Seorang pejabat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Boyolali jadi sorotan karena anaknya mengendarai mobil dinas secara ugal-ugalan dan hampir menabrak bocah. Begini nasib yang menerpanya kini.
Plt Kepala Satpol PP Boyolali, Waluyo Jati, menerangkan ada dua jenis sanksi yang diterapkan kepada pejabat dengan jabatan kepala bidang (kabid) itu. Pertama, mobil dinas berpelat AD 1632 XD itu sudah ditarik sejak Senin (25/8).
"Sanksi yang pertama dipastikan mobil dicabut atau dikembalikan ke kantor dan posisi sudah di kantor sejak kemarin," ungkap Waluyo, Selasa (26/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waluyo melanjutkan, sanksi kedua adalah pihaknya memberikan peringatan keras kepada pejabat itu. Peringatan diberikan terkait pemakaian mobil dinas yang tidak sesuai aturan.
"Kedua, kami memberi (sanksi) bahasanya peringatan keras tentang pemakaian mobil karena penggunanya harus bertanggung jawab tentang kejadian itu. Kebetulan tidak menggunakan sesuai dengan aturan atau perjanjian," imbuh dia.
Waluyo menjelaskan pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke Bupati Agus Irawan. Pihaknya kini tinggal menunggu rekomendasi dari bupati.
"Kemudian terkait selanjutnya kepegawaian sudah kami laporkan ke bupati. Jadi kami menunggu dawuh nanti seperti apa rekomendasi dari beliau," tegasnya.
Diduga Hendak Kejar Pemotor
Dalam video yang beredar di media sosial, awalnya memperlihatkan seorang anak tengah naik sepeda di jalan kampung. Kemudian melaju sepeda motor yang ditumpangi dua orang berboncengan.
Lalu anak kecil itu menyeberangi perempatan jalan tersebut. Di waktu yang hampir bersamaan, melaju mobil Toyota Kijang kapsul dan hampir menabrak bocah tersebut. Sejumlah warga kemudian berusaha mengejar mobil tersebut.
Waluyo Jati mengungkapkan, insiden tersebut terjadi pada Jumat (22/8) di Dukuh Logerit, Desa Butuh, Mojosongo, Boyolali.
"Kami telusuri, diketahui (terjadi) di wilayah Logerit, Butuh. Itu sedang berkejaran dengan sepeda motor. Awalnya memang dua (sepeda motor) tapi yang satu belok, yang satu lurus yang dikejar yang lurus, yang terekam di CCTV," jelasnya.
Mobil dinas yang ugal-ugalan di jalan kampung itu juga membuat warga marah. Waluyo Jati mengatakan beredar isu jika warga hendak mencari mobil dinas itu dan membakarnya.
Mengenai pemicu terjadinya aksi kejar-kejaran itu, sambung Waluyo, informasinya ada percekcokan atau semacam tawuran kecil antarkelompok pelajar SMK di Boyolali. Sedangkan, anak si Kabid yang mengemudikan mobil dinas itu merupakan alumni salah satu dari SMK yang berseteru itu.
"Latar belakangnya, informasinya ada percekcokan atau semacam tawuran kecil. Lha anaknya dari staf saya tadi (Kabid) adalah alumni salah satu sekolah (yang berseteru). Sehingga, mungkin loh membela atau apa mengejar ini," terangnya.
Minta Maaf kepada Warga
Waluyo berujar, pihaknya kemudian langsung komunikasi dengan perangkat desa Butuh untuk memenangkan warga. Pejabat pemegang mobil dinas itu juga diminta untuk komunikasi dengan warga di sana.
"Sabtu (23/8) pagi datang ke tempat Pak Kadus (kepala dusun), intinya minta maaf dan ingin dipertemukan dengan warga. Akhirnya tadi malam dipertemukan. Singkatnya tadi malam sudah saling memaafkan antara staf kami itu sama warga," kata Waluyo Jati.
"Namun dengan catatan, ada permintaan (dari warga). (Permasalahan) Ini selesai kalau Pak Kasatpol bisa memberi sanksi yang cukup bagi pemegang mobil," sambung dia.
(apu/afn)