Satu unit bangunan mungil di pinggir persawahan di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, menuai sorotan di media sosial gegara telan anggaran yang jumbo. Bangunan kecil yang menelan anggaran hingga Rp 112 juta dinilai tak sesuai dengan besarnya bangunan.
Lokasi bangunan itu berada di pinggir area persawahan di wilayah Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Lokasinya tepat berada di sisi utara landasan pacu Bandara Adi Soemarmo atau Bandara Solo.
Bangunan kecil yang mencuri perhatian itu pun terbilang mudah ditemukan, sebab berada persis di tepi jalan raya, ruas Mangu-Donohudan atau jalan penghubung Bandara Solo-Asrama Haji Donohudan. Bangunan ini tampak semen ekspose ini dari arah bandara berada di selatan atau sisi kanan jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dinding sisi utara ditempel papan informasi pekerjaan proyek bertulisan Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali dengan logo Pemkab Boyolali dan Kementerian Pertanian. Di sisi bawahnya berisi informasi bangunan itu merupakan program irigasi perpompaan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Disebutkan luas lahan yang teraliri irigasi perpompaan dari bangunan kecil itu mencapai 10 hektare. Dana pembangunan sebesar Rp 112,8 juta dengan sumber dana bantuan pemerintah irigasi perpompaan tahun 2024.
![]() |
Penjelasan Dinas Pertanian Boyolali
Ramainya sorotan soal bangunan mungil dengan anggaran jumbo itu pun direspons Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali. Dijelaskan anggaran seratusan juta itu tak hanya untuk bangunan saja.
"Tapi komponan paket (pekerjaannya) banyak," kata Kepala Dispertan Boyolali, Retno Nawangtari, ditemui di kantornya Kamis (18/9/2025).
Dia menjelaskan bangunan kecil itu merupakan rumah pompa penyedot air dari sumur dalam yang difungsikan untuk irigasi lahan pertanian. Di dalam rumah kecil itu juga ada meteran listrik sebagai daya untuk mesin pompa.
Dia memerinci anggaran Rp 112,8 juta itu mencakup seluruh pekerjaan mulai dari pembuatan sumur bor, pembelian mesin pompa, pipa cassing maupun pipa atau selang untuk mengalirkan air ke sawah. Lalu ada pemasangan jaringan listrik dan bangunan rumah untuk pengaman mesin pompa.
"Paling banyak anggaran untuk pembuatan sumur dalam," imbuh dia.
Kata Poktan Penerima Manfaat
Kelompok Tani Sido Mukti I Desa Gagaksipat, sebagai penerima bantuan juga membenarkan anggaran Rp 112,8 juta itu tak hanya untuk bangunan berukuran 1,5x1,5 meter semata. Pihaknya pun terbantu dengan adanya rumah pompa tersebut.
"Sumur dalam yang dibuat tidak cuma satu ini, tetapi ada dua sumur dalam. Kalau cuma satu sumur, nggak mencukupi (untuk irigasi)," kata Ketua Poktan Sido Mukti I, Fajar Nugroho, Rabu (24/9).
![]() |
Dia menjelaskan rumah pompa itu bisa mengairi sawah hingga 10 hektare. Dia menyebut persawahan di utara Bandara Adi Soemarmo ini biasa mendapat pasokan air untuk irigasi dari Waduk Cengklik. Namun, saat kemarau suplai air dari waduk kurang atau tidak mencukupi.
Dengan adanya bantuan irigasi perpompaan tersebut, petani kini bisa tiga kali panen dalam setahun. Karena di musim kemarau seperti saat ini, petani tetap bisa menanam padi. Sawah tidak terjadi bero.
"Alhadulillah bisa tiga kali panen (padi)," ucap Fajar.
Pihaknya pun menyayangkan bangunan tersebut sampai viral, dan berujung mendapat respons negatif dari netizen. "Ya kami menyayangkan," kata dia.
(ams/ams)