PDAM Tirta Moedal Semarang telah menguras air Reservoir Siranda usai ditemukannya mayat pria yang mengambang dalam reservoir itu. Airnya dipastikan dibuang ke saluran air hujan, bukan ke pipa distribusi pelanggan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PDAM Semarang, Yudi Indardo. Ia menyebut, reservoir Siranda terakhir digunakan Maret lalu. Reservoir peninggalan Belanda itu secara berkala dikuras dan airnya dibuang ke saluran air hujan.
"Waktu itu pembersihan satu hari. Kemudian diisi penuh. Kemudian kita ambil sampelnya, sampelnya belum keluar. Tapi kalau pun dibuang itu bukan ke saluran drainase, tapi di saluran air hujan," kata Yudi di Reservoir Siranda, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (22/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reservoir yang dibangun tahun 1912 itu memiliki kapasitas 3.750 meter kubik dengan dua sekat. Namun, sejak beberapa bulan lalu hanya satu sekat yang difungsikan sebagai cadangan untuk perbaikan jaringan di wilayah tertentu.
Yudi menegaskan, Reservoir Siranda terakhir digunakan pada 5 Juli lalu selama kurang lebih 7-8 jam untuk mendukung perbaikan di Semarang Barat.
"Di sini ada juga fasilitas untuk washout. Jadi untuk buang kalau kita lagi bersihin aliran reservoir, kita lagi pelihara, kita buang ke washout, nggak masuk ke pipa untuk disalurkan," terangnya.
"Untuk masuk ke pipa disalurkan ada gate valve-nya. Posisinya sudah tertutup dari Maret, kemudian difungsikan bulan Juli. Berarti dari 5 Juli sudah nggak ada lagi aliran untuk ke para pelanggan," lanjutnya.
Yudi menjelaskan, karena berstatus cadangan, air yang tersimpan di dalam reservoir harus dibuang secara berkala.
"Karena masih berfungsi sebagai backup memang ada air 1-2 meter. Karena ini bangunan air, nggak boleh kosong. Tapi kalau air itu nggak dipakai, misalnya backup-nya sudah terlalu lama, air itu kemudian kita buang berkala," jelasnya.
Ia memastikan, seluruh akses pintu utama reservoir dalam keadaan terkunci rapat. Namun, terdapat ventilasi atau angin-angin di bangunan reservoir yang menjadi satu-satunya tempat masuk.
![]() |
"Reservoir Siranda bentuknya spesifik, di atas itu ada jendela angin-angin, itu sudah terdobrak dua pintu kalau nggak salah. Saya tidak tahu siapa yang mendobrak, apa korban apa orang lain," kata Yudi.
Selain itu, ada pula petugas jaga yang berkeliling Reservoir Siranda. Namun, karena reservoir tidak difungsikan sejak Juli, petugas hanya berkeliling dan tidak berjaga 24 jam penuh.
"Karena di sini tidak difungsikan untuk operasional sehari-hari, jadi yang mengawasi ini cuma petugas jaga aliran. Dia cuma lihat dari sekeliling saja, sehingga memang waktu ada mayat ditemukan nggak tahu," tuturnya.
Penemuan Mayat di Resevoir Siranda
Sebelumnya diberitakan, mayat laki-laki ditemukan di resevoir Siranda Kota Semarang, Sabtu (16/8) lalu. Mayat itu ditemukan mengambang dengan pakaian lengkap termasuk sepatu.
Temuan mayat tersebut berawal dari laporan kehilangan orang yang kemudian ditelusuri berada di resevoir Siranda pada pukul 14.30 WIB. Dari informasi yang diperoleh detikJateng, identitas korban adalah Dion Kusuma Pratama (21) warga Semarang.
Polisi menerima laporan kehilangan orang kemudian melakukan penelusuran dan diketahui dari rekaman CCTV, pada 31 Juli 2025 sekitar pukul 05.00 WIB korban berjalan di dekat resevoir dan memanjat pagar. Polisi kemudian mendatangi resevoir dan ternyata menemukan korban sudah mengambang.
"Itu dari informasi orang hilang, (ternyata) di dalam (resevoir)," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Aris Munandar saat dikonfirmasi detikJateng, Sabtu (16/8/2025).
(dil/ahr)