Mahasiswa UNS Rancang Drone Penyelamatan, Bisa Ngebut 190 Km/Jam

Tara Wahyu NV - detikJateng
Jumat, 10 Okt 2025 16:16 WIB
obot drone yang diciptakan mahasiswa UNS tanggap bencana dipamerkan di rektorat UNS, Jumat (10/10/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Jakarta -

Mahasiswa Universitas Sebelas (UNS) membuat robot drone tanpa awak untuk membantu saat ada bencana. Salah satunya diciptakan untuk mendeteksi dan memetakan kebakaran hutan.

Perwakilan dari Bengawan UV Team UNS, Ahmad Al Faruq mengatakan empat robot drone yakni Fixed Wing, Technology Development, Racing Plane, dan Vertical Take Off Landing (VTOL). Ahmad mengatakan, hasil karya tersebut akan dilombakan dalam kontes robot 2025 di Sumatera Barat.

"Wahana ini sesuai dengan tema lomba yaitu seperti search and rescue ya. Pertama ada di wahana fixed swing yang dia bisa membawa paket, yang bisa membawa logistik, yang bisa digantikan dengan P3K," katanya ditemui di halaman Rektorat UNS, Jumat (10/10/2025).

Selain fixed swing, ada juga wahana Vertical Take Off Landing (VTOL) yang lebih bisa bergerak dalam ruang tertutup dengan membawa logistik. Ia mengatakan, VTOL bisa bergerak dengan presisi.

"Ada VTOL yang emang temanya ini dia precision and control. Jadi dia bisa gerak secara presisi dalam ruangan tertutup, nah dia juga bisa bawa logistik, bisa bawa barang, bisa bawa P3K juga," ungkapnya

Ketiga ada Racing plane yang didesain ada cantolan seperti hanger untuk membawa barang sekira 2 kilogram.

"Racing plane yang temanya itu kayak hanger paket tapi dia nggak dropping, tapi dia bisa bawa empat kotak susu yaitu sekitar 2 kiloan, bisa mengantar paket," ucapnya.

obot drone yang diciptakan mahasiswa UNS tanggap bencana dipamerkan di rektorat UNS, Jumat (10/10/2025) Foto: Tara Wahyu/detikJateng

Bantu Deteksi dan Petakan Kebakaran Hutan

Sedangkan yang terakhir yakni Technology Development dibuat dari nol dan didesain sendiri. Ia mengatakan, desain mulai dari kerangka hingga software yang digunakan.

"Lalu ada terakhir ini technology development, ini spesialnya ini dia semuanya kami buat dari ground up. Jadi, beberapa komponen ini kami buat dari nol, kami desain sendiri bahkan sampai air frame-nya, bahkan sampai software-nya pun itu kami buat sendiri, menggunakan AI mulai dari voice control dan ada kontrol secara otomatis," bebernya.

Menurutnya, robot drone tersebut bisa mendeteksi beberapa bencana, misalnya ada kebakaran hutan. Dengan drone tersebut, maka bisa dilakukan pemetaan.

"Ada beberapa ada beberapa tema yang kalau misalnya dari fishing ini dia bisa bencana alam misalnya wildfire atau misalnya apa namanya biasanya kebakaran hutan itu bisa pemetaan atau mapping atau bahkan gempa pun bisa," terangnya.

Ahmad mengatakan ketinggian dari drone ini sendiri bisa sampai 120 meter dari tanah. Pihaknya membuat alat tersebut dalam kurun waktu 4 bulan.

"Ketinggian maksimal kita sesuai peraturan itu 120 m dari tanah, semuanya, kecepatan bisa 190 km/jam. Pembuatannya 4 bulan, mulai dari planning, mulai dari riset, manufacturing itu hanya 4 bulan saja," terangnya.


Pihaknya mengatakan, empat wahana dari Bengawan UV Team kembali akan berlaga di ajang KRTI 2025, yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendiktisaintek, pada 16-21 Oktober 2025 di Pangkalan Udara Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat.

"Hari ini menjadi momen untuk memperkenalkan semangat, inovasi, dan komitmen kami dalam menghadapi ajang Kompetisi Robot Terbang Indonesia tahun ini. Setiap anggota tim datang dengan latar belakang dan keahlian berbeda, namun disatukan oleh satu tujuan membawa nama UNS terbang lebih tinggi melalui karya dan kolaborasi," pungkasnya.



Simak Video "Video: NATO Uji Coba Senjata Drone yang Dibuat Pakai Printer"

(afn/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork