkapnya.

Menurutnya, pemberian gelar pahlawan kepada tokoh-tokoh tersebut diharapkan mampu menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya.

"Kalau pertama kali Pak Presiden Soeharto itu diusulkan sejak 2010, dari Sragen kalau nggak salah. Terus naik ke Provinsi, naik ke Kementerian Sosial. Waktu itu masih belum memenuhi syarat, tapi di tahun ini setelah kita periksa ternyata sudah memenuhi syarat," tuturnya.

"(Karena jasanya) dalam bidang pembangunan. Presiden ini dalam bidang pembangunan menjadi presiden 30 tahun tentu ada jasa-jasa. (Syarat utamanya itu?) Salah satunya," lanjutnya.




(apl/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads