Asa Korban Chiko Tukang Edit Foto Cabul Semarang: Bantulah Kami!

Asa Korban Chiko Tukang Edit Foto Cabul Semarang: Bantulah Kami!

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 22 Okt 2025 14:53 WIB
Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera, Selasa (20/10/2025).
Ratusan siswa SMAN 11 Semarang berunjuk rasa seusai upacara bendera terkait kasus alumnus tukang edit foto cabul, Selasa (20/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Salah satu korban pelecehan berbasis digital yang dilakukan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) yang juga alumnus SMA Negeri 11 Semarang, Chiko Radityatama Agung Putra, mengungkap sulitnya mendapat bantuan untuk melaporkan kasus Chiko.

Salah satu korban berinisial FA (18) mengungkapkan para korban yang diunggah fotonya oleh Chiko, bahkan diedit menjadi foto tanpa busana, sudah berencana untuk melapor.

"Kayaknya membawa ini ke jalur hukum jadi harapan kami satu-satunya. Karena jujur, dari kampus belum ada titik terang, dari SMA kami juga tidak ada titik terang. Kami malah dilempar ke sana kemari. Disuruh lapor ke dinas ini, itu, tapi tidak ada bantuan, kami tidak diarahkan," kata FA saat dihubungi detikJateng, Rabu (22/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini pun kali pertama kami mengalami kasus ini, seharusnya kan kami diarahkan meskipun kami juga bukan anak SMA itu lagi, tapi kan setidaknya bantulah kami karena ini menyangkut identitas sekolah. Bahkan foto batik sekolah kami pun juga ada di X," lanjutnya.

Ia pun berharap Undip dan SMAN 11 Semarang bisa segera memberi sanksi tegas terhadap Chiko. Terlebih kepada Undip, ia menuntut agar Chiko dikeluarkan dari kampus.

ADVERTISEMENT

"Harapan kami di kampus, dia bisa di-DO (drop out) secara tidak terhormat dan juga tidak bisa menempuh pendidikan di kampus-kampus lain, karena yang ditakutkan dia melakukan yang sama," ucapnya.

Para korban pun tak ingin kasus itu berhenti sampai di sini. Kini mereka sedang menyiapkan langkah hukum dengan bantuan salah satu alumnus yang berprofesi sebagai advokat. Mereka berharap pelaku mendapat hukuman tegas.

"Harapan kami, Chiko bisa dipenjara dan dikeluarkan dari Undip secara tidak terhormat. Jangan sampai dia kuliah lagi di tempat lain dan mengulangi perbuatannya," kata FA.

Diketahui, kasus ini bermula saat seorang teman korban menemukan akun X yang berisi kumpulan unggahan cabul dengan wajah para siswi SMAN 11 Semarang. Akun tersebut sudah aktif sejak 2021 dan mulai memuat konten vulgar sejak 2023.

"Awalnya teman kami iseng eh malah ketemu akun yang isinya foto teman saya berinisial N. Setelah ditelusuri, banyak juga wajah kami di situ," ungkapnya.

Korban pun mengunggah akun tersebut ke grup para perempuan sekelasnya saat dulu bersekolah di SMAN 11 Semarang, karena salah satu foto yang diunggah memperlihatkan seragam SMAN 11 Semarang.

Saat ditelusuri, akhirnya terdapat berbagai bukti kuat yang menunjukkan bahwa akun yang mengunggah foto-foto tidak senonoh di X itu merupakan milik Chiko, yang dulu merupakan teman sekelas korban.

"Karena di situ ada foto tas oranye, kita cek yang punya tas oranye Chiko. Kemudian di akun Twitter itu ada dia ngepost foto kelaminnya, teman-teman saya stalking dan bilang 'kok kayak kamarnya Chiko'," ujarnya.

Barang di kamar yang terlihat di foto hingga jejak digital yang ada pun menunjukkan bahwa Chiko merupakan pemilik akun tersebut. Ia pun terkejut, karena Chiko selama bersekolah dikenal sebagai anak yang polos, dibandingkan teman sekelasnya yang lain.

"Jadi yang dilakukan sama Chiko ini, dia suka nge-screenshot postingan-postingan cewek di Instagram. Terus ada juga beberapa foto dia nge-paparaziin," ungkapnya.

"Kalau aku sendiri ketika tidur di SMA, dia foto diam-diam terus dia jadiin header di akun yang ngepost hal-hal tidak senonoh. Kemudian ada dia ngefoto saya dari samping untuk memperlihatkan dada saya," lanjutnya.

Tak hanya itu, lanjut FA, Chiko juga mengunggah foto sejumlah perempuan yang sudah diedit menjadi foto tanpa busana.

"Dia juga ngedit beberapa cewek. Saya lupa tepatnya siapa aja, karena ternyata korbannya bukan dari anak SMA saya saja, ada juga anak-anak SMA lain yang saya nggak kenal, tapi yang saya tahu itu diedit fotonya ke AI, diedit jadi telanjang. Kalau tidak salah ada tiga-empat orang yang fotonya diedit pakai AI kemudian diunggah di akun X tersebut," urainya.

Meski sempat terkejut, FA dan sejumlah korban yang geram, ditemani ayah salah satu korbam, pun mendatangi rumah Chiko untuk mengklarifikasi hal yang diperbuatnya, Selasa (7/10).

