PDAM Tirta Moedal Kota Semarang menegaskan reservoir Siranda yang menjadi lokasi penemuan mayat pria, sudah tidak digunakan untuk distribusi air bersih sejak Maret 2025. Warga pun dipastikan tetap aman menggunakan air PDAM.
"Layanan air bersih di Semarang, khususnya di Simpang Lima dan sekitarnya, saat ini berjalan seperti biasa tanpa kendala. Kondisi saat ini reservoir Siranda tidak kami fungsikan," kata Direktur Utama PDAM Tirta Moedal, Yudi Indardo, di Kantor PDAM Semarang, Kecamatan Gajahmungkur, Selasa (19/8/2025).
"Memang sudah sejak Maret tidak kami fungsikan untuk pendistribusi air bersih kita. Fungsinya hanya sebagai cadangan atau backup sistem manakala ada kejadian luar biasa di dalam sistem distribusi kita," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi itu kejadian terakhir 1,5 bulan sebelum peristiwa ini terjadi. Dari akhir Juli sampai Agustus bisa dipastikan selama kejadian peristiwa itu, sistem Siranda memang tidak berkontribusi terhadap distribusi layanan air kita," tuturnya.
Ia menyebut isu yang menyebut pelanggan memakai air tercemar itu tak benar. Pihaknya pun meminta pelanggan PDAM Tirta Moedal diminta tak usah khawatir.
"Saat ditemukan korban itu kedalaman air di angka menuju 2 meter, tidak lebih dari 2 meter. Itu menandakan memang reservoir itu tidak difungsikan. Kalau difungsikan air itu harusnya ada di 5 meter," jelasnya.
Yudi menambahkan pasokan air bersih di Kota Semarang saat ini sepenuhnya bersumber dari Instalasi Pengolahan Air Gajahmungkur dan reservoir Sultan Agung yang baru diaktifkan kembali setelah direvitalisasi.
"Kita sudah lakukan pembersihan, disinfektan murni untuk melakukan pembersihan. Memang saat ini airnya kita naikkan, karena kita ingin semua bagian jalan, air yang terkontaminasi," kata dia.
"Kemudian kita lakukan tes lab untuk memastikan air bersih yang masuk ke dalam reservoir sebagai backup system di ketinggian sekitar maksimal 2 meter itu, adalah air yang sudah aman kalau suatu waktu backup system dibutuhkan lagi di reservoir Siranda," lanjutnya.
Soal keamanan fasilitas, Yudi mengakui ada celah hingga korban bisa masuk. Ke depan, PDAM akan menambah pengawasan dengan memasang CCTV, baik di fasilitas yang masih aktif maupun nonaktif.
"Sebenarnya pagar-pagarnya tergembok rapi sehingga pada saat polisi masuk juga pagarnya harus nunggu kunci gembok dari kami. Korban ini menerobos kayaknya, lewat pagar samping," urainya.
"Sebenarnya di sana ada rumah dinas. Tapi, sekarang memang tidak ada yang menempati dan karena sejak Maret tidak difungsikan, jadi ini memang pemeliharaan atau pengawasannya sifatnya hanya berasal dari petugas pengatur aliran," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, mayat laki-laki ditemukan di resevoir Siranda Kota Semarang. Korban ditemukan mengambang dengan pakaian lengkap termasuk sepatu.
Temuan mayat tersebut berawal dari laporan kehilangan orang yang kemudian ditelusuri berada di resevoir Siranda pada pukul 14.30 WIB siang. Dari informasi yang diperoleh detikJateng, identitas korban adalah Dion Kusuma Pratama (21) warga Semarang.
Polisi menerima laporan kehilangan orang kemudian melakukan penelusuran dan diketahui dari rekaman CCTV, pada 31 Juli 2025 sekitar pukul 05.00 WIB korban berjalan di dekat resevoir dan memanjat pagar. Polisi kemudian mendatangi resevoir dan ternyata menemukan korban sudah mengambang.
"Itu dari informasi orang hilang, (ternyata) di dalam (resevoir)," kata Wakasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Aris Munandar saat dimintai konfirmasi detikJateng, Sabtu (16/8).
(ams/aku)