Pembukaan wisata petik buah di Desa Demakijo, Kecamatan Karangnongko, Klaten, dibanjiri ratusan warga. Para warga pun dapat memetik sendiri sejumlah buah yang siap dipanen.
Pantauan detikJateng di lokasi pada Selasa (7/10/2025) pukul 11.00 WIB, acara tersebut turut dihadiri oleh Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hamenang juga tampak mengunjungi sejumlah stan UMKM lokal di wisata tersebut.
Sebelum dibuka untuk umum, wisata tersebut lebih dulu dibuka oleh Hamenang dan sejumlah pejabat lainnya dengan memanen buah semangka yang telah disiapkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai memetik buah tersebut, Hamenang langsung mencicipinya. Menurutnya, semangka tersebut terasa manis dan segar.
Warga pun berbondong-bondong mendatangi wisata petik buah tersebut. Mereka langsung menyasar lahan buah tersebut.
Sejumlah buah yang siap dipanen itu yakni mulai dari melon hingga semangka. Buah tersebut berada di hamparan lahan di dekat tol Jogja-Solo.
Tampak para warga memetik sendiri buah di lahan tersebut. Banyak dari mereka yang memilih buah semangka. Tak hanya memetik buah, warga juga terlihat asyik berfoto dengan buah yang mereka panen sendiri.
Seorang warga asal Karangnongko yang berkunjung di wisata petik buah itu, Sri Ismiatun, mengatakan kedatangan dirinya di wisata tersebut yakni untuk memeriahkan event panen raya. Dia pun berharap event tersebut dapat lebih meriah pada tahun berikutnya.
"Semoga tahun depan bisa menyenangkan lagi, bisa meriah lagi mungkin jenis tanamannya," jelas Sri saat ditemui di lokasi wisata.
Sri memanen sebuah semangka. Dia menyebutkan satu buah semangka berbiji maupun nonbiji dibanderol lebih murah dibanding harga di pasaran.
"Manen semangka, ini ambil satu buah. Sangat menyenangkan sekali. Untuk yang biji Rp 3 ribu, yang nonbiji Rp 8 ribu. Lebih murah dibandingkan di toko buah di luar," katanya.
Sementara itu, warga asal Kecamatan Kemalang, Ridwan, menyebut semangka yang dipanennya begitu besar dengan harga yang murah.
"Ini semangka dari Demakijo, ini nonbiji. Memuaskan sekali, besar ini. Harga tidak masalah, senang banget ini," ungkap Ridwan dengan antusias.
Berawal dari Lahan Tidak Produktif
Sementara itu, Kepala Desa Demakijo, Ery Karyatno, menjelaskan objek wisata petik buah itu awalnya merupakan lahan tidak produktif berupa rawa. Dia menyebutkan, lahan tersebut berada di dekat jalur tol.
"Awalnya dulu cekungan-cekungan, rawa-rawa," jelas Ery.
Luasan lahan yang merupakan tanah kas desa (TKD) tersebut awalnya hanya setengah hektare. Kemudian lahan tersebut diperluas menjadi sekitar 2 hektare. Lahan tersebut dikelola oleh petani milenial hingga Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).
"Dikelola oleh teman-teman petani kelompok tadi. ada yang milenial kemudian ada P4S," sebut Ery.
Ery menyebutkan ada 1.700 buah dan sayur yang ditanam di lahan tersebut.
"Ini luasannya sekitar 2.300 m persegi. Jumlah tanamannya ada sekitar 1.700. Jenis buahnya ada semangka non biji dan semangka berbiji. Juga ada tomat, kemudian ada kacang, kemudian ada terong," katanya.
Digarapnya lahan tersebut, kata Ery, yakni untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya para pemuda, bahwa petani merupakan profesi yang bisa mendapatkan banyak hasil.
"Saya menginginkan motivasi pada masyarakat, khususnya pemuda, bahwa menjadi petani itu adalah sebuah profesi. Kemudian yang kedua, menjadi petani hasilnya juga tidak sedikit," jelasnya.
"Harapannya ini insyaallah akan kami kembangkan dan menjadi event tahunan di Desa Demakijo," lanjutnya.
Hamenang Ikut Menanam Semangka
Jauh sebelum wisata itu dibuka, Hamenang sempat menanam buah semangka nonbiji. Hamenang membenarkan bahwa lahan tersebut dulunya merupakan lahan tidak produktif.
"Jadi saya beberapa waktu lalu ketika di sini kita tanam buah bareng-bareng yang tadinya mangkrak bisa diaktifkan oleh Pak Lurah dan dikelola oleh para petani milenial, luar biasa," ungkap Hamenang.
Dia mengatakan digarapnya lahan tersebut dapat memunculkan para petani millenial. Selain itu, dia menilai, wisata tersebut dapat menumbuhkan potensi ekonomi di desa.
"Mendorong regenerasi para petani terjadi. Ini salah satu atraksi wisata yang menarik. Ke depan dengan potensi yang berbeda-beda di wilayah dapat membuat acara yang seperti ini sehingga bisa menarik anak muda bertani," katanya.
"Di sisi lain juga menimbulkan dampak ekonomi yang luar biasa. Semangkanya manis, mantap," pungkasnya.
(akd/akd)