Pemerintah Kota Solo membuat ekstrakurikuler (ekskul) untuk mempelajari permainan Roblox. Ternyata peminatnya membeludak. Hari ini jumlah pendaftarnya mencapai 500 anak.
Pendaftaran dibuka sejak Rabu (10/9) dan ditutup hari ini. Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno mengatakan target Pemkot Solo hanya sekitar 100 anak.
"Targetnya kalau nggak salah 100 anak. Pagi tadi sudah ada 430 pendaftar, peserta membludak, kita tutup di angka 500 (pendaftar), sudah kita tutup per hari ini," kata Dwi saat dihubungi detikJateng, Jumat (12/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dwi menjelaskan, teknis pelaksanaan dilakukan di Solo Technopark. Nanti akan ada pendampingan satu hari, satu sesi sekira 1-1,5 jam.
"Satu hari, satu sesi selama kurang lebih satu setengah jam, satu jam per satu setengah jam. Intinya itu tiap sore dibuka kesempatan anak-anak untuk menggunakan fasilitas di STP untuk bermain Roblox, tapi dengan pendampingan dari mentor-mentornya dari STP. Jadi didampingi dan diawasi. Nah satu kelompok, satu sesi itu satu kelompok 20 anak," jelasnya.
"Terkait dengan pelaksanaannya, satu kelompok ini nanti diberikan kesempatan tiga kali pertemuan, tiga sesi ini silakan. Jadi didampingi terus kemudian diberikan kesempatan mereka untuk menggunakan aplikasi Roblox itu terus mereka ya bahasanya itu mengisi kegiatan melalui media permainan Roblox itu," sambungnya.
Dwi menyebut, para peserta berasal dari SMP di Solo baik negeri maupun swasta. Edubox ini rencananya akan dilakukan selama tiga bulan dan dilanjutkan dengan evaluasi.
"Kalau mereka sudah latihan, nanti rencananya mau dibuatkan kompetisi. Tiga bulan ke depan nanti akan kita evaluasi antusias semua anak," bebernya.
Ia mengatakan, selama proses ekstrakurikuler akan didampingi oleh mentor yang membantu pelatihan. Materi yang disampaikan juga beragam.
"Mentor itu semacam kayak pelatih lah kalau bahasa gitu. Itu yang nanti akan menyampaikan berkait dengan berbagai materi tentang digital tapi yang dalam posisinya ada batasan-batasan yang harus diikuti oleh anak-anak itu," terangnya.
"Jadi misalnya kalau kemarin ada hal yang sifatnya negatif dari Roblox, nanti kita akan menyampaikan potensi anak-anak itu supaya jangan sampai mereka masuk ke dalam lingkup yang sifatnya negatif. Itu bagian dari proses pembelajaran anak terkait dengan pemanfaatan teknologi digital supaya tidak terpapar dengan pengaruh-pengaruh negatif," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Solo, Respati Ardi, membuat ekstrakurikuler (ekskul) untuk mempelajari permainan Roblox. Meski sempat ada pro kontra, Respati melihat sisi lain dari permainan Roblox.
Ditemui di Balai Kota Solo, Respati menyebut ekstrakurikuler Roblox dinaungi oleh Pemerintah Kota Solo melalui Dinas Pendidikan dengan Solo Technopark. Ia menegaskan bahwa ekstrakurikuler Roblox akan mendapat pendampingan dari guru.
"Ya, ekskul ini memang didampingi oleh gurunya, didampingi oleh orang tuanya. Gimana kita melihat perkembangan dunia digital dan Roblox ini jika dengan pengawasan yang tepat, dengan pelatihan yang tepat akan membuat anak-anak bisa kreatif dan bisa bersosialisasi dengan kawan-kawannya di dunia online," kata Respati kepada detikJateng, Jumat (12/9/2025).
Respati mengatakan, ekstrakurikuler tersebut sudah berjalan di Solo Technopark dengan nama Edublox. Meski sudah berjalan, pihaknya masih akan terus melakukan penyempurnaan.
"Edublox di Solo Technopark. Jadi Solo Technopark itu kan memang di sana pelatihan kerja, riset teknologi jadi full di sana, iya sudah berjalan beberapa hari yang lalu," tambah Respati.
Respati menerangkan, ekskul Roblox hanya bisa diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan anak-anak belum diperbolehkan untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
"Iya, khususnya SMP dulu, ya kalau harapan saya jangan usia dini, karena Roblox ini harusnya SMP menuju remaja. Anak-anak saya tidak menyarankan, anak-anak SMP sudah menjelang remaja sudah mengetahui, nanti gurunya dari kami, dari Solo," bebernya.
(dil/apl)