Mengenal Kutang Suroso Asal Juwiring Klaten yang Ngetren Era 70'an

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 11 Okt 2025 16:03 WIB
Kutang Suroso produksi Juwiring Klaten yang masih bertahan. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Kutang atau BH merek Suroso merupakan produk pakaian dalam wanita yang sangat populer tahun 1960-1980'an di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Bahkan merek dagang BH Suroso itu masih berseliweran di platform digital market sampai kini.

Kutang atau BH merek Suroso bentuknya beda jauh dengan bra kekinian. Bahannya murni kain katun, dengan kancing di bagian depan sehingga memudahkan pemakainya saat melepas, terutama untuk wanita lanjut usia.

Legenda kutang Suroso tidak lepas dari nama sang kreator, Suroso. National Geographic Indonesia menulis penamaan kutang Suroso diperkirakan berasal dari nama Suroso, populer tahun 1960 karena berhasil memproduksi kutang yang digandrungi banyak wanita di pelosok Yogyakarta-Jawa Tengah dengan sentra pembuatannya di Juwiring, Klaten, Jawa Tengah.

Juwiring bukanlah nama dusun kecil tetapi nama wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten bagian Timur. Untuk mencari nama Suroso di wilayah seluas sekitar 80 kilometer persegi bukan barang mudah.

Menelusuri nama besar Suroso produsen kutang di kalangan awam dan birokrasi sangat sulit, bahkan tidak ada seorang pun tahu. Namun saat detikJateng bertanya para bakul (pedagang) pakaian pasar tradisional yang usianya di atas 50 tahun, nama Suroso sangat dikenal.

"Ya tahu namanya Pak Suroso, tapi sekarang semua sudah meninggal. Anaknya pada buat seprai, kutang Suroso sudah jarang yang jual," ungkap Warni (65) pedagang pakaian di Pasar Karangdowo, Kecamatan Karangdowo kepada detikJateng, Rabu (8/10/2025) siang.

"Rumahnya sana utara Pasar Tanjung, Juwiring," imbuh Warni.

Seorang pegawai Suroso, Samto (66) mengatakan kutang Suroso mulai produksi kisaran 1960'an. Dia mengungkapkan, awalnya Suroso bukanlah penjahit kutang, melainkan baju gamis, jas hingga hem.

"Mulai produksi itu sekitar tahun 1960 an. Pak Suroso itu sebenarnya penjahit, awalnya membuat baju gamis, jas, juga hem tapi kemudian membuat kutang itu," tutur Samtodi rumah Suroso kepada detikJateng.

Diceritakan Samto, Suraoso sebenarnya banyak membuat busana, tetapi yang paling laku ya kutang.

"Pernah buat long dress ramai tahun 1979 tapi yang ramai ya kutang. Puncaknya tahun 1970-1977 itu bisa seminggu 100 pieces (1 pieces isi 100 biji), itu cuma di pasar Klewer tapi kirimnya sampai luar Jawa," kata Samto yang bekerja sejak tahun 1977 itu.

Menurut Samto, ramainya peminat kutang Suroso membuat pesanan meningkat pesat sehingga ada dua lokasi produksi. Satu di Juwiring dan satu di Solo.

"Jahitnya disini (Juwiring) motongnya di Solo. Jadi saya itu kalau berangkat kerja ke Solo, tempatnya sekitar Manahan," lanjut Samto.

Untuk harganya, Sri Lestari, yang juga pekerja di kutang Suroso menyebut bervariasi. Mulai dari Rp 15 ribu- Rp 25 ribu tergantung ukurannya.

"Harga tergantung ukuran ada Rp 15.000- Rp 25.000," ungkap Sri Lestari yang sudah bekerja 15 tahun.



Simak Video "Video: Kecelakaan Karambol di Tol Gayamsari Semarang, 8 Orang Terluka"

(apl/dil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork