Berharap Rida Kiai, Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Kembalikan Santunan

Regional

Berharap Rida Kiai, Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Kembalikan Santunan

Aprilia Devi - detikJateng
Senin, 06 Okt 2025 18:09 WIB
Kondisi terkini reruntuhan ponpes Al Khoziny Senin (6/10). 80 persen puing telah terangkat
Kondisi terkini reruntuhan ponpes Al Khoziny Senin (6/10). 80 persen puing telah terangkat Foto: Suparno Nodhor/ detikjatim
Solo -

Keluarga korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, menerima uang santunan. Namun, santunan itu dikembalikan pihak keluarga.

Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib, menuturkan santunan diberikan sebagai bentuk duka cita bagi para santri yang tewas dalam insiden itu. Sekaligus, bentuk permohonan maaf dari pesantren untuk keluarga korban.

"Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khotimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu," kata pria yang akrab disapa Kiai Mamad itu dalam keterangannya, Senin (6/10/2025), dilansir detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kiai Mamad melanjutkan, santunan itu juga diberikan sebagai pengganti biaya kargo untuk pemulangan jenazah korban ke kampung halamannya. Salah satunya yakni korban bernama Sholeh, santri asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka.

ADVERTISEMENT

"Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khotimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu," ujar kiai Mamad.

Santunan tersebut sebenarnya sempat diterima pihak keluarga. Namun, oleh kakak Sholeh, Abdul Fattah, santunan itu akhirnya diputuskan dikembalikan.

Abdul Fattah mengaku mengembalikan santunan karena ingin mengharapkan rida dari para kiai dan guru di Ponpes Al Khoziny.

"Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridanya kiai dan guru di pesantren," ungkap Abdul.

"Semoga doa dan ridho beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan," tandas Abdul.

Ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny pada Senin (29/9) saat salat asar menyisakan duka mendalam bagi keluarga atau wali santri. Akibat tragedi ini, ratusan santri terjebak dalam reruntuhan, ada yang diselamatkan, namun juga puluhan lainnya ditemukan tewas.

Dari data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat pada Minggu (5/10) per pukul 21.00 WIB, sebanyak 156 orang jadi korban. Dari jumlah itu korban selamat sebanyak 104 orang, lalu korban meninggal 52 orang termasuk 5 bagian tubuh.

Jumlah korban diperkirakan akan masih terus bertambah, mengingat operasi pencarian dan evakuasi di reruntuhan Ponpes Al Khoziny masih dilakukan hingga hari kedelapan ini.




(apu/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads