Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menantang anggota DPR RI untuk debat terbuka. Undangan itu dilayangkan sebagai respons atas berbagai persoalan yang melekat pada para anggota DPR.
Poster tersebut diunggah akun Instagram resmi @bemkmunissula. Poster undangan itu bertulisan bahwa mahasiswa menantang anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah (Jateng) untuk debat terbuka.
"Undangan tantangan debat terbuka klarifikasi anggota DPR RI untuk seluruh anggota DPR RI dapil Jateng I-X terkait banyaknya permasalahan DPR RI (the real beban negara). Aja adigang, adigung, adiguna," tulis akun @bemkmunissula, Selasa (26/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua BEM KM Unissula, Wiyu Ghaniy, mengatakan tantangan debat terbuka itu dilatari keresahan mahasiswa terhadap perilaku dan kinerja DPR RI yang dinilai jauh dari aspirasi rakyat.
"Karena banyak perilaku nir-etika, statement dan sikap anggota DPR RI yang bermasalah. Belum lagi problematika RUU yang tidak pro rakyat, adanya kasus korupsi di lingkar anggota DPR, sampai kenaikan tunjangan yang tidak nalar di tengah kondisi efisiensi," kata Ghaniy saat dihubungi detikJateng, Selasa (26/8/2025).
Ia mengatakan, undangan yang dilayangkan sejak Senin (25/7) malam itu ditujukan kepada seluruh 77 anggota DPR RI dapil Jateng I-X.
"Dapil Jateng I-X itu kan banyak, ada 77. Ketua DPR RI-nya Bu Puan Maharani pun juga Dapil Jateng. Sehingga setiap masing-masing anggota komisi dari 1-13, kami terbuka, mau dari partai manapun, mau dari komisi apapun," ujar Ghaniy.
Ghaniy mengatakan, debat terbuka ini rencananya bakal digelar di kampus Unissula Semarang dengan konsep forum publik. Mahasiswa dan masyarakat dipersilakan hadir menyaksikan jalannya perdebatan.
"Konsepnya debat terbuka, di depan mahasiswa maupun publik. Jadi bukan forum tertutup. Kami ingin ada ruang diskusi langsung antara mahasiswa dengan wakil rakyat," tegasnya.
Hingga kini, pihak BEM KM Unissula masih menunggu respons dari para anggota DPR RI dapil Jateng terkait undangan tersebut.
"Targetnya 3x24 jam, kalau tidak ada respons akan digelar demonstrasi di Semarang," pungkasnya.
(dil/ahr)