Densus 88 Sebut ISIS Menyusup Via Medsos Saat Rusuh Aksi Massa

Densus 88 Sebut ISIS Menyusup Via Medsos Saat Rusuh Aksi Massa

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 08 Sep 2025 19:14 WIB
Polisi berusaha membubarkan massa di Jalan Slamet Riyadi Solo menggunakan gas air mata, Solo (29/8/2025).
Kericuhan di Jalan Slamet Riyadi Solo. Foto: Agil Trisetyawan Putra/detikJateng.
Semarang -

Densus 88 Antiteror mengungkap adanya temuan saat kerusuhan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah beberapa waktu terakhir. Kelompok ISIS disebut ikut menyusup ke saat terjadi aksi kerusuhan seperti di Solo dan Kendal.

Hal itu diungkapkan Katim Semarang Raya Satgaswil Jateng Densus 88 Antiteror, AKP Yusuf, saat Tim Satgas Wilayah Jawa Tengah Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror menyambangi kediaman Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Tengah (Jateng), Nawal Arafah Yasin di Kota Semarang. Ia menjelaskan, pola penyusupan itu terdeteksi lewat media sosial.

"Pemantauan kami, ditemukan di media sosial, kelompok ISIS ini masuk, seperti terjadi di Kendal dan Solo, ada grup Facebook, Instagram," kata Yusuf dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/9/2025).

"Mereka memanfaatkan situasi ini, yang penting situasinya chaos, itu seruan mereka, dengan menambahkan postingan-postingan misalnya tentang ketidakadilan," lanjutnya.


Yusuf menyebut, perekrutan anak-anak lewat medsos sudah terjadi sejak ISIS mendeklarasikan diri pada 2014. Doktrinasi dilakukan bertahap, mulai dari propaganda, pemetaan reaksi, pendekatan personal, hingga perekrutan.

"Pada tahap ini mereka mulai mengikat dengan baiat dan doktrin-doktrin keras untuk mengarahkan dan mengendalikan, untuk melakukan tindakan kekerasan sampai pada tindakan teror," terangnya.

Data kepolisian mencatat, dalam kerusuhan akhir Agustus itu ada 1.747 orang diamankan di Jateng. Dari jumlah itu, 1.058 di antaranya disebut masih anak-anak.

"Ini menjadi miris. Saat dijemput ibunya, mereka menangis. Inilah kami melihat, kuatnya peran ibu, orang tua, untuk memberikan edukasi ke anak-anaknya," tambah Yusuf.

Kepala Unit Identifikasi dan Sosialisasi (Idensos) Satgaswil Jateng Densus 88, Kompol Ghofar, menekankan strategi kelompok radikal kini memang bergeser ke generasi muda.

"Ketika menyasar pelaku dewasa, kami lebih mudah melakukan deradikalisasinya, nah sekarang mereka (kelompok teror) masuk ke anak-anak, bergeser menyasar anak-anak, strategi mereka seperti itu," tuturnya.

Untuk mencegah fenomena ini, Densus 88 bersama ruangobrol.id menggandeng Ketua TP PKK Jateng, Ning Nawal, guna mengedukasi orang tua dan ibu-ibu PKK. Harapannya, peran keluarga bisa lebih aktif dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak agar tidak terjebak propaganda radikal maupun doktrin kekerasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




(apl/alg)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads