Rumah roboh terjadi di Kawasan Pecinan, Jalan Pedamaran Gang Buntu, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Rumah roboh itu menimpa empat orang, satu di antaranya meninggal.
Pantauan detikJateng di lokasi, tampak rumah roboh tersebut menutup jalan perkampungan. Papan informasi lelayu dipasang di depan gang. Para pelayat sudah tiba di samping rumah yang roboh.
Kasi Operasi Basarnas Semarang, Moel Wahyono, mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIB Selasa (28/10) malam tadi. Rumah tersebut roboh karena merupakan bangunan tua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena faktor usia. Korban selamat Syahrul Adji Pramuda (20), Yuanita Atia Eka (7), Arsyad Ikwan Setiawan (4). Korban meninggal Mega Gita Safitri (28)," kata Moel saat dihubungi detikJateng, Rabu (29/10/2025).
Rumah roboh di Kawasan Pecinan, Jalan Pedamaran Gang Buntu, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Rabu (29/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng |
Ia mengatakan, para korban saat kejadian tersebut tengah tertidur. Mereka lantas tertimpa reruntuhan. Nahasnya, korban yang merupakan ibu dua anak itu tak terselamatkan.
"Korban waktu kita evakuasi sudah meninggal. Awalnya kita dapat info dari warga, lewat WhatsApp WA grup relawan, kan saling menginformasikan," ungkapnya.
Salah satu warga setempat, Daniel (38), mengatakan dirinya ikut membantu evakuasi rumah roboh tersebut sejak pukul 00.00-03.00 WIB. Ia menyebut, terdapat empat orang yang tidur dalam rumah kecil tersebut.
"Yang tertimpa hanya empat. Neneknya tidur di sampingnya itu aman. Dulunya neneknya tidur di sini, rumah ini sudah turun-temurun dari dulu," kata Daniel di lokasi.
Ia mengatakan, saat kejadian dirinya berada di dekat lokasi. Ia pun mendengar suara rumah roboh yang disusul dengan teriakan dari dalam rumah.
"Kejadian tadi malam, tiba-tiba ada terdengar suara gemuruh langsung 'bruk'. Terus ada suara teriakan adiknya dari dalam, dia berusaha keluar, bisa selamat, terus masih ada tiga korban lagi," ungkapnya.
"Saya dari rumah dengar suara itu langsung lari ke sini. Lah adiknya itu lompat, saya evakuasi sendiri, adiknya langsung nyari pertolongan ke depan (gang). Terus warga yang dengar itu ikut membantu evakuasi manual sebelum Basarnas pakai alat-alat itu," lanjutnya.
Ia menyebut, sang ibu mengalami lukanya parah di bagian kepala sehingga tak terselamatkan. Sementara anak-anaknya mengalami lecet. Rumah roboh itu disebut sudah ada sejak zaman Belanda, dan diperkirakan roboh karena sudah dimakan usia.
"Nggak ada angin,enggak ada apa-apa, langsung tiba-tiba aja (roboh). Kan hujan deras paginya. Siangnya panas sampai malam," tuturnya.
Saat kejadian, posisi korban meninggal tidur di tengah, sementara lainnya tidur di pojok kanan dan kiri rumah kecil tersebut.
(apl/ahr)












































