Banjir Pantura Semarang Berangsur Surut, Motor Mulai Melintas

Banjir Pantura Semarang Berangsur Surut, Motor Mulai Melintas

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Senin, 27 Okt 2025 20:30 WIB
Kondisi motor bisa melintasi banjir Pantura Semarang.
Kondisi motor bisa melintasi banjir Pantura Semarang. (Foto: Dok. Polsek Genuk)
Semarang -

Banjir di jalur Pantura Kaligawe Semarang mulai surut. Pengendara motor mulai berani untuk menerjang air yang menggenang jalan nasional tersebut.

Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, mengatakan ketinggian air di Jalur Pantura Semarang depan RSI Sultan Agung sudah surut hingga 30 cm. Kondisi ini membuat pengendara sepeda motor sudah dapat kembali melintas.

"Kondisi jalan di Jalan Raya Pantura tepatnya di depan RSI Sultan Agung, ketinggian air sudah mengalami surut. Penurunan ketinggian mencapai 20-30 sentimeter," kata Rismanto dalam keterangannya berupa video, Senin (27/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kendaraan bermotor roda empat maupun roda dua sudah bisa melintas di Jalan Raya Pantura," sambungnya.

Kendaraan yang melintas di banjir Kaligawe itu menerjang banjir di sisi kanan dekat pembatas jalan dimana air tidak terlalu tinggi. Rismanto mengimbau pengendara motor berhati-hati karena banyak lubang di jalan.

ADVERTISEMENT

"kami harapkan para pengguna jalan lebih berhati-hati dalam berkendara karena banyak jalan yang berlubang," ujarnya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menambahkan seluruh pompa yang ada sudah dioptimalkan untuk menyedot air banjir.

"Berbicara pompa, bisa saya sampaikan ini semuanya mulai dioptimalkan. Kalau hanya ada satu dua yang tidak beroperasi itu karena pendinginan," kata Endro saat dihubungi detikJateng, Senin (27/10/2025).

Endro menyebut ada empat titik utama pompa yang dioperasikan, yaitu di Rumah Pompa Sringin, daerah Terboyo, Tenggang, dan Pasar Waru. Masing-masing wilayah memiliki jenis, jumlah, dan kapasitas pompa yang berbeda beda.

"Di Rumah Pompa Sringin, ada lima pompa BBWS Pemali Juana, dua pompa Sringin eksisting kapasitas 2 ribu liter per detik (lps), dua pompa Sringin peremajaan kapasitas 2 ribu lps, dan satu pompa floating kapasitas 2 ribu lps. Totalnya 10 ribu lps di sana," ujar Endro.

"Sementara di daerah Tenggang ada dua pompa eksisting dan dua pompa floating kapasitas 2 ribu lps, serta tiga mobile pump kapasitas masing-masing 500 lps milik BBWS Pemali Juana. Kemudian ada tiga mobile pump lagi milik DPU Kota Semarang dan Pusdataru sehingga jumlahnya di sini 10.250 lps," tambahnya.

Di wilayah Terboyo, Endro bilang, ada 20 mobile pump yang beroperasi dengan kapasitas 160-500 lps. Seluruh pompa ini dapat menyedot air hingga 6.570 lps.

Sedangkan di Pasar Waru, menurut Endro, ada satu buah pompa eksisting berkapasitas 2 ribu lps milik BBWS Pemali Juana, tiga mobile pump DPU Kota Semarang berkapasitas 3x500 lps, dan satu buah pompa submersible dari penyedia jasa dengan kapasitas 40 lps.

"Data tambahan ada Pompa DPU Kota Semarang satu pompa 250 lps, di perlintasan rel kereta api Kaligawe satu pompa 250 lps," jelas Endro.

Selain pompa-pompa itu, kata Endro, terdapat puluhan pompa portabel yang berpindah-pindah titik. Kebanyakan pompa itu dioperasikan di wilayah Kaligawe.

"Khusus untuk pompa portable itu adalah pompa dari DPU Kota Semarang dan BPBD ada 27 pompa. Hanya kapasitasnya tidak sebesar seperti rumah pompa yang dimiliki BBWS," kata Endro.

"Portable itu kan bergerak terus sesuai kebutuhan, Tapi lebih banyak ditempatkan di kawasan Kaligawe," sambungnya.

Endro mengungkapkan saat ini ketinggian air sudah berkurang. Selain karena pompa, hal ini tak lepas dari modifikasi cuaca.

"Ada tren penurunan debit air, jadi rata-rata penurunan itu sampai 20-30 cm. Walaupun genangan memang masih ada tetapi tidak separah sejak hari Rabu kemarin," ucap Endro.

"Kita juga harus mengapresiasi juga langkah dengan modifikasi cuaca dari BNPB, kita tidak bisa membayangkan kalau berturut-turut hujan tidak bisa dihentikan. Ini yang akan menjadi kendala," imbuhnya.

Endro mengungkapkan, saat ini operasi modifikasi cuaca masih berlangsung. Ada beberapa penerbangan dalam satu hari.

"(Hari ini) juga masih berlangsung. Satu hari rata-rata dilakukan penyemaian di udara itu 3-4 kali penerbangan untuk menahan turunnya hujan," jelas Endro.

Diberitakan sebelumnya, tidak aktifnya beberapa pompa milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana menjadi salah satu penyebab genangan belum surut. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengatakan tetapi beberapa unit pompa belum berfungsi penuh untuk menyurutkan banjir.

"Pompa di Kali Sringin tidak aktif dua, di Tenggang juga tidak ada dua karena pemeliharaan. Ada dua unit yang sedang pemeliharaan. Tapi pompa milik DPU dan pompa portable milik BPBD sudah kami operasikan untuk mempercepat penyurutan," jelasnya.




(aap/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads