Tuntutan Siswa SMAN 11 Semarang: Keadilan bagi Korban Pelecehan Chiko!

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 20 Okt 2025 10:42 WIB
Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Ratusan siswa SMA Negeri 11 Semarang menggelar aksi menuntut keadilan bagi para korban pelecehan berbasis digital yang dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) yang juga alumni SMA Negeri 11 Semarang, Chiko Radityatama Agung Putra. Mereka menuntut Chiko klarifikasi di ruang terbuka.

Pantauan detikJateng, para siswa SMAN 11 Semarang yang mengenakan seragam putih-abu dan baru selesai mengikuti upacara itu tiba-tiba maju membawa poster menuntut keadilan untuk korban.

Para guru dan kepala sekolah tampak terkejut dengan adanya demo tersebut. Para siswa berbondong-bondong membawa spanduk-berisikan tuntutan seperti 'Kami Butuh Keadilan!!!', 'Justice for SMAN 11', 'Korban Butuh Keadilan', dan 'Roro (nama Kepala SMAN 11 Semarang) Out'.

Seorang orator yang mengangkat megafon menyampaikan tuntutan secara lantang sementara massa lainnya meneriakkan yel-yel 'Keadilan! Keadilan! Keadilan!', secara berulang. Mereka menuntut keadilan untuk para korban Chiko yang merupakan siswa dan alumni SMAN 11 Semarang, serta meminta adanya mediasi dengan sekolah.

"Kami meminta mediasi di ruangan terbuka maupun ruangan tertutup dengan kepala sekolah dan kami sebagai saksi, kami tidak akan ricuh, kami tidak akan anarkis," kata orator tersebut di depan para sekolah, Senin (20/10/2025).

Tampak para siswa yang masih menggunakan topi itu bersorak di depan para guru. Sementara para guru awalnya hanya menonton dan meminta mereka supaya kondusif.

Salah seorang orator yang merupakan siswa kelas 12, Albani Telanai P mengatakan, para siswa sudah tak mau menahan diri dan ingin sekolah segera memberi keadilan bagi para korban yang dilecehkan Chiko.

"Saya sebetulnya sudah mendapatkan beberapa info informasi adanya pemberian bantuan hukum kepada korban-korban yang notabenenya sudah menjadi alumni ataupun siswa. Tapi sekarang ini kami masih mencari keadilan bagi alumni dan juga siswa," kata Abani kepada wartawan.

Mulanya, kata Albani, terdapat surat undangan yang meminta Chiko untuk klarifikasi di ruang terbuka. Namun, Chiko justru melakukan klarifikasi secara tertutup dengan pihak sekolah.

Ia menyatakan, para siswa sudah geram dengan respons kepala sekolah dan pihak sekolah yang tidak segera menindak kasus pelecehan yang menyeret Chiko. Ia menegaskan, kepala sekolah harus segera turun tangan menindak kasus tersebut.

"Kami menindak keberlanjutan dari tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin SMA Negeri 11 Semarang. Karena sudah ada surat yang diberikan kepada Chiko, sudah jelas tertera di ruang terbuka secara umum, tapi kepala sekolah mengambil keputusan sepihak untuk menjadikan klarifikasi tersebut di dalam ruangan tertutup yang tidak ada saksinya," tegasnya.

Merespons aksi siswa, pihak sekolah menyetujui untuk memilih 10 perwakilan siswa dari kelas 11 dan 12 agar segera mengadakan mediasi di ruang rapat sekolah. Albani dan rekan-rekan menyambut keputusan itu sebagai langkah awal, tetapi tetap menegaskan mereka akan bergerak jika tidak ada hasil yang memuaskan.

"Kami juga mengetahui beberapa hari kemarin terdapat aparat, Komnas PPA, yang datang ke sini. Tapi yang disambut oleh kepala sekolah hanya Komnas PPA. Lalu bagaimana dengan aparat dan yang lainnya? Bahkan pers pun saat datang ke sini, tidak disambut oleh kepala sekolah. Kami hanya memerlukan kejelasan gimana kepala sekolah ini dalam bertanggung jawab," ujarnya.

Ia pun menuntut adanya klarifikasi ulang oleh Chiko di ruangan terbuka. Ia juga meminta kepala sekolah untuk tidak menutup diri terhadap pihak luar soal kasus ini.

"Untuk kegiatan (kepsek) mungkin muncul, tapi ketika ada tamu yang datang untuk mempertanyakan permasalahan Chiko, tidak ada yang ditanggapi. Kami tidak tahu apakah ini kerja sama dengan dinas atau memang kepala sekolahnya yang hanya ingin mempertahankan nama baiknya," tuturnya.

Pihak sekolah pun akhirnya menggelar audiensi dengan para siswa di ruang kepala sekolah. Hingga tulisan ini dibuat, belum ada pihak sekolah yang berkenan dimintai tanggapan.

Saat wartawan mendatangi Kepala Sekolah, para guru beralasan sedang ada tamu sehingga belum bisa diwawancara. Usai menunggu sekitar 1,5 jam, Kepsek masih tak mau menemui saat detikJateng meminta waktu untuk wawancara sebentar.

Namun, saat para wartawan meminta waktu untuk wawancara, Kepsek justru pergi ke suatu ruangan di Ruang Kepsek sementara para tamu yang merupakan para Wakil Kepala Sekolah mengatakan tidak bisa memberikan statement terkait hasil mediasi maupun unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa.

Diberitakan sebelumnya, alumnus SMA Negeri 11 Semarang bernama Chiko bikin geger usai melakukan pelecehan seksual berbasis digital. Ia diduga menyebarkan konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan memanipulasi wajah siswi dan seorang guru di sekolahnya dulu.

Kasus itu juga diunggah akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang. Dalam akun itu disebutkan, pelaku diketahui membuat dan menyebarkan lebih dari 300 unggahan cabul di platform X (Twitter) serta menyimpan sekitar 1.100 video hasil rekayasa wajah di Google Drive.

"Dari hasil penelusuran, lebih dari 300 postingan bermuatan tidak senonoh telah diunggah di platform Twitter (X), sementara di Google Drive pelaku tersimpan lebih dari 1.100 video hasil manipulasi wajah menggunakan teknologi Al," tulis akun @dinaskegelapan_kotasemarang.

"Hingga kini, sedikitnya 5 siswi dan 1 guru dari SMAN 11 Semarang telah teridentifikasi menjadi korban. Aksi bejat ini baru terungkap pada awal Oktober 2025, meski akun pelaku telah aktif sejak tahun 2023," lanjutnya.

Pelaku telah membuat video permintaan maaf yang diunggah ke media sosial dan disampaikan langsung di hadapan pihak sekolah. Dalam video klarifikasi berdurasi sekitar dua menit itu, Chiko mengakui perbuatannya.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(aku/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork