Kisah pilu terungkap dari salah satu santri yang bertahan dua hari di reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo. Korban bernama Syahlendra Haical (13) atau Haikal menjaga salatnya bersama rekannya meski tak bisa bergerak banyak, namun suatu ketika temannya sudah tidak lagi menjawab ajakan salat dari Haikal.
Dilansir dari detikJatim, kisah itu diceritakan Haikal saat dijenguk Senator DPD RI asal Jatim, Lia Istifhama, Kamis (2/10) kemarin. Haikal hanya bisa berbaring di antara puing beton, dia tahu ada rekannya yang bernasib sama. Kemudian dia mendengar ada suara orang mengimami salat Isya. Ia memanggil temannya dan mengajak salat berjamaah dengan kondisi terbatas.
"Ayo salat, ayo salat," kata Haikal menirukan kalimat ajakannya pada teman, sambil masih terbaring di salah satu ruang RSUD Notopuro Sidoarjo, dilansir dari detikJatim, Jumat (3/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat Subuh tiba, Haikal tidak lagi mendengar sahutan dari temannya ketika diajak bicara. Dia sadar rekannya sudah meninggal dunia. Ia pun bertahan dalam kondisi lemah bersama jasad sahabatnya.
"Haikal itu cerita gini, salat Isya dia masih sempat ngajak temannya, jadi pukul-pukul temannya masih menyauti. Ternyata di sela-sela mereka ada yang mengimami tapi tidak tahu siapa," ujar ibunda Haikal, Dwi Ajeng menceritakan kisah anaknya.
"Subuh tadi, dia ngajak temannya salat lagi dan tetap mengajak komunikasi sama temannya. Subuh tadi temannya yang di sebelahnya, dipukul Haikal, ditepuk-tepuk gini, ayo salat ayo salat tapi sudah tidak ada sahutan," imbuhnya.
Haikal akhirnya berhasil dievakuasi petugas gabungan pada Rabu (1/10) pukul 15.22 WIB. Dia ditemukan tak jauh dari posisi temannya yang meninggal dalam keadaan sujud.
Haikal menjadi korban ke-13 yang dikeluarkan dari puing dalam kondisi selamat. Tubuhnya lemah, namun tatapannya masih nanar dan kuat saat ditandu keluar reruntuhan.
(aap/aku)