"Kami akhirnya datangi rumahnya. Awalnya dia nggak mau ngaku, tapi setelah kami tunjukkan bukti-buktinya, dia akhirnya mengaku. Katanya cuma 'gabut dan penasaran sama AI'," tutur FA.

Hal yang mengejutkan juga terungkap saat Chiko dilabrak para korban di rumahnya. Saat para korban mengecek isi ponsel Chiko, diketahui bahwa foto tak senonoh itu juga banyak tersimpan di akun Google Drive-nya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

"Di Google Drive-nya itu ternyata sudah banyak foto anak-anak FH Undip yang dipaparazi sama dia. Jadi dia nggak berhenti pas SMA aja, sampai kuliah pun dia masih kayak gitu. Jadi banyak anak FH Undip yang mungkin korbannya nggak tahu kalau dia dipaparazi," terangnya.

Bahkan ada pula foto salah satu guru SMAN 11 Semarang yang tersimpan dalam akun Google Drive tersebut.

"Guru fisika saya ketika beliau lagi hamil terus menjelaskan di papan tulis, di foto-foto sama dia. Kan sering anak SMA gurunya ngejelasin nanti ngefoto papan tulis buat dicatat, dia modusnya kayak gitu. Tapi ternyata yang difoto gurunya, bukan papan tulisnya," ujarnya.

Para korban pun melaporkan hal yang dilakukan Chiko itu kepada kakak dan orang tua Chiko. Mereka meminta agar foto-fotonkorban dihapus sekaligus akun X yang mengunggah foto tak senonoh tersebut.

"Kemudian pada tanggal 8 atau 9 sudah dikonfirmasi kalau akun X tersebut itu sudah hilang. Artinya kan sudah dihapus oleh pihak yang bersangkutan," jelasnya.

Kendati demikian, FA mengaku tak pernah ada permintaan maaf yang terlontar dari mulut Chiko. Selama ini, para korban hanya mengetahui adanya permintaan maaf dari video klarifikasi Chiko yang diunggah SMAN 11 Semarang.

"Dia nggak pernah minta maaf langsung. Saat kami datang pun, dia masih bisa senyum-senyum. Waktu klarifikasi di video Instagram sekolah juga cuma baca teks, seperti nggak merasa bersalah," ujar FA.

Sejak kasus ini mencuat, FA mengaku menjadi lebih berhati-hati dalam bermedia sosial. Ia menghapus hampir semua foto pribadinya untuk mencegah penyalahgunaan serupa. Ia juga menjadi lebih waspada kepada teman laki-laki.

"Saya jadi takut banget upload foto di Instagram. Bahkan Instagram saya yang awalnya ada profile picture-nya, terus ada posting foto saya pribadi, sampai ada highlight-nya, itu saya hapus. Saya juga nggak pakai profile picture di Instagram karena masih was-was," katanya.

Diberitakan sebelumnya, alumnus SMA Negeri 11 Semarang bernama Chiko bikin geger usai melakukan pelecehan seksual berbasis digital. Ia diduga menyebarkan konten pornografi berbasis Artificial Intelligence (AI) dengan memanipulasi wajah siswi dan seorang guru di sekolahnya dulu.

Kasus itu bermula dari cuitan di akun media sosial X dengan username @col***. Ia mengungkap adanya dugaan pelecehan yang dialami banyak korban. Disebutkan pelaku merupakan mahasiswa di salah satu universitas negeri di Semarang.

"aku di sini mau speak up tentang kasus yang lagi rame tentang pelecahan seksual," tulis akun @col***, dilihat detikJateng, Selasa (14/10/2025).

Akun itu menjelaskan, kasus bermula saat pelaku bertukar akun Instagram kedua dengan mantan kekasihnya. Saat itu ia menangkap layar dari cerita akun Instagram teman mantan kekasihnya itu.

Para korban disebut saling kenal satu sama lain, dan disinyalir merupakan siswa SMAN 11 Semarang. Para korban pun merasa trauma hingga akhirnya pelaku sempat didatangi beberapa pihak.

"semalam, waktu di samperin temen" lain dan di buka hp nya chiko, ternyata dia punya 10 akun email yang ternyata isinya masih banyak sekali foto dan video deep fake AI tidak senonoh," jelasnya.

Kasus itu juga diunggah akun Instagram @dinaskegelapan_kotasemarang. Dalam akun itu disebutkan, pelaku diketahui membuat dan menyebarkan lebih dari 300 unggahan cabul di platform X (Twitter) serta menyimpan sekitar 1.100 video hasil rekayasa wajah di Google Drive.

"Dari hasil penelusuran, lebih dari 300 postingan bermuatan tidak senonoh telah diunggah di platform Twitter (X), sementara di Google Drive pelaku tersimpan lebih dari 1.100 video hasil manipulasi wajah menggunakan teknologi Al," tulis akun @dinaskegelapan_kotasemarang.

"Hingga kini, sedikitnya 5 siswi dan 1 guru dari SMAN 11 Semarang telah teridentifikasi menjadi korban. Aksi bejat ini baru terungkap pada awal Oktober 2025, meski akun pelaku telah aktif sejak tahun 2023," lanjutnya.

Pelaku pun telah membuat video permintaan maaf yang diunggah ke media sosial dan disampaikan langsung di hadapan pihak sekolah. Dalam video klarifikasi berdurasi sekitar dua menit itu, Chiko mengakui perbuatannya.

Halaman 2 dari 2
(dil/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads