Sebelum Tewas, Sumyati Korban Gigitan Ular di Brebes Berobat ke Tabib

Sebelum Tewas, Sumyati Korban Gigitan Ular di Brebes Berobat ke Tabib

Imam Suripto - detikJateng
Rabu, 20 Agu 2025 10:17 WIB
Ilustrasi ular kobra
Ilustrasi ular berbisa. Foto: Unsplash/Avinash Uppuluri
Brebes -

Sumyati (57) warga Desa Cinanas, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, tewas setelah digigit ular berbisa. Sebelum meninggal, wanita ini sempat berobat ke seorang tabib setempat yang bernama Kasdi (di berita sebelumnya ditulis Kurdi).

Kadus Karangpucung, Karsun, mengatakan Sumyati datang ke rumah Kasdi sekitar pukul 21.00, Minggu (17/8). Saat itu Sumyati sudah dalam kondisi lemas.

"Kejadian digigit ular habis isya pukul 19.30 WIB. Awalnya Sumiyati tidak ada pengaruh apa-apa, bisa ngobrol biasa, cuma sakit sedikit karena bekas gigitan. Tapi lama kelamaan korban mengalami gejala lemas, keringat dingin. Akhirnya dia diantar ke Tabib Kasdi," kata Karsun saat dihubungi, Rabu (20/8/2025) pagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di rumah tabib yang berusia 80 tahun itu, Sumyati langsung ditangani. Karsun menyaksikan tabib itu beberapa kali menghisap darah dari bekas luka gigitan ular lalu memuntahkannya.

"Seperti sebelum-sebelumnya, penanganan orang yang digigit ular seperti itu, disedot darahnya. Sumyati juga sama, disedot terus dimuntahkan berkali-kali," ungkap Karsun.

ADVERTISEMENT

Meski sudah ditangani tabib, kondisi korban makin memburuk. Keringat dingin makin bercucuran dan badannya lemas.

"Korban mengaku matanya berkunang-kunang dan badannya tambah lemas. Mungkin racunnya sudah menjalar kemana-mana karena sudah satu jam lebih," cerita Karsun.

Melihat kondisi tersebut, akhirnya disepakati untuk membawa Sumyati ke RSUD Bumiayu. Namun tidak lama kemudian korban meninggal dunia pukul 22.30 di rumah sakit.

Menurut Karsun, Kasdi selama ini dikenal mahir mengobati pasien yang terkena racun binatang termasuk ular. Kasdi mengaku juga pernah berobat ke Kasdi saat dirinya digigit ular beberapa waktu lalu.

"Dia memang sudah dikenal sebagai tabib jawa. Banyak yang berobat termasuk saya pernah digigit ular, disedot darahnya juga. Alhamdulillah sembuh," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, salah seorang tetangga Sumyati, Tarsun (51), menuturkan peristiwa gigitan ular itu terjadi pada Minggu (17/8) pukul 19.30 WIB. Saat itu korban hendak salat Isya. Lalu ia melihat seekor ular masuk ke rumahnya.

"Saat akan salat Isya, dia melihat ular di dalam rumah. Sontak dia meraih sapu dan mengusirnya. Tapi malam lari ke bawah lemari," ungkap Tarsun, Selasa (19/8).

Untuk memastikan ular itu mati atau kabur, Sumyati terus memburunya sampai ke bawah lemari. Namun tiba tiba, binatang melata ini muncul dan menyerang balik dengan menggigit kaki Sumyati.

Sumyanti dengan alat yang dipegangnya, terus berusaha untuk membunuh ular tersebut. Meski mendapati luka di kakinya karena digigit, Sumyati akhirnya berhasil membunuh ular yang telah mamatuknya.

Namun, dua jam setelah salat Isya atau sekitar pukul 21.00 WIB, Sumyati mengeluh demam, badan lemas, dan mata berkunang-kunang. Korban kemudian mendatangi tetangganya Kasdi (80)yang dikenal bisa mengobati racun ular.

"Awalnya tidak merasa apa-apa cuma sakit sedikit di kaki. Tapi sekitar jam 21.00 WIB, baru merasakan lemas dan mata berkunang kunang. Dia pun meminta tolong tetangga yang biasa menangani orang digigit ular," terang dia.

Diduga Jenis Kobra

Kepala Desa (Kades) Cinanas, Hensika Cindy Setiawan, menerangkan ular yang menggigit Sumyati mempunyai sisik hitam dan mengkilat. Ia menuturkan kobra dikenal mempunyai bisa yang beracun, dan korban yang terkena bisanya bisa tewas seketika.

"Kalau dari ciri-ciri seperti yang warga lihat itu jenis kobra. Memang bisa ular itu sangat beracun," ungkap Cindy saat dihubungi detikJateng, Selasa (19/8) petang.

Diterangkan Cindy, wilayah Desa Cinanas dikelilingi area hutan dan tegalan. Secara kebetulan, rumah Sumyati berbatasan langsung dengan hutan yang di dalamnya masih banyak binatang buas.

"Semua ada 26 pedukuhan dan kebanyakan berdekatan dengan hutan dan tegalan. Masih sering ditemui binatang liar di hutan," ujarnya.




(dil/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads