Beredar Video Narasi Jokowi Undang Tunanetra Lihat Ijazahnya, ITMI: Pelecehan!

Beredar Video Narasi Jokowi Undang Tunanetra Lihat Ijazahnya, ITMI: Pelecehan!

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 26 Agu 2025 18:51 WIB
Konferensi pers pengurus Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) di Boyolali menyikapi video narasi Jokowi mengundang mereka untuk memperlihatkan ijazahnya, Selasa (26/8/2025).
Konferensi pers pengurus Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) di Boyolali menyikapi video narasi Jokowi mengundang mereka untuk memperlihatkan ijazahnya, Selasa (26/8/2025). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Sebuah video menarasikan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang tunanetra untuk melihat ijazahnya viral media sosial. Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) mengecam sekaligus mengklarifikasi viralnya rekaman itu.

Dalam video di TikTok dengan akun @a****** yang diunggah sekitar 4 hari lalu, memperlihatkan serombongan orang di kediaman Jokowi di Sumber, Banjarsari, Kota Solo. "Dan Mereka mengakui Tidak melihat ijazah tersebut," demikian unggahan itu seperti dilihat detikJateng.

Video berdurasi 23 detik itu disukai 10 ribu netizen dan mendapat 4.000 komentar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir itu adalah pelecehan verbal," kata Ketua Umum ITMI, Yogi Madsuni, kepada para wartawan di Boyolali Selasa (26/8/2025).

ADVERTISEMENT

Dikemukakan dia, kunjungannya ke kediaman Presiden ke-7 Republik Indonesia itu untuk silaturahmi. Selain itu juga untuk mohon doa restu karena ITMI akan mengadakan Muktamar ke-V.

Pihaknya bersilaturahmi ke Jokowi, karena mantan seorang Presiden dan merupakan tokoh. Pihaknya juga mendoakan Jokowi sekeluarga dan seluruh bangsa Indonesia.

"Maksud kami (kunjungan ke Jokowi) adalah tidak ada lain selain yang tulus kita silaturahmi. Kemudian kita mohon restu karena mau mengadakan muktamar, karena beliau Bapak Ir. H. Joko Widodo adalah mantan presiden ketujuh, tentu beliau adalah tokoh. Terus kemudian ee kami mendoakan beliau dan keluarga dan seluruh bangsa Indonesia ini," ucap Yogi.

"Tidak ada lain seperti itu," lanjutnya.

Yogi menegaskan postingan di akun Tiktok tersebut tidak bisa didiamkan begitu saja. Karena merupakan bentuk pelecehan verbal kepada tunanetra.

"Kalau saya mendengar ya dari meme-meme yang telah diberikan, itu adalah bentuk pelecehan. Apalagi teks yang disertai di situ (postingan video) itu adalah sangat melecehkan secara verbal," ujar dia.

Yogi menyatakan, ITMI mengecam keras pihak-pihak yang telah memanipulasi video tersebut. Pihaknya juga menuntut pihak pengunggah video itu untuk klarifikasi dan minta maaf secara terbuka kepada para tunanetra yang dijadikan objek dalam video itu.

"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi menyesatkan, serta ikut bersama kami melawan praktik manipulasi yang merugikan kelompok disabilitas," tegasnya.

Senada, Ketua I ITMI, Eka Setiawan, menambahkan bahwa narasi yang dipakai dalam unggahan video itu sudah merupakan bentuk pelecehan verbal kepada penyandang tunanetra. Penggunaan kata "melihat" dalam narasi video itu jelas mengandung pelecehan verbal.

"Artinya pelecehan verbal adalah kami memaknai kata 'melihat' itu bisa dua sisi. Dari kami turut campur dalam urusan ini atau ketika kami datang ke sana (rumah Jokowi) itu karena kami tidak melihat seolah-olah jadi kami ikut-ikut untuk melihat. Jadi kata 'melihat' buat kami itu adalah di konteks itu ya, itu pelecehan," kata Eka Setiawan.

Pihaknya meminta yang mengedit video itu untuk minta maaf secara terbuka secepatnya. Jika tidak, pihaknya pun bersiap menempuh jalur hukum. Karena, menurut dia, narasi yang disebarkan telah melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

"Kami berharap yang membuat, mengedit video itu melakukan permohonan maaf secara terbuka. Tapi kalau tidak, ya tentunya akan ada pelajaran berikutnya," tandasnya.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads