Ngilu Bocah di Solo Main Sunat-sunatan Berujung Sunat Betulan

Ngilu Bocah di Solo Main Sunat-sunatan Berujung Sunat Betulan

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 16 Sep 2025 08:40 WIB
gunting
Ilustrasi murid PAUD di Solo 'disunat' temannya. Foto: thinkstock
Solo -

Seorang murid Pendidikan Anak Sekolah Dini (PAUD) di Solo mengalami insiden memilukan. Alat vitalnya terluka akibat terkena gunting temannya.

Peristiwa ini terjadi saat para murid melakukan prakarya. Dinas Pendidikan Kota Solo pun melakukan mediasi.

Berawal Kegiatan Gunting-Menggunting

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno mengatakan kejadian tersebut pada hari Kamis (11/9/2025). Ia mengatakan, kegiatan berawal dari praktek prakarya di sekolah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian informasinya ya itu kejadian harinya itu Kamis. Jadi saya dapat informasinya baru tadi malam. Berawal dari adanya kegiatan sekolah praktek prakarya. Jadi ada kegiatan gunting-menggunting, potong-memotong, nempel-menempel. PAUD A, kira kira ya umur 4-5 tahun," kata Dwi, Senin (15/9/2025).

Dwi mengatakan, awalnya murid melakukan kegiatan di bawah pendampingan guru. Namun, setelah kegiatan tersebut selesai, guru mendampingi siswa lain untuk cuci tangan.

ADVERTISEMENT

Namun, saat ditinggal itu ada siswa yang mengambil gunting dan melukai alat vital temannya. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi di dalam kelas. Alat vital siswa yang terkena gunting itu akhirnya terluka.

Diduga Tiru Adegan Sunat

Dwi melanjutkan, siswa tersebut diduga menggunting penis temannya karena mempraktikkan khitanan atau sunatan.

"Menurut saya, dia mendapatkan informasi terkait dengan praktik khitan itu tidak secara utuh dan dipahami sehingga dia enggak tahu konsep terkait dengan bahwa itu tidak boleh dilakukan sembarangan," tuturnya.

Dwi mengatakan perbuatan yang dilakukan anak-anak tersebut lantaran tidak tahu akan perbuatannya itu. Apalagi, yang dilakukan itu mencelakakan orang lain.

"Dia mungkin secara konsep, dia tidak sadar bahwa perbuatannya itu bisa mencelakakan orang lain gitu karena memanfaatkan gunting untuk untuk apa kaitannya dengan seperti itu kalau bagi saya untuk anak kecil memang dia belum begitu paham fungsinya," bebernya.

Akhirnya Sunat Betulan

Dwi menerangkan, korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Kondisinya disebut sudah membaik dan dipulangkan dari RS.

"Sudah pulang dari rumah sakit, kondisinya anaknya sudah sehat secara fisik terus informasi katanya disunat sekalian," jelasnya.

Dwi menyebut kondisi korban tidak terlalu parah. Meski begitu, pihaknya akan melakukan pemantauan lebih lanjut.

"Asumsi saya, karena itu sudah dilakukan proses penanganan kesehatan oleh tim medis asumsi saya masa depan masih cerah. Tingkat keparahannya tetap parah tapi masih bisa diselamatkan. Kemungkinan masih berfungsi dengan baik," ungkapnya.

Meski sudah pulang dari rumah sakit, Dwi menyebut, korban juga masih didampingi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta.

"Udah pulang. Kalau anaknya korbannya sudah pulang. Cuma mungkin ini masih didampingi dari psikolognya DP3AP2KB. Anak yang korban ini perlu didampingi karena dia yang posisinya rentan terkait dengan traumatik, terutama rasa sakit yang luar biasa itu," bebernya.

Dilakukan Mediasi

Dwi berkata, sekolah sudah mempertemukan kedua pihak untuk dilakukan mediasi.

"Cuma setelah ini kemarin sudah diketemukan lewat sekolah dimediasi, termasuk didampingi oleh Dinas tadi kelihatannya menempuh jalan kekeluargaan karena paham bahwa ini kejadian anak dengan anak," paparnya.

Atas kejadian tersebut, pihaknya juga melakukan evaluasi terhadap guru di sekolah. Terutama pada penyimpanan peralatan yang bisa membahayakan.

"Evaluasi di sekolah itu adalah kaitannya dengan pengamanan penanganan baik pra-pembelajaran, pembelajaran maupun pascapembelajaran terutama yang menggunakan alat atau peralatan yang punya potensi membahayakan terutama untuk anak anak usia dini ini tolong untuk lebih cermat lagi untuk bisa memastikan tempat penyimpanannya betul-betul tidak bisa diakses oleh anak-anak yang kemudian nanti berpotensi mencelakai," pungkasnya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads