Salah satu amalan yang dikerjakan sebagian umat Islam saat Rabu terakhir Safar tiba adalah sholat Rabu Wekasan. Sholat ini punya tata cara khusus dan doa yang khusus pula.
Rabu Wekasan atau biasa juga dikenal dengan istilah Rebo Kasan adalah hari Rabu terakhir bulan Safar. Berdasar Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 dari Kementerian Agama, Rabu Wekasan 2025 jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Disadur laman NU Jawa Timur, menurut Syaikh Ahmad bin Umar ad-Dairabi, Rabu Wekasan adalah waktu ketika ratusan ribu bala turun ke Bumi. Oleh karena itu, sang syaikh menyarankan umat Islam untuk sholat Rabu Wekasan dalam rangka meminta perlindungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini tata cara sholat Rabu Wekasan plus doa dan hukumnya dalam Islam.
Tata Cara Sholat Rabu Wekasan
Berdasar keterangan dari laman NU Jawa Tengah, dalam kitab Kanzun Najah was-Surur karya Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad, dijelaskan bahwa sholat Rabu Wekasan dilaksanakan dengan niat sholat sunnah mutlak. Berikut tata caranya.
1. Berniat Sholat Sunnah Mutlak
Ada dua pandangan seputar niat dalam sholat, yakni sunnah dilafalkan dan tidak perlu dibaca sama sekali. Nabi Muhammad SAW tidak pernah membaca niat, begitu pula para sahabat. Bila detikers mengikuti pandangan pertama, begini bacaan niatnya:
أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushallî sunnatan rak'ataini lillâhi ta'âla
Artinya: "Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta'ala."
2. Membaca Surat Al-Fatihah
Usai membaca doa Iftitah, seperti halnya sholat-sholat lain, detikers meneruskan dengan membaca surat al-Fatihah, sebagai berikut:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ. مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ.
Artinya: "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (1) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (2) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (3) Pemilik hari Pembalasan. (4) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. (5) Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (6) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat." (7)
3. Membaca Surat Al-Kautsar
Kemudian, dilanjut membaca surat al-Kautsar sebanyak 17 kali.
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ. اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ.
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. (1) Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah! (2) Sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)." (3)
4. Membaca Surat Al-Ikhlas
Dilanjutkan surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ. اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ.
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa. (1) Allah tempat meminta segala sesuatu. (2) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (3) serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (4)
5. Membaca Surat Al-Falaq
Diteruskan dengan surat al-Falaq sebanyak 1 kali.
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ. وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ.
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) (1) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, (2) dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, (3) dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), (4) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki." (5)
6. Membaca Surat An-Nas
Terakhir, membaca surat an-Nas sebanyak 1 kali. Dengan demikian, dalam 1 rakaat, yang dibaca adalah surat al-Kautsar 17 kali, surat al-Ikhlas 5 kali, surat al-Falaq 1 kali, dan surat an-Nas 1 kali.
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ. مَلِكِ النَّاسِۙ. اِلٰهِ النَّاسِۙ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ. الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ.
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan manusia, (1) raja manusia, (2) sembahan manusia (3) dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi (4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, (5) dari (golongan) jin dan manusia." (6)
7. Lanjutkan sampai Salam
Setelah selesai membaca surat an-Nas, kemudian lanjut sholat seperti biasanya, mulai dari rukuk hingga bangkit rakaat kedua. Lakukan seperti rakaat pertama, lalu akhiri dengan tahiyat dan salam. Setelah salam, ada doa khusus untuk dibaca. Sholat dua rakaat ini dikerjakan 2 kali sehingga total rakaatnya adalah 4.
Bacaan Doa Sholat Rabu Wekasan
Diambil dari NU Lampung, jika sholat Rabu Wekasan sendiri, begini doa yang dibaca setelah salam:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Adapun jika bersama-sama, doanya adalah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ القوى، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِلُ، يَا مُنْعِمُ يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لا إِلهَ إِلَّا أَنتَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ. اللهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا اليوم. وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ الله وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلا بالله العلي العظيم، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Hukum Sholat Rabu Wekasan dalam Islam
Dirujuk dari laman resmi Pesantren Tebuireng Online, sholat Rabu Wekasan secara terkhusus hukumnya terlarang. Namun, jika diniati sholat sunnah Mutlak, sesuai dengan tata cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, maka tidak mengapa.
Dengan kata lain, sholat tersebut tidak mempersyaratkan jumlah surat yang dibaca. Sebab, Nabi SAW sendiri tidak pernah mengatur jenis surat dan berapa kali bacaannya untuk sholat sunnah Mutlak.
KH Hasyim Asya'ari dengan tegas menyatakan sholat Rabu Wekasan adalah amal terlarang, biarpun diniati sholat sunnah Mutlak. Mengingat, memang tidak ada tuntunannya dalam Al-Quran maupun as-sunnah.
"Tidak boleh berfatwa, mengajak dan melakukan sholat Rebo Wekasan dan sholat hadiah yang disebutkan dalam pertanyaan, karena dua sholat tersebut tidak ada dasarnya dalam syariat. Tendensinya adalah bahwa kitab-kitab yang bisa dibuat pijakan tidak menyebutkannya, seperti kitab al-Taqrib, al-Minhaj al-Qawim, Fath al-Mu'in, al-Tahrir dan kitab seatasnya seperti al-Nihayah, al-Muhadzab dan Ihya' Ulum al-Din. Semua kitab-kitab tersebut tidak ada yang menyebutkannya. Bagi siapapun tidak boleh berdalih kebolehan melakukan kedua sholat tersebut dengan hadits shahih bahwa Nabi bersabda, sholat adalah sebaik-baiknya tempat, perbanyaklah atau sedikitkanlah, karena sesungguhnya hadits tersebut hanya mengarah kepada sholat-sholat yang disyariatkan," terang KH Hasyim Asya'ri.
Di sisi lain, Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki menjelaskan bolehnya sholat Rabu Wekasan jika diniati sholat sunnah mutlak. Wallahu a'lam bish-shawab.
Demikian pembahasan lengkap tata cara sholat Rabu Wekasan. Semoga bermanfaat.
(sto/rih)