Longsor di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas ternyata masuk area tambang milik PT Sinar Tambang Arthalestari (STAR). Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Slamet Selatan memastikan akan melakukan audit investigasi untuk mengetahui penyebab longsor tersebut, termasuk kemungkinan keterkaitannya dengan aktivitas penambangan.
Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Slamet Selatan, Mahendra Dwi Atmoko, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa ini tergolong bencana alam atau akibat aktivitas manusia.
"Saya belum bisa bilang ini bencana alam atau bukan, karena ini butuh kajian yang lebih mendalam lagi. Soalnya di lokasi itu ada kegiatan penambangan," kata Mahendra saat ditemui di lokasi, Senin (27/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mahendra, perusahaan tambang yang beroperasi di tempat itu memasok bahan baku untuk Pabrik Semen. Ia menegaskan, karena lokasi longsor berada di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) maka tanggung jawab awal penanganan berada di pihak perusahaan penambang.
Mahendra menjelaskan, pihaknya akan segera melakukan investigasi teknis bersama inspektur tambang dalam waktu dekat. Selama proses tersebut, aktivitas tambang akan dihentikan sementara waktu.
Material longsor batu kapur yang menimbun rumah milik Aris di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Senin (27/10/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng |
"Inspektur tambang nanti akan kita jadwalkan untuk investigasi, dalam minggu ini akan kita lakukan," terangnya.
Fokus utama saat ini, lanjut Mahendra, adalah pembersihan akses jalan yang tertutup material longsor. Material longsoran di sisi kanan jalan untuk sementara tidak akan dipindahkan seluruhnya karena berfungsi sebagai buffer (penahan) apabila terjadi longsor susulan.
"Potensi longsor susulan masih ada. Jadi material di sebelah kanan jalan itu biar tetap di situ dulu, sebagai buffer. Nanti akan dilakukan pemotongan untuk merendahkan bukitnya," jelasnya.
Mahendra mengungkapkan, dari hasil pantauan awal, longsor tersebut memiliki ketinggian sekitar 100 meter dari titik mahkota longsor hingga dasar. Setidaknya tiga rumah warga terdampak langsung, dan beberapa lainnya masih terancam.
"Terdampak ada tiga rumah, dan di belakangnya juga masih ada rumah yang terancam. Itu harus disterilkan dulu sebelum pemotongan bukit dilakukan," tutur Mahendra.
Berdasarkan data ESDM, luas wilayah izin usaha pertambangan (IUP) di kawasan tersebut mencapai 1.129 hektare, yang sebagian besar mencakup wilayah Desa Darmakradenan.
Mahendra menegaskan, pihaknya akan terus memantau kondisi lapangan serta memastikan proses evakuasi dan mitigasi berjalan aman hingga risiko longsor susulan dapat diminimalkan.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa insiden batu kapur longsor terjadi di area kawasan tambang pabrik semen Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Dalam peristiwa ini tiga rumah rusak karena tertimpa material.
Salah satu warga terdampak, Erwin (45) mengatakan detik-detik kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.15 WIB. Saat itu dirinya tengah berada di dalam rumah.
"Posisi saya di rumah, anak istri saya lagi mandi. Saya kemarin lari ke depan, tapi ndilalah batu yang kecil-kecil di atas kepala saya bersembunyi di teras bawah," kata dia saat ditemui detikJateng, Senin (27/10).
Menurut dia, saat kejadian terdengar bunyi gemuruh. Saat itu kondisinya sedang tidak hujan.
"Itu material tertimpa pohon, patah kena batu terus bunyi klatak-klatak terus longsor bunyi gemuruh gitu. Kondisi lagi tidak hujan, kalau kemarinnya dua hari lalu sempat hujan terus sempat longsor sedikit bagian atas," terangnya.
(afn/ahr)












































