Menteri Komdigi Sebut Ada Akun Siarkan Konten Provokasi Terhubung Judi Online

Menteri Komdigi Sebut Ada Akun Siarkan Konten Provokasi Terhubung Judi Online

Agus Tri Haryanto - detikJateng
Senin, 01 Sep 2025 12:03 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Menkomdigi Meutya Hafid di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/7/2025). Foto: (Firda Cynthia Anggrainy Al Djokya/detikcom).
Solo -

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyebut pihaknya mendapatkan tingginya laporan masyarakat soal provokasi di ruang digital seperti ujaran kebencian ajakan menjarah, hingga penyebaran isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Mutya menyebut akun media sosial yang menyiarkan langsung konten provokasi itu terhubung dengan judi online.

"Sejak beberapa hari terakhir, kami juga memantau adanya aliran dana dalam jumlah signifikan melalui platform digital. Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung (live streaming) dan dimonetisasi lewat fitur donasi maupun gifts bernilai besar. Beberapa akun yang terlibat terhubung dengan jaringan judi online," tulis Meutya di akun Instagram miliknya @meutyahafid sebagaimana dilihat detikINET, Senin (1/9/2025).

Meutya menerangkan, temuan Komdigi menunjukkan informasi keliru disebar secara sengaja maupun tidak sengaja dengan sangat tinggi. Hal tersebut membuat informasi yang benar, masukan, kritikan konstruktif, atau aktivitas produktif, seperti pembelajaran, UMKM, dan sebagainya, menjadi tenggelam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meutya menerangkan ada indikasi awal upaya memanfaatkan media sosial yang terorganisir sebagai sarana provokasi. Dia menyebut pemerintah juga menemukan adanya dugaan aliran dana yang signifikan lewat platform digital untuk mendanai aktivitas anarkis.

ADVERTISEMENT

"Indikasi awal menunjukkan adanya upaya terorganisir untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana provokasi," ujar Meutya.

Meski begitu, Meutya mengatakan, pemerintah tetap menghormati penyampaian aspirasi secara tertib yang dilakukan masyarakat. Dia menyebut terdapat kelompok yang digerakkan secara sengaja lewat media sosial ke titik tertentu.

Konten maraton pun diunggah oleh kelompok tersebut. Kelompok itu disebutkan mendapat insentif yang jumlahnya tidak wajar.

Mutya juga mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati dan tidak gampang terprovokasi, turut menyebarkan informasi yang kebenarannya belum terverifikasi. Dia pun meminta masyarakat untuk melakukan kroscek dari sumber terpercaya seperti media yang berpegang pada kode etik jurnalistik.

"Ruang digital adalah milik kita bersama. Mari kita jaga agar tetap sehat, aman, dan tidak diperalat untuk kepentingan pihak-pihak yang ingin memecah belah," pungkasnya.




(apl/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads