Banjir di Kota Semarang masih bertahan terutama di Jalur Pantura Kaligawe. Akibat hujan lebat, banjir meluas. Tercatat korban tiga orang meninggal dan satu anak masih dalam pencarian karena hanyut.
Tiga korban meninggal dan satu anak hanyut itu terjadi di empat lokasi berbeda. Peristiwa ada pada hari Sabtu (25/10) dan Selasa (28/10).
Dua Korban Tenggelam
Informasi pertama yaitu dua korban meninggal akibat banjir pada Sabtu (25/10). Korban pertama bernama Eko Rusianto, warga Panggung Kidul, Kecamatan Semarang Utara. Peristiwa terjadi saat korban bekerja membersihkan sampah di Kolam Retensi Trimulyo, Sabtu (25/10) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian tenggelam di Trimulyo ini kecelakaan kerja. Korban terpeleset dan akhirnya tenggelam karena tidak bisa berenang," kata Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto kepada awak media, Sabtu (25/10) malam.
Korban disebut tidak mengenakan rompi pelampung. Endro mengungkapkan korban menggunakan ban dalam mobil sebagai pengaman saat bersih-bersih kolam retensi.
Korban tenggelam kedua yakni anak berinisial FAS yang tenggelam di Jembatan Pertigaan Masjid Gebangsari, Kecamatan Genuk. Ia dilaporkan tenggelam saat bermain di aliran luapan air akibat banjir.
"Berdasarkan keterangan saksi-saksi, anak tersebut tenggelam," tutur Endro, Sabtu (25/10) malam.
Dua Anak Hanyut
Pada hari Selasa (28/10), terdapat informasi dua anak hanyut di dua lokasi berbeda. Korban pertama yaitu anak laki-laki berinisial ARA (7) yang disebut hanyut di depan sekolahnya daerah Tlogomulyo pukul 11.00 WIB dan hingga malam belum ditemukan. Lokasi kedua ada di daerah Gasem sekitar pukul 17.50 WIB dengan korban anak perempuan bernama RA (9).
Peristiwa yang menimpa RA itu sempat terekam CCTV, terlihat korban berjalan menuju saluran yang sedang dalam perbaikan dan di sekitarnya memang banjir. Korban langsung tercebur dan hanyut, kemudian ibunya terlihat berlari dan ikut masuk ke kubangan air. Warga berdatangan dan berusaha menolong ibu tersebut, namun sang anak sudah tidak terlihat lagi.
Setelah tim SAR melakukan pencarian, hari Rabu (29/10) ARA ditemukan meninggal usai tenggelam di selokan Perum Graha Mukti Asri Tlogomulyo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
"(Achmad Rifqie ini korban ketiga akibat banjir Semarang?) Iya, jadi terpeleset kemudian hanyut dan meninggal. Itu korban laka (kecelakaan) air," kata Endro melalui pesan singkat kepada detikJateng, Rabu (29/10/2025) pagi.
Sementara itu pencarian terus dilakukan terhadap korban RA. Penyisiran terus dilakukan hingga hari ini.
63.400 Jiwa Terdampak
BPBD Kota Semarang menyebut ada 23 kelurahan di Kota Semarang yang masih tergenang air. Dampaknya, ada puluhan warga yang mengungsi di dua posko pengungsian.
"Ada 63.400 jiwa yang terdampak banjir atau 21.125 KK," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto kepada wartawan, Rabu (29/10/2025).
Data dari BPBD Kota Semarang menyebutkan banjir menggenangi 23 kelurahan di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Semarang Utara, Gayamsari, Genuk, Pedurungan, dan Semarang Timur.
Di Kecamatan Semarang Utara, banjir merendam Kelurahan Panggung Lor, Panggul Kidul, Bulu Lor, Tanjung Emas, Bandarharjo, Purwosari, dan Dadap Sari.
Di Kecamatan Gayamsari, genangan air setinggi 10-80 sentimeter terjadi di Kelurahan Siwalan, Tambakrejo, Kaligawe, dan Sawah Besar.
Di Kecamatan Genuk, banjir setinggi 10-80 sentimeter menggenangi Kelurahan Genuksari, Gebangsari, Banjardowo, Bangetayu Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo, Muktiharjo Lor, dan Trimulyo.
Di Kecamatan Pedurungan, banjir dengan ketinggian 10-50 sentimeter terjadi di Kelurahan Tlogosari Kulon, Muktiharjo Kidul, dan Tlogomulyo.
Di Kecamatan Semarang Timur, banjir dengan ketinggian 15-45 sentimeter terjadi di Kelurahan Sarirejo.
Endro menyebut pihaknya berupaya memenuhi kebutuhan logistik warga terdampak banjir. Beberapa posko pengungsian juga telah difungsikan.
"Logistik tetap kami penuhi dari posko kebencanaan Kota Semarang. Lalu ada posko pengungsian di Kelurahan Muktiharjo Kidul dengan 22 jiwa dan di posko pengungsian USM ada 17 jiwa," terang Endro.
"Bagaimana pun, alam tak bisa dilawan. Yang bisa kami lakukan adalah meminimalkan dampaknya dan memastikan masyarakat tetap aman," pungkasnya.
(aap/afn)








































.webp)













 
             
             
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 