Kematian mahasiswa Unnes Iko Juliant Junior disorot karena dikabarkan janggal. Perhimpunan Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Alumni FH Unnes menyatakan siap mengawal kasus ini.
Direktur PBH IKA FH Unnes, Ady Putra Cesario, menyebut pihaknya tengah mengumpulkan saksi dan bukti terkait kasus tersebut. Dia tengah berupaya mencari tahu kronologi peristiwa itu.
"Kami menerima beberapa aduan, salah satunya dari keluarga dan teman-teman almarhum. Saat ini kami sedang mengumpulkan bukti dan keterangan saksi terkait kronologi meninggalnya almarhum," kata Ady saat dihubungi detikJateng, Senin (1/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila nanti memang ditemukan adanya kejanggalan yang mengerucut kepada dugaan tindakan kekerasan, kami akan menuntut pihak aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini. Namun kita juga kembalikan kepada pihak keluarga," lanjutnya.
Sementara ini, pihaknya mendapat informasi korban keluar rumah pada Sabtu (30/8) sore untuk menjemput rekannya di Polda Jateng. Lalu keesokan harinya, keluarga mendapat kabar korban dalam kondisi kritis.
"Tapi ketika masuk di tanggal 31 Agustus di sekitar jam 11.00 WIB, ada kabar Almarhum ini dilarikan ke RSUD Dr Kariadi dalam kondisi kritis. Jadi informasi terkait yang mengantar dari Brimob itu kita dapatkan dari informasi dari Satpam RSUP Dr Kariadi," lanjut Ady.
Selain itu, pihaknya mendapat informasi adanya luka-luka pada tubuh Almarhum. Ady masih berusaha memastikan informasi tersebut.
"Kami hanya menerima informasi bahwa almarhum ini ada cedera di limpanya. Ini yang masih kami gali lagi, kami klarifikasi bukti-bukti yang lain," jelasnya.
PBH IKA FH Unnes juga masih berupaya menghubungi rekan Iko yang diduga bersamanya saat kejadian. Namun, rekan Almarhum disebut masih dalam kondisi tak memungkinkan untuk dimintai keterangan
"Ada satu nama, yang disebut mengalami luka dan trauma. Kami masih melakukan pendekatan agar bisa mendapat keterangan utuh," kata Ady.
Sebelumnya, kematian Iko mendadak ramai diperbincangkan di media sosial karena dianggap janggal. Hal-hal yang dianggap janggal di antaranya ialah hilangnya barang-barang pribadi milik Iko seperti ponsel, almamater, dan tas ransel. Selain itu, motor milik Iko disebut masih ditahan di Polda Jateng.
Ada juga keterangan berbeda soal kronologi. Seorang teman Iko menyebut ia mengalami kecelakaan di Kalisari, sementara surat keterangan polisi justru ditulis di daerah dr Cipto, Semarang. Kejanggalan lain muncul dari informasi satpam yang melapor kepada keluarga bahwa Iko diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota Brimob.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto meminta pihak keluarga untuk melapor agar kasus tersebut bisa segera diusut
"Segera keluarganya atau utusannya merapat ke Polretabes Semarang atau ke Mapolda untuk informasikan secara resmi kejadian tersebut, guna penyelidikan atas informasi tersebut," kata Artanto melalui pesan singkat.
(afn/ahr)