PT Sinar Tambang Arthalestari (STAR) buka suara terkait insiden longsor tebing batu kapur yang menimpa tiga rumah warga Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Pihak perusahaan selaku pengelola area tambang ini siap bertanggung jawab penuh untuk memperbaiki kerusakan.
"Dari PT STAR, kami mengucapkan rasa prihatin terhadap terjadinya musibah tanah longsor di Desa Darmakradenan. Kami langsung datang malam hari untuk menyampaikan dukungan kepada keluarga korban dan berkoordinasi dengan BPBD, pemerintah desa, serta tokoh masyarakat," kata HRGA PT STAR, Dedi, saat ditemui di lokasi, Senin (27/10/2025).
Menurut Dedi, perusahaan saat ini fokus pada tahap tanggap darurat. Langkah utama yang dilakukan adalah membantu evakuasi warga dari rumah terdampak ke tempat yang lebih aman.
"Fokus kami sekarang bagaimana korban dan keluarganya bisa dievakuasi dan beraktivitas kembali dengan aman. Ada juga salah satu rumah yang rusak cukup parah, tim kami sudah datang membantu kebutuhan dasar seperti pakaian dan seragam sekolah anak," terangnya.
Selain bantuan darurat, PT STAR juga melakukan langkah mitigasi agar kejadian serupa tidak terulang. Pasalnya, kawasan tersebut masih memasuki musim hujan dan memiliki kontur tanah yang labil.
"Kami melakukan identifikasi dan mitigasi risiko di lokasi sekitar agar masyarakat bisa lebih waspada. Ini bagian dari upaya kami untuk mencegah kejadian seperti ini terjadi lagi," ujarnya.
Dedi menambahkan, pihaknya bersama mitra tambang PT DSM akan bertanggung jawab terhadap kerugian yang dialami warga, khususnya kerusakan rumah.
"Kami bersama PT DSM akan membantu memperbaiki rumah warga yang terdampak hingga mereka bisa kembali beraktivitas seperti semula," tuturnya.
Terkait penyebab longsor, Dedi menyebut perusahaan masih melakukan investigasi bersama tim teknis di lapangan. Ia menduga curah hujan tinggi menjadi faktor utama terjadinya longsor.
"Secara teknis masih kami investigasi. Tapi yang jelas, saat kejadian kami tidak sedang melakukan aktivitas penambangan di atas area tersebut. Hujan deras dan kondisi tanah yang jenuh air kemungkinan besar jadi pemicunya," jelas Dedi.
Dedi juga memastikan aktivitas tambang di lokasi longsor untuk sementara dihentikan. Meski berdampak pada produksi, PT Star menyebut operasional perusahaan tetap berjalan di dua tambang lainnya.
"Pasti ada dampaknya, tapi untuk tambang di Darmakradenan ini belum beroperasi penuh. Kami masih punya dua area tambang lain yang tetap berjalan," ujarnya.
Perusahaan berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh bersama pemerintah desa, Dinas Pertambangan, dan Dinas Lingkungan Hidup untuk memastikan keselamatan warga di sekitar area tambang.
"Kami akan evaluasi total dan berkoordinasi dengan semua pihak agar kejadian ini tidak terulang," pungkas Dedi.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa insiden batu kapur longsor terjadi di area kawasan tambang pabrik semen Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Dalam peristiwa ini tiga rumah rusak karena tertimpa material.
Salah satu warga terdampak, Erwin (45) mengatakan detik-detik kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.15 WIB. Saat itu dirinya tengah berada di dalam rumah.
"Posisi saya di rumah, anak istri saya lagi mandi. Saya kemarin lari ke depan, tapi ndilalah batu yang kecil-kecil di atas kepala saya bersembunyi di teras bawah," kata dia saat ditemui detikJateng, Senin (27/10).
Menurut dia, saat kejadian terdengar bunyi gemuruh. Saat itu kondisinya sedang tidak hujan.
"Itu material tertimpa pohon, patah kena batu terus bunyi klatak-klatak terus longsor bunyi gemuruh gitu. Kondisi lagi tidak hujan, kalau kemarinnya dua hari lalu sempat hujan terus sempat longsor sedikit bagian atas," terangnya.
Simak Video "Video: Tebing Batu Kapur Longsor Hantam 3 Rumah di Banyumas"
(afn/ahr)