Bupati Purbalingga Janji Perbaiki Jembatan Klawing Usai Heboh Rakit Hanyut

Bupati Purbalingga Janji Perbaiki Jembatan Klawing Usai Heboh Rakit Hanyut

Anang Firmansyah - detikJateng
Sabtu, 13 Sep 2025 15:20 WIB
Lokasi tiga pekerja yang hilang terseret banjir bandang di Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga, Senin (4/8/2025).
Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga, Senin (4/8/2025). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Purbalingga -

Pemerintah Kabupaten Purbalingga angkat bicara soal insiden rakit penyeberangan yang mengangkut sejumlah orang nyaris hanyut di Sungai Klawing, Desa Sindang, Kecamatan Mrebet. Pemkab akan segera memperbaiki jembatan gantung yang putus di lokasi tersebut.

"Untuk Jembatan Sindang beberapa bulan lalu sudah kami cek dan langsung kami anggarkan agar bisa diperbaiki terlebih dahulu tahun ini. Proses perencanaan sudah selesai," kata Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, saat dimintai konfirmasi detikJateng, Sabtu (13/9/2025).

Fahmi menjelaskan material akan mulai didistribusikan pekan depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbaikan Jembatan Gantung Sindang Insyaallah minggu depan sudah mulai mobilisasi material untuk dimulai pekerjaan perbaikan. Insyaallah bulan ini sudah mulai pengerjaan, untuk yang solusi sekarang ini juga perbaikan jembatan eksisting," ujar dia.

Menurut Fahmi, anggaran yang disiapkan untuk membangun jembatan itu sekitar Rp 200 juta.

ADVERTISEMENT

"Direncanakan perbaikan dengan menggunakan pemeliharaan rutin jembatan melalui penyedia, anggaran di bawah Rp 200 juta," jelas Fahmi.

Fahmi menambahkan anggaran untuk pembangunan jembatan permanen yang diinginkan warga belum bisa dilakukan.

"Pemda belum mampu untuk menganggarkan jembatan permanen. Jembatan permanen kami sedang cari anggaran dari pusat atau provinsi atau dari lainnya," ungkapnya.

Rakit Bermuatan Orang-Motor Nyaris Hanyut

Diberitakan sebelumnya, video rakit penyeberangan yang ditumpangi sejumlah orang nyaris hanyut di Sungai Klawing, Purbalingga, beredar di media sosial. Peristiwa itu terjadi gegara tali seling untuk penyeberangan itu putus saat debit air sungai sedang tinggi.

Dalam video berdurasi 1,5 menit yang diunggah akun Instagram @infopurbalingga.id terlihat suasana tegang saat rakit yang mengangkut beberapa warga dan sepeda motor itu nyaris hanyut terbawa arus.

Dua penumpang rakit itu tampak berpegangan pada tali agar tidak hanyut. Adapun beberapa orang lainnya memilih tetap berdiri di atas rakit untuk mengamankan sepeda motor.

Warga RT 03 RW 01 Desa Sindang, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Adi Susanto membenarkan kejadian dalam video itu terjadi di wilayahnya kemarin sore.

"Kemarin sore Jumat 12 September 2025 seling (tali) perahu putus, mengakibatkan perahu terbawa arus. Beruntung masih di pinggir jadi arus sungai masih belum terlalu deras," kata Adi saat dihubungi wartawan, Sabtu (13/9).

Adi mengatakan, saat itu rakit mengangkut 8 orang dan 3 sepeda motor. Tiga orang di antaranya merupakan operator perahu. Seluruh penumpangnya selamat.

"3 motor, 5 penumpang dan 3 operator getek (rakit). Jadi perahu terbawa cuma sekitar 50 meter. Beruntung warga yang kebetulan di pinggiran sungai sigap sehingga tidak sampai menimbulkan korban jiwa," ujar dia.

Adi menjelaskan, penyeberangan menggunakan rakit tersebut merupakan jalur alternatif ke arah kota. Selama ini warga Desa Sindang memanfaatkan rakit darurat setelah jembatan gantung putus pada bulan Mei lalu.

"Itu merupakan akses jalur alternatif dari desa Sindang dan sekitarnya ke arah kota. Semua berawal dari putusnya jembatan gantung yang terjadi di bulan Mei lalu," jelasnya.

Sebelum putus, jembatan gantung ini menjadi penghubung antara Kecamatan Mrebet dengan Bojongsari. Jembatan itu hanya bisa diakses kendaraan roda dua. Sedangkan roda empat harus memutar sejauh 20 km.

"Hanya bisa di lalui roda 2, kalau roda 4 harus muter lewat Kecamatan Bobotsari. Selisih sekitar 20 km untuk sampai pusat kota," ungkapnya.

"Karena vitalnya jembatan tersebut untuk mobilitas ke kota, jadi ada seseorang yang membuat perahu penyeberangan berbayar Rp 3.000 untuk satu sepeda motor dan penumpangnya," ujar imbuh Adi.

Dalam sehari ada ratusan pengendara sepeda motor yang memanfaatkan rakit tersebut. Mereka berasal dari beberapa desa sekitar yang ingin memangkas waktu menuju kota.

"Ratusan sepeda motor, karena akses alternatif beberapa desa untuk ke kota. Wilayah Desa Banjaran dan Onje sebagian ada yang berada di sisi sungai yang berbatasan darat langsung dengan Desa Sindang. Perahu getek beroperasi dari jam 6 pagi sampai 9 malam," katanya.

Adi menambahkan, jembatan gantung yang putus itu dibuat pada 1996. Ia berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan permanen.

"Jembatan gantung yang putus itu dibuat tahun 1996 sudah pernah putus 2 kali," ujar dia.

"Harapannya segera ada pembangunan jembatan baru yang bisa diakses roda dua ataupun lebih. Mengingat jembatan yang rusak kalaupun diperbaiki sepertinya sudah tidak layak karena pondasi di ujung utara sudah menggantung separuh di atas permukaan air," pungkasnya.




(dil/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads