Kala Kusni Kasdut Dijuluki Robin Hood Berubah Jadi Bromocorah Penuh Darah

Kala Kusni Kasdut Dijuluki Robin Hood Berubah Jadi Bromocorah Penuh Darah

Anindya Milagsita - detikJateng
Sabtu, 13 Sep 2025 15:40 WIB
Kusni Kasdut
Potret Kusni Kasdut. (Foto: Dok. detikcom)
Solo -

Nama Kusni Kasdut mungkin terdengar asing di telinga sebagian orang. Padahal sosoknya pernah menorehkan sejarah panjang bagi kemerdekaan bangsa, tapi hidupnya justru berakhir dengan nestapa.

Siapakah Kusni Kasdut itu? Sosok yang satu ini ternyata sempat dijuluki sebagai 'Robin Hood' asal Indonesia. Kusni Kasdut sebenarnya nama julukan yang tersemat pada pria bernama Ignatius Waluyo. Dikutip dari detikX, Kusni Kasdut lahir di tahun 1929. Asalnya dari Blitar, Jawa Timur yang hari-harinya sejak usia remaja diisi dengan usaha memperjuangkan bangsa Indonesia.

Sejak era penjajahan Jepang, Kusni sebenarnya sudah bergabung sebagai tentara pembantu. Bahkan setelah Indonesia merdeka sekali pun, Kusni tetap mengabdikan dirinya dalam laskar Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sebagai pejuang bagi bangsa Indonesia, Kusni menyimpan mimpi untuk bisa bergabung jadi anggota TNI. Sayangnya, nasib berkata lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berpindah dari satu kota ke kota lainnya sebagai laskar TKR membuat Kusni bertemu dengan berbagai kalangan. Termasuk mereka yang menggantungkan nasibnya dengan cara yang tidak wajar. Pada titik ini dirinya justru berubah menjadi bromocorah yang cukup berbahaya, tapi di sisi lain justru dikenal sebagai sosok 'Robin Hood'. Bagaimana kisahnya?

ADVERTISEMENT

Kenapa Kusni Kasdut Dijuluki Robin Hood?

Sebelumnya disebut-sebut bahwa Kusni Kasdut mendapatkan julukan sebagai Robin Hood. Sebenarnya julukan itu disematkan karena tindakan Kusni yang mengingatkan kita pada sosok Robin Hood. Diketahui, Robin Hood adalah karakter yang dikenal luas dalam dongeng masyarakat dunia.

Sosoknya dianggap sebagai 'pahlawan' bagi kalangan miskin. Meskipun Robin Hood melakukan tindakan perampokan terhadap orang kaya, tapi uang hasil curiannya dibagikan kepada orang miskin. Hal tersebut serupa dengan yang terjadi pada Kusni Kasdut.

Mengacu dari buku 'Para Jagoan: Dari Ken Arok sampai Kusni Kasdut' oleh Petrik Matanasi, Kusni Kasdut sempat dijuluki sebagai 'Robin Hood' Indonesia karena tindakannya yang membagikan hasil rampokan kepada kaum miskin. Layaknya sosok 'pahlawan', Kusni mengincar harta kekayaan milik orang-orang kaya yang ada di Indonesia. Tak hanya sebatas menggunakan harta curiannya untuk diri sendiri, Kusni turut membagikannya kepada kaum miskin.

Pada masa kejayaannya, Kusni dikenal punya kemampuan yang cukup cerdik dan terampil. Ini dikarenakan Kusni berhasil menyasar harta yang dimiliki orang kaya dan saat berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian, dirinya justru beberapa kali kabur.

Kala Kusni Kasdut Berubah Jadi Bromocorah

Kusni Kasdut memang pernah memberikan sumbangsihnya terhadap kemerdekaan Tanah Air. Akan tetapi, siapa yang menyangka dirinya justru juga dikenal sebagai bromocorah atau bramacorah. KBBI mendefinisikan bramacorah sebagai orang yang melakukan pengulangan tindak pidana.

