Seorang pemilik lahan tebu di Desa Jekawal, Tangen, Sragen, ditemukan meninggal dunia di lahan tebu yang dibakar. Korban yang bernama Seman (74) itu ditemukan setelah warga sekitar melihat lahan terbakar.
Ketua PMI Sragen, Utami Dewi Mashitoh, mengatakan awalnya korban membakar lahan tebu yang sudah panen. Namun, api tersebut menjalar ke lahan tebu yang lain.
"Sengaja bakar lahan tebu yang sudah panen, terus apinya menjalar ke lahan orang lain. Beliaunya berusaha mematikan jalaran api itu, yang menjadi korban jiwa merupakan pemilik tebu," katanya dihubungi awak media, Selasa (23/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, korban mengalami luka bakar 80 persen di beberapa bagian tubuh. Saat PMI tiba di lokasi, korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Kondisi meninggal dunia, mengalami luka bakar pada beberapa bagian tubuh 80 persen," ungkapnya.
Terpisah, Kapolres Sragen, AKBP Dewiana Syamsu Indyasari, mengatakan peristiwa yang terjadi pada Senin (22/9) sekitar pukul 17.00 WIB itu dilaporkan oleh perangkat desa setempat. Saksi, Wardi, melihat lahan tebu milik warga bernama Wardoyo terbakar.
"Perangkat desa memberi tahu kepada pemilik lahan tebu yakni Wardoyo terbakar. Wardoyo lalu juga memberi tahu ke pemilik lahan yang lain, Juari, yang ikut terbakar," ungkapnya.
Dewi menyebut, saat Juari sampai di lokasi sempat menebas tebu dan melihat ada sesosok mayat di sana. Mayat tersebut, kata Dewi, berada di lahan tebu milik Wardoyo.
"Saksi dua, yakni Juari, menuju ke lokasi kejadian untuk merambah atau menebas tebu yang telah terbakar. Sesampai di perbatasan tanah kas desa melihat mayat seorang Laki-laki yang telah meninggal dunia akibat terbakar di lahan tebu yang dikelola oleh Wardoyo dengan posisi telentang," bebernya.
Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban juga mengalami luka bakar hingga 80 persen.
"Pada saat dilakukan visum luar oleh Inafis dan Puskesmas Tangen, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban menderita luka bakar tubuh hampir 80 persen," pungkasnya.
(apu/dil)