Hujan deras disertai angin puting beliung dan butiran es menerjang beberapa desa wilayah Kecamatan Juwiring dan Karanganom, Klaten. Akibat kejadian itu warung ambruk, atap rumah terbalik hingga pagar pabrik ambruk.
Warung ambruk milik Widodo (55) di tepi Jalan Tanjung-Juwiring, Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring. Warung makan semi permanen itu dari pantauan detikJateng roboh tapi tidak ada korban jiwa atau luka.
"Tadi jam 16.00 WIB kejadiannya. Warung pas buka tapi untung anak-anak di dalam rumah dan tidak ada yang luka," terang pemilik warung, Widodo kepada detikJateng di lokasi, Senin (20/10/2025) petang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sebelah barat warung, atap cucian mobil terbang entah ke mana. Di timur warung di seberang jalan, tembok bangunan pabrik setinggi sekitar 3 meter dan panjang 15 meter ambruk.
Bangunan rusak dampak lisus di Juwiring, Klaten sore ini. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng |
Di Dusun Gumantar, Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring belasan rumah rusak karena atap rontok. Rumah milik Sumarni (70) beratap galvalum berukuran sekitar 3x10 meter terbalik tersangkut di genteng rumah induk.
Pohon mangga ambruk menimpa kabel listrik di samping masjid. Baliho, pohon bahkan lapak es teh jumbo terbang ke sawah dihempas angin kencang.
Tim dari Polsek Juwiring, PLN, TRC BPBD, Damkar dan relawan membersihkan lokasi.
"Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB. Saya di rumah sendiri dan hujan deras," ungkap Sumarni pemilik rumah kepada detikJateng di lokasi.
Menurut Sumarni, setelah hujan deras angin menderu dari arah selatan. Dirinya menyelamatkan diri karena atap terbalik.
"Teras dan atapnya terbang, terbalik tersangkut di genteng," kata Sumarni.
Hujan deras disertai butiran es juga menerjang Dusun Mutihan, Desa Karangan, Kecamatan Karanganom. Hujan butiran es sebesar jari kelingking.
"Saya di dalam rumah lihat dari jendela angin hujannya kencang. Hujan campuran es sebesar jari kelingking," kata Jamaludin, seorang warga kepada wartawan.
Bangunan rusak dampak lisus di Juwiring, Klaten sore ini. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng |
Hujan bercampur es, kata Jamaludin, suaranya keras dengan durasi sekitar lima menit. Empat tahun lalu pernah juga terjadi.
"Sekitar empat atau lima tahun lalu pernah, rumah aman. Tapi di RT 4 tempat pembakaran batu bata ada yang rusak," lanjut Jamaluddin.
Camat Juwiring, Nindyarini Budi Wardhani, menjelaskan data sementara ada tiga desa terdampak. Desa Kenaiban, Tanjung dan Jetis.
"Desa Kenaiban, Tanjung dan Jetis yang terdampak. Tidak ada korban, hanya atap terbang, pendataan masih kita lakukan," kata Nindyarini kepada detikJateng.
(apl/ams)













