Kemudian istilah bramacorah juga diartikan sebagai penjahat yang sehari-harinya bergaul dengan masyarakat, tetapi pada suatu saat tidak segan-segan melakukan kejahatan, seperti merampok. Dijelaskan dalam buku 'The Bastard Legacy: Warisan Legendaris Para Bedebah' oleh Jounathan, Kusni yang merasa kecewa karena mimpinya gagal dicapai membuatnya justru mengenal dunia yang jauh berbeda.

Kusni menjelma sebagai perampok yang berdarah dingin. Hal ini dikarenakan tak hanya mengincar harta korban saja, Kusni tak segan menghilangkan nyawa dari korbannya. Kusni Kasdut diketahui berkomplot dengan Beer Ali atau Bir Ali. Nama tersebut disematkan pada pria bernama asli Muhammad Ali.

Tak hanya melakukan aksi perampokan dengan tangan kosong, Kusni dan komplotannya turut membekali diri menggunakan senjata api. Salah satu tindakan kriminal kejam yang dilakukan oleh Kusni berlangsung di tahun 1960-an.

Pada saat itu dirinya merampok seorang konglomerat Arab bernama Ali Badjened. Saat korban keluar dari kediamannya yang berada di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Bir Ali menembakkan peluru yang mengenai korban.

Tak sampai di situ saja, Kusni cs juga lagi-lagi bikin geger warga setempat setelah beberapa kali melakukan aksi perampokan. Puncaknya, Kusni dan komplotannya mencuri koleksi yang ada di Museum Nasional Jakarta atau Gedung Gajah. Tindakan ini membuat Kusni cs berhasil membawa pulang sejumlah berlian.

Peristiwa tersebut berlangsung di bulan Mei 1961, yang mana Kusni cs mengendarai jeep dan menggunakan seragam polisi gadungan. Selain mengincar koleksi museum, mereka juga turut menyandera para pengunjung. Sayangnya, dalam melakukan aksinya ini justru kembali merenggut nyawa. Petugas museum kehilangan nyawanya setelah tertembak senjata yang dibawa oleh komplotan tersebut.

Meskipun Kusni cs sering melakukan kejahatan, bukan perkara mudah bagi pihak kepolisian untuk menangkap mereka. Menurut buku 'Indonesia Poenja Tjerita' oleh @sejarahRI, sebelum berhasil ditangkap sebenarnya ada kisah dibalik aksi pengejaran komplotan ini. Setelah menjadi buronan, Kusni justru tertangkap di Semarang. Saat itu, dirinya berniat menjual permata hasil curian dari museum.

Namun, petugas yang curiga karena permata yang ditawarkan tak lazim, maka melaporkannya kepada pihak kepolisian. Situasi inilah yang membuat Kusni berhasil dibekuk oleh pihak kepolisian.

Di dalam buku 'Legenda Hukuman Mati' karya Hukman Reni, dijelaskan Kusni Kasdut berulang kali ditangkap dan dipenjarakan. Namun, kemampuannya untuk untuk kabur membuatnya beberapa kali berhasil lolos dari penjara. Tercatat Kusni berhasil melarikan diri dari penjara sebanyak 5 kali.

Akhir Hidup Kusni Kasdut yang Penuh Nestapa

"Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh juga" tampaknya menjadi pepatah yang bisa disematkan pada kisah Kusni Kasdut ini. Meskipun beberapa kali berhasil kabur dari penjara, pada akhirnya dia mendapatkan vonis yang membuatnya tak bisa ke mana-mana. Vonis yang didapatkan oleh Kusni adalah hukuman mati.

Mengutip laman Dandapala oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Kusni Kasdut sebenarnya sempat dipindahkan dari satu penjara ke penjara yang lain. Kemudian vonis hukuman mati dijatuhkan di Pengadilan Semarang pada tahun 1969.

Namun demikian, di buku 'Legenda Hukuman Mati', turut dijelaskan Kusni Kasdut dieksekusi di Kota Gresik, Jawa Timur. Tanggal eksekusinya berlangsung pada 16 Februari 1980 yang mana ada dua anggota regu tembak yang ditugaskan sebagai 'algojo' bagi Kusni.

Itulah tadi rangkuman mengenai kisah Kusni Kasdut sebagai sosok 'Robin Hood' yang berubah menjadi bromocorah berbahaya. Semoga informasi ini membantu.




(sto/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads