PBH IKA Unnes Desak Polisi Beri Penjelasan soal Kematian Iko

PBH IKA Unnes Desak Polisi Beri Penjelasan soal Kematian Iko

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 02 Sep 2025 14:15 WIB
Anggota PBH IKA Unnes, Naufal Sebastian di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (2/9/2025).
Anggota PBH IKA Unnes, Naufal Sebastian di Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Selasa (2/9/2025). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum Unnes (PBH IKA FH Unnes) mendesak aparat kepolisian segera membuka kronologi jelas dan melakukan penyelidikan mendalam atas kematian mahasiswa Unnes, Iko Juliant Junior (20). Mereka menilai ada indikasi kejanggalan terkait penyebab kematian Iko.

Ketua PBH IKA FH Unnes, Ady Putra Cessario mengatakan, pihaknya sudah menerima limpahan kuasa verbal dari keluarga korban untuk melakukan pendampingan hukum. Namun, mereka belum bisa menghubungi pihak kepolisian.

"Dengan bergulirnya beberapa versi kecelakaan, ada yang menginformasikan yang lain, dari pihak kepolisian kami harapkan juga nanti memberikan statement, klarifikasi, atau mungkin argumentasi agar lebih jelas terkait sebab-musabab meninggalnya almarhum," kata Ady di Kecamatan Ngaliyan, Selasa (2/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut ada begitu banyak informasi yang masih simpang siur, sehingga ia meminta pihak kepolisian untuk segera memberikan klarifikasi agar informasi tersebut tak menjadi bola liar. Ia juga meminta pihak kepolisian agar bisa bekerja sama untuk saling berkoordinasi.

ADVERTISEMENT

"Karena beberapa informasi yang masuk di kami, terkait dengan sebab-musabab kematian almarhum ini masih banyak sekali versinya," tuturnya.

Anggota PBH IKA FH Unnes, Naufal Sebastian menambahkan, ada sejumlah temuan awal yang menimbulkan pertanyaan. Salah satunya, adanya luka lebam di wajah korban.

"Informasi dari rekan-rekan, dari foto, ada luka di bibir, sobek, ada bonyok lebam di mata. Apakah itu akibat dari kecelakaan atau yang lain, kami perlu investigasi lebih dalam. (Keterangan dokter) Pada saat itu ada pendarahan di limpa, sehingga dioperasi. Selesai operasi kemudian meninggal," kata Naufal.

Selain adanya luka-luka yang ditemukan pada tubuh korban, tim hukum juga menemukan kejanggalan karena korban yang sempat mengigau meminta untuk tidak dipukul. Belum lagi, Iko disebut diantar ke RSUP Dr Kariadi oleh anggota Brimob Polda Jateng.

"Informasi yang kami terima (almarhum Iko) sempat mengigau. Mengigau untuk minta tolong tidak dipukuli," ujarnya.

"Itu masih kami cek apakah Brimob kebetulan lewat kemudian lihat, karena dia petugas, menolong, atau seperti apa, karena kami belum bisa menghubungi pihak kepolisian untuk hal itu," sambungnya.

Tak hanya itu, Naufal menyoroti perbedaan keterangan simpang siur soal lokasi kejadian, hingga rentang waktu panjang antara dugaan kecelakaan dan korban dibawa ke rumah sakit.

"Info yang kami terima kecelakaan terjadi di Jalan Dr Cipto, tapi ada ada juga info di Jalan Veteran. Itu perlu kami klarifikasi dan investigasi lebih jauh lagi," kata dia.

Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan (STP) Polrestabes Semarang, korban mengalami kecelakaan pukul 02.30 WIB, tetapi keluarga mendapat kabar korban dirawat di RSUD Dr Kariadi pukul 11.00 WIB.

"Itu juga jadi temuan yang setelah investigasi nanti, tentu tim PBH IKA Unnes akan melakukan gelar perkara untuk saling cross check beberapa informasi dan temuan dan validitas bukti-bukti yang ada," jelas Naufal.

"(Kalau kecelakaan seharusnya langsung ke RS) Itu memang yang masih kita cari. Termasuk CCTV di sekitar lokasi, itu belum bisa kami akses," lanjutnya.

Iko sendiri disebut sempat keluar rumah mengenakan almamater pada Sabtu (30/9), tetapi belum diketahui apakah untuk mengikuti demonstrasi di Mapolda Jateng atau tidak. Kemudian, Iko pulang sekitar pukul 23.00 WIB dan langsung kembali keluar.

"Berangkat lagi jam 23.00 WIB, karena informasi yang kami terima dia mau nyusul teman-temannya yang di Polda, yang pada ditangkap," jelasnya.

"Pas demonstrasi banyak yang ditangkap, teman-teman mahasiswa masih trauma. Jadi beberapa yang kami hubungi belum berani menyampaikan keterangan," sambungnya.

PBH IKA FH Unnes berencana melakukan investigasi lanjutan, termasuk mencari rekaman CCTV dan meminta keterangan saksi-saksi lain. Namun terkait langkah hukum, mereka menyerahkan hal tersebut kepada keluarga.

"Kalau keluarga tadi menyampaikan butuh waktu supaya tenang. Jadi kami belum bisa bertanya lebih dalam karena situasi dan kondisi psikisnya perlu dipulihkan dan dikuatkan dulu," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kabid Humas Poda Jateng, Kombes Artanto, mendorong keluarga untuk membuat laporan terkait kematian Iko agar kasus itu dapat segera diusut.

"Segera keluarganya atau utusannya merapat ke Polretabes Semarang atau ke Mapolda untuk informasikan secara resmi kejadian tersebut, guna penyelidikan atas informasi tersebut," kata Artanto melalui pesan singkat, Senin (1/9/2025).

Selain itu, Artanto mengatakan, pihaknya juga harus mendalami informasi terkait kecelakaan yang diduga mengakibatkan Iko Julian wafat.

"Kita harus lakukan penyelidikan dahulu informasi tersebut," ujarnya.




(aap/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